Love And War - Bab 11 Mencari Orang Untuk Menyelesaikannya
“Apa maksudmu?”
Laura Ding berdiri, “Ya memang, selama Jovian ada disana, kita tidak bisa menyentuh Helen si jalang itu, tapi Jovian adalah presdir dari Shengyuan Real Estate. Dia tidak mungkin bisa terus menjaga Helen di rumah sakit. Selama kita terus memperhatikan keberadaan dan keadaan Helen, kita pasti akan bisa menunggu sampai Jovian tak ada disana, waktu kita jelas lebih banyak darinya.”
Setelah mengatakan itu, Laura Ding berbaring di pelukan Wilson Qi, dan tangan Wilson Qi mulai membelai wajahnya, “Tak ku sangka kamu bisa memiliki banyak ide, ya sudah begitu saja, besok aku dan anggota gangsterku akan pergi kesana melihat keadaan.”
Pukul 8 malam, Rumah sakit pusat, ruang rawat Helen Guan.
Sejak mengusir Wilson Qi, Jovian Zheng terus berada di ruang rawat Helen Guan, dengan tangan di dalam saku celana, berdiri di tepi jendela, memandangi pemandangan malam kota B.
Helen Guan melihat punggung Jovian Zheng yang lurus, dan setelan hitam buatan tangan Frsdank semakin menonjolkan sosoknya yang tinggi.
Karena Jovian Zheng tidak mengajaknya berbicara, Helen Guan secara natural merasa begini lebih baik, karena dia juga tidak tahu bagaimana memecah keheningan ini, jadi lebih baik melihat punggung Jovian Zheng saja.
Di seluruh ruangan, selain suara peralatan medis, hanya terdengar suara jam dinding yang berdetak setiap detik.
Sekitar 10 menit kemudian, Jovian Zheng berbalik, “Hari ini aku sedikit impulsif. Tapi untunglah kamu akhirnya baik-baik saja, kalau nanti ada apa-apa lagi, kamu bisa meneleponku. Waktunya sudah tidak pagi lagi, istirahatlah.”
Setelah selesai mengatakan itu, Jovian Zheng mengambil lembar laporan yang salah yang diletakkan di atas meja dan melemparkannya ke tempat sampah.
Tepat ketika Jovian Zheng meletakkan tangannya di pegangan pintu, Helen Guan memanggilnya.
“Em, hari ini terima kasih ya, tapi kamu tidak harus melakukan semua itu, karena kita lagi pula hanya berpura-pura dan tidak...”
Tiba-tiba, Helen Guan menyadari kalau dia telah mengatakan sesuatu yang salah, dan beberapa rona merah muncul di wajahnya.
Melihat Helen Guan yang malu, Jovian Zheng tersenyum tipis, dan menarik tangannya dari pegangan pintu.
“Siapa bilang tidak, bukankah kita sudah memiliki hubungan?”
Mengingat hari itu, Jovian Zheng juga merasa kalau dirinya begitu impulsif, tapi sekarang tidak ada gunanya meminta maaf, jadi dia sengaja mengubah topik pembicaraan, “Masih ada yang ingin di bicarakan lagi tidak?”
Helen Guan mengangguk, “Oh ya, aku masih tidak mengerti. Setelah terjadi banyak hal, aku malah menjadi semakin bingung, mengapa kamu mau membantuku? Mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini?”
Jovian Zheng tidak langsung menjawabnya, kenapa? Dia sendiri tidak yakin kenapa, dia hanya merasa Helen Guan sangat mirip dengan seseorang di masa lalu. Tapi kalau dia mengatakannya, itu pasti akan menjadi bahan lelucon bagi Helen Guan.
Jam dinding di ruangan menunjuk ke jam 8.15 pada jam-jam ini dokter biasanya akan datang untuk memeriksa dan membawa obat untuk diminum pada malam hari.
“Tok tok tok..”
Mendengar ketukan pintu, Jovian Zheng melangkah mundur, “Silahkan masuk.”
Suster masuk terlebih dahulu mendorong gerobak obat, diikuti oleh direktur rumah sakit dan dokter yang bertanggung jawab atas kebidanan dan ginekologi.
“Presdir Zheng.”
