Love And War - Bab 17 Awal Bertemu Dengan Cindy Yao

Sesampainya di bandara dan pergi mengambil tiket, Helen Guan tiba-tiba menyadari kalau kartu identitasnya tidak dapat dikenali. Mesin tiket otomatis menampilkan: Maaf akun anda telah dibekukan, harap pergi ke bank untuk mencairkannya kembali.

Semua ini terjadi pasti karena ulah rentenir itu. Mereka takut Helen Guan akan menyelinap pergi, jadi sengaja pergi ke bank dan memblokir informasi pribadi Helen Guan.

Untungnya, dia datang lebih awal, kalau dia malam hari baru tahu, dia pasti susah untuk menemukan hotel.

Walau tidak bisa naik pesawat, tetapi dia bisa naik bus. Meski jaraknya jauh dari kota B, tapi sekarang dia hanya mempunyai cara ini.

Helen Guan menarik barang bawaannya, naik ke dalam taksi.

Saat naik taksi, Helen Guan dari radio taksi mendengar kejadian yang terjadi di perusahaan Real Estate Shengyuan kemarin.

Ternyata dini hari tadi Tono membawa seseorang ke tempat Wilson Qi, dia membawa Wilson Qi dan Laura Ding keluar secara paksa, dan kemudian mengosongkan semua yang ada di ruangan itu. Ekskavator tak lama langsung merobohkan rumahnya.

Menurut laporan, perusahaan Real Estate Shengyuan total membayar 20.000.000 Yuan kepada Wilson Qi. Tapi Wilson Qi tidak menyangka malah menundanya sampai akhir.

Rumah tersebut awalnya milik orang tua Helen Guan, kemudian ketika Helen Guan menikah dengan Wilson Qi, sertifikat real estatenya selalu berada di tangan Wilson Qi.

20.000.000 Yuan ini termasuk murah untuk melepaskan Wilson Qi.

Tapi ini harusnya hasil yang terbaik. Perkembangan sampai saat ini sudah diluar dari ekspektasi semula. Kalau Helen Guan ada disana, mungkin Wilson Qi tidak mungkin mendapatkan uangnya, tapi sekarang Helen Guan akan meninggalkan Kota B, dan semuanya tidak ada hubungannya dengan dia.

Setelah mendapatkan uang pembongkaran, Wilson Qi harusnya tidak akan terus mencari masalah dengan dirinya lagi.

Di saat Helen Guan sedang memikirkan masalah ini, hpnya tiba-tiba berdering.

Melihat nomornya, masih nomor kemarin malam.

Helen Guan menolak panggilannya dan langsung menon-aktifkan hpnya.

“Kartu bankku sekarang sudah dibekukan, tapi nomor telepon kenapa masih aktif.” Pada saat ini Helen Guan berharap orang yang memblokir semua aksesnya bisa melakukan sampai akhir tidak setengah-setengah.

Di terminal bus membeli tiket juga membutuhkan kartu identitas, hanya kalau harga yang dikeluarkan tinggi, tidak perlu kartu identitas juga bisa mendapatkan tiket, ya tentu membelinya harus lewat belakang.

Sebelum masuk ke terminal, Helen Guan sudah melihat di depan sana banyak calo berdiri disana.

Helen Guan melangkah maju dan bertanya apakah ada tiket ke Yunnan. Lelaki paruh baya itu mengangguk, lalu menggeledah tas punggungnya, seperti bermain trik sulap, dia mengeluarkan selembar tiket bus ke Yunnan dengan sekali perjalanan langsung tiba tanpa transit.

Dia menanyakan harganya, harganya ternyata hanya 50 yuan lebih mahal dari harga loket. Lelaki paruh baya itu tampaknya sangat tulus dan tidak menaikkan harga terlalu banyak.

Sebelum berangkat, Helen Guan mengucapkan terima kasih, lelaki paruh baya itu sangat pemalu, menggaruk kepalanya, dan mengatakan tidak usah sungkan.

Meski hanya kalimat sopan santun, Helen Guan merasa ucapan terima kasih ini seharusnya jarang dia dengar, karena sangat sedikit orang yang mengucapkan terima kasih kepada para calo. Dan kebanyakan dari mereka sering dikejar oleh polisi dan sering mendapat cacian dari masyarakat.

Sampai saat ini pandangan Helen Guan pada para calo terdapat beberapa perubahan, ketika kamu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, maka yang kamu lihat seringkali berbeda dengan biasanya.

Helen Guan saat ini merasa para calo itu benar-benar sekelompok orang yang tidak boleh hilang, tanpa mereka terminal bus tidak akan bisa menampung para narapidana yang hendak melarikan diri, ya seperti dirinya saat ini.

Dalam hidup pasti ada masanya manusia berpikir seperti itu.