Di seluruh kota B, meskipun Jovian Zheng tidak sering muncul, tapi beberapa orang yang punya nama dan memiliki pendidikan tinggi sudah pernah bertemu dengannya.
“Kalian mulai saja, aku harap keberadaanku tidak mengganggu kerja kalian.” Jovian Zheng duduk di kursi dan memberi isyarat agar mereka melanjutkan tugas mereka.
Karena Helen Guan hanya menderita anemia, jadi setelah beristirahat 1 hari tubuhnya sudah tidak ada masalah besar lagi, jadi pemeriksakan diri dengan cepat berakhir, dia kemudian meminum obat untuk memulihkan tubuh, dan setelah memberi penjelasan singkat dokter pergi dari sana.
“Bagaimana, keadaan tubuh baik-baik saja kan.” Tanya Jovian Zheng.
“Tentu saja baik-baik saja, aku dari siang sudah baik-baik saja, besok pagi sudah bisa keluar dari rumah sakit.”
Helen Guan pada awalnya memang bukan wanita yang manja, lagi pula, kehidupannya tidak mungkin membiarkannya hidup dengan manja seperti itu.
Jovian Zheng kemudian mengangguk, “Ya sudah pemeriksaanmu juga sudah beres, aku pergi dulu.”
Saat berjalan sampai di depan pintu, Jovian Zheng menghentikan langkahnya, “Pertanyaan yang barusan kamu tanyakan itu, mungkin karena memang sudah takdirnya.”
Kemudian menutup pintu ruangan, di dalam ruangan VVIP rumah sakit Pusat kini hanya tersisa Helen Guan sendiri.
Malam, masih terus berlanjut.
Pukul 9 pagi.
Wilson Qi dan Laura Ding kemarin malam sudah membahas rencana pembalasan dendam, dan merencanakan pembalasan dan pemberian pelajaran pada Helen Guan di hari ini, mereka tidak hanya akan membalas dendam untuk yang kemarin, tetapi juga untuk mendapatkan uang pembongkaran rumah secepat mungkin, karena uang itu bukan uang dalam jumlah yang kecil.
Pukul 6 lewat, Wilson Qi memanggil sekelompok gangsternya untuk bersiap lebih awal, tetapi meskipun Jovian Zheng pergi, tapi pengawalnya, Tono masih menjaga disana.
Karena Jovian Zheng tahu kalau Wilson Qi tidak akan menyerah, dia meninggalkan Tono pengawalnya untuk melindungi keselamatan Helen Guan dan mencegah Wilson Qi membuat masalah disana.
Meski disana hanya ada Tono seorang, tapi dia adalah lulusan Akademi Kepolisian Pusat. Dalam acara kelulusannya, Jovian Zheng yang merupakan tamu kehormatan di kantor kepolisian langsung tertarik dengannya.
Sejak saat itu Tono mulai ikut kerja di belakang Jovian Zheng. 4 tahun berlalu. Dalam 4 tahun ini, Tono tidak tahu berapa banyak tongkat yang telah dia bantu untuk Jovian Zheng, hingga saat ini lahirlah perusahaan Shengyuan.
Wilson Qi kemarin juga sudah merasakan tinjuan Tono, jadi meskipun dia sendirian, Wilson Qi tidak akan berani maju lagi.
Ujung koridor rumah sakit.
“Wilson, kenapa kita masih tidak mulai juga? Bukankah dia cuma sendirian? Kita ada 10 orang lebih, masa masih takut tidak berhasil mengalahkannya.”
Anggota gangster yang datang dengan Wilson Qi jelas tidak bisa menunggu lebih lama dan mencerca Wilson Qi dengan pertanyaan ini.
Mendengar satu anggota mendesaknya untuk segera melakukannya, Wilson Qi menoleh menatapnya, dan mengangkat sudut mulutnya, “Bro, kalau kamu mau maju, aku tidak akan menghentikanmu, tapi nanti jangan salahkan aku dan bilang aku tidak mengingatkanmu ya. Karena setelah itu terjadi, kamu setidaknya akan bisa tinggal di sini selama setengah bulan.”
Setelah Wilson Qi mengatakan ini, dia menelan air ludahnya dan diam-diam kembali ke kursinya.
“Aku tidak percaya kamu bisa berdiri seharian disini.” Dia sih tidak takut untuk menunggu, hanya di rumah sakit ini tidak boleh merokok, hanya duduk diam seperti ini sungguh membosankan.
Di saat Wilson Qi sudah tidak tahan untuk terus menunggu lagi, dia dari kejauhan melihat Tono mengangkat telepon, setelah mematikan teleponnya dia pergi meninggalkan tempatnya.
“Bro, kita bisa pergi sekarang, lihat pintu sana anjingnya sudah pergi, ayo cepat manfaatkan waktu yang ada.”
Sekelompok orang itu sudah lelah menunggu, melihat di depan pintu sana sudah tidak ada pengawal dan di dalam ruang rawat sana hanya ada seorang wanita lemah, mereka sedikitpun tak merasa kasihan dan bergegas menghampiri target.
Helen Guan sedang berbaring di ranjang rumah sakit, di tangannya memegang majalah yang di sediakan oleh pihak rumah sakit kemudian membacanya untuk membunuh waktu.
Pada saat ini pintu tiba-tiba terbuka, Helen Guan mengangkat kepalanya, tapi malah melihat orang yang paling tidak ingin dia lihat.
“Untuk apa kamu datang kesini?”
Dari suara Helen Guan tidak terdengar ketakutan, hanya ada nada suara tidak senang dan sindiran.
Mereka segerombolan masuk, Wilson Qi kira Helen Guan melihat itu akan ketakutan langsung bersembunyi di balik selimut, tapi setelah masuk dia malah melihatnya begitu tenang.
“Aku datang kesini untuk apa kamu masih tidak tahu? Aku sudah bilang jangan ikut campur masalah pembongkaran rumah, walaupun kamu memiliki cabang yang tinggi, tapi aku akan tetap mengambil kembali apa yang telah menjadi milikku.”
Sambil mengatakan itu, dia mengeluarkan pisau yang tersembunyi di pinggangnya.
“Apa yang kalian lakukan? Cepat keluar, kalau tidak aku akan memanggil polisi.” Petugas keamanan di rumah sakit berdiri di depan ruangan.
Ternyata saat sekelompok mereka masuk, petugas keamanan sudah melihat dari CCTV. Untuk alasan keamanan, petugas keamanan langsunh datang untuk melihat apa yang terjadi.
Dan benar saja ada masalah disana.
“Kalian memangnya tidak tahu tempat apa ini? Kalau kalian tidak pergi juga maka akan ada hukuman yang akan kalian terima nanti.”
Saat petugas keamanan mengatakan itu, tim petugas keamanan lainnya juga bergegas datang. Awalnya, para komplotan itu awalnya masih memiliki keunggulan dalam jumlah, tapi ketika jumlahnya seimbang, mereka langsung terlihat kecut.
“Wilson, ayo pergi, tetap berada di sinipun kita tidak bisa berbuat apa-apa, dan semakin lama jumlah mereka semakin banyak, nanti kita yang akan rugi.”
Awalnya mereka sudah panik, begitu mereka mendengar seseorang mengemukakan pendapatnya, semua orang langsung setuju. Sekarang mereka hanya menunggu seseorang untuk memimpin dan maju keluar.
Wilson Qi tidak bisa menerima itu, tapi dia tidak ada cara lain, “Helen, bagus kamu ya. Tapi ingat walau hari ini ada orang yang melindungimu, tapi aku tidak percaya, kamu akan selalu beruntung sepanjang waktu, teman-temanku, maaf untuk hari ini. Ayo pergi.”
Setelah mengatakan itu, dia menoleh dan menemukan kalau teman-temannya semuanya telah pergi.Hanya tersisa dia dan Helen Guan di ruangan itu, dan ada lebih dari selusin petugas keamanan di pintu.
“Simpan pisaumu dan jangan sakiti dirimu sendiri.” Helen Guan menundukkan kepalanya dan terus membaca majalahnya, dia mengabaikan keberadaan Wilson Qi menganggapnya seolah tidak ada.
Benar kata Helen Guan, karena tanpa teman-temannya, Wilson Qi yang panik hampir memotong bajunya sendiri ketika meletakkan pisau kembali ke pinggangnya.
Langkah kaki di koridor terdengar semakin jauh, Helen Guan mengangkat kepalanya dan melihat ke petugas keamanan di pintu, “Terima kasih, kalau kalian tidak datang, aku benar-benar tidak tahu bagaimana menangani mereka.”
Kelala petugas keamanan masuk, “Nona Guan tidak perlu berterima kasih. Ini adalah tanggung jawab dan tugas kami untuk melindungi keselamatan pasien. Kalau kami datang terlambat, Presdir Zheng pasti tidak akan mengampuni kami. Nona Guan, silahkan istirahat, kami pergi dulu.”
“Baik.” Helen Guan menganggukan kepala berterima kasih pada mereka.
Di luar rumah sakit, Wilson Qi dan sekelompok orang saling berkumpul.
“Wilson, lain kali kalau panggil kami bisa tidak lihat keadaannya dulu, bukannya kami tidak mau membantu, tapi dalam keadaan seperti ini siapa yang berani bertindak.”
“Maaf, maaf sekali bro, ayo ayo, siang ini aku akan mentraktir kalian makan.”
Kalau hari ini tidak mentraktir mereka makan, Wilson Qi tahu dirinya nanti tidak bisa hidup dan mengandalkan mereka lagi.
Tak lama kemudian, Helen Guan mendengar ada orang yang mengetuk pintu.
“Masuk.”
Saat pintu terbuka, Tono masuk ke dalam.
“Ada apa?” Tanya Helen Guan.
Tono membungkuk 90 derajat ke arah Helen Guan, “Nona Guan, maafkan aku, Presdir Zheng tadi mencariku ada urusan, dan mereka memanfaatkan kepergianku datang mencarimu, maafkan aku.”
Saat mengatakan itu, Tono terus membungkuk, dan sepertinya kalau Helen Guan tidak menjawab dan memaafkannya, dia tidak akan menegakkan tubuhnya dan akan terus seperti itu.
“Seharusnya aku yang berterima kasih, kata dokter barusan, kamu semalaman berdiri di pintu menjagaku, sudah tak apa, pergi lah.” Ketika mengingat itu Helen Guan menjadi terharu.
“Baik.”
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanEverything i know about love
Shinta CharitySiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiThis Isn't Love
YuyuThe Gravity between Us
Vella PinkyLove And War×
- Bab 1 Berhubungan Di Tempat Tidurnya
- Bab 2 Bagaimana Kalau Aku Tidak Mau Pergi?
- Bab 3 Syarat
- Bab 4 Ayo Pergi, Aku Akan Membawamu Pulang
- Bab 5 Menyingkir Dari Sini
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Mengorbankan Diriku
- Bab 8 Marah
- Bab 9 Menguasai
- Bab 10 Salah Paham
- Bab 11 Mencari Orang Untuk Menyelesaikannya
- Bab 12 Pergi Ke Taman Hiburan
- Bab 13 Lelaki Misterius Yang Memakai Masker
- Bab 14 Mengundurkan Diri
- Bab 15 Pertengkaran Pecah
- Bab 16 Tubuh Dan Pikiran Yang Lelah
- Bab 17 Awal Bertemu Dengan Cindy Yao
- Bab 18 Hak Suara
- Bab 19 Perjalanan Di Yunnan
- Bab 20 Pertemuan Di Kuil Chongsheng
- Bab 21 Kastil Tua
- Bab 22 Kembali Ke Kota B
- Bab 23 Kenangan Yang Menyakitkan
- Bab 24 Di Jebak
- Bab 25 Perusahaan Yao
- Bab 26 Kalung Rubi
- Bab 27 Bunga Universitas A
- Bab 28 Dan Dia Adalah Wilson Qi
- Bab 29 Wawancara
- Bab 30 3.000.000 Yuan
- Bab 31 Video Yang Tidak Senonoh
- Bab 32 Aku Akan Menikahimu
- Bab 33 Mengunjungi Keluarga Yao
- Bab 34 Akta Nikah
- Bab 35 Beri Kamu Pekerjaan
- Bab 36 Perusahaan Shengyuan
- Bab 37 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 38 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 39 Kontrak Kerjasama
- Bab 40 Mencari Kebenaran