Melangkah masuk ke terminal, Helen Guan menemukan sudut di mana tidak ada orang yang duduk, karena dia baru saja menutup telepon dari rentenir. Helen Guan yakin mereka sekarang pasti sedang sibuk mencari dirinya.

Dia sekarang hanya perlu menunggu setengah jam sampai bus jarak jauh berangkat untuk menjauhkan dirinya dari tempat ini.

Mengeluarkan hpnya, Helen Guan baru menyadari kalau hpnya tadi sudah dia matikan, dia dari pagi belum makan, dan sekarang setelah berhenti dia baru merasakan rasa lapar di perutnya.

Setelah melihat sekeliling dan memastikan kalau tidak ada bahaya, Helen Guan berdiri dan berjalan ke terminal depan untuk membeli roti, karena perjalanannya nanti jauh dan akan memakan waktu sehari dua malam dari pemberangkatan sampai tujuan.

Oleh karena itu, wajar untuknya membeli sesuatu untuk dimakan di perjalanan nanti.

Dia yang awalnya tidak ada uang, dan harga di terminal yang lebih mahal Setelah membeli makanan, Helen Guan sekarang hanya punya beberapa ratus Yuan.

Tetapi dia tidak memiliki pikiran untuk menyerah. Meskipun dia hanya memiliki beberapa ratus Yuan, dia tetap tidak ingin tinggal di tempat ini. Meskipun Yunnan jauh, tapi itu adalah tempat tinggal yang bebas.

Seperti yang dipikirkan Helen Guan, saat bus akan berangkat, dia melihat beberapa orang bergegas masuk dari pintu masuk terminal. Setelah mereka masuk, mereka mulai melakukan pencarian.

“Mati lah.” Helen Guan terkejut. Orang-orang ini mungkin datang mencarinya. Kalau dia tertangkap, maka dia tidak bisa pergi.

Melihat sekeliling ruang tunggu, satu-satunya tempat bersembunyi adalah toilet. Karena yang datang untuk mencarinya semuanya laki-laki, mereka tidak masuk ke toilet perempuan.

Tanpa pikir panjang, Helen Guan menyelinap masuk ke toilet dan bersembunyi di balik pintu. Tapi dia tidak bisa terus bersembunyi seperti ini, karena bus yang menuju ke Yunnan akan segera berangkat, dan dia harus keluar dan cek tiket dan masuk ke bus.

Helen Guan melihat jamnya, kurang dari 5 menit sebelum waktu keberangkatan. Siaran ruang tunggu di luar sudah mulai berbunyi mengingatkan penumpang untuk mengecek tiketnya.

3 menit kemudian, hanya 2 menit dari waktu bus berangkat. Dja tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dia harus keluar sekarang, kalau tidak dia tidak tahu menunggu sampai kapan lagi.

Dengan memberanikan diri, Helen Guan menjulurkan kepalanya diam-diam mengamati situasi di luar.

“Apa yang kamu lakukan disini.”

Helen Guan, yang sangat gugup, terkejut saat mendengar seseorang berbicara di belakangnya.

Helen Guan menoleh dan menemukan seorang wanita berdiri di depannya, dia mengenakan mantel kulit hitam dengan rambut diikat ekor kuda, terlihat seperti tokoh utama dalam novel.

“Aku, aku mau pergi ke Yunnan. Busnya akan berangkat, tapi seseorang di luar memperhatikanku dan aku tidak bisa keluar.”

Mungkin orang ini terlihat seperti seorang penyelamat, sehingga Helen Guan bisa tanpa alasan mempercayainya.

“Oh, jangan khawatir, aku punya cara.”

Setelah mengetahui situasi Helen Guan, dia tersenyum lembut, terlihat percaya diri.

Setelah itu dia mengeluarkan tas kosmetiknya, yang juga berisi banyak barang, seperti wig dan jenggot palsu.

“Kamu kenapa bisa membawa barang-barang seperti ini?” Helen Guan yang melihatnya sangat terkejut. Seorang wanita memakai wig masih bisa di maklumi, tapi kenapa dia harus memakai janggut palsu juga.

“Cepat jangan bergerak, atau kamu tidak akan punya cukup waktu untuk naik. Kita berdua kebetulan berada di bus yang sama. Hal ini nanti bisa kita bicarakan di dalam bus.”

Sambil mengatakan itu dia membantu Helen Guan melakukan penyamaran, dia pertama-tama memasangkan Helen Guan wig, kemudian mengeluarkan pensil alis, tak lama, make-upnya selesai.

“Bagaimana?” Tanyanya.

Helen Guan melihat cermin, orang yang ada di cermin, dia sungguh tidak bisa percaya, hanya dalam 1 menit, dia bisa berubah menjadi orang lain.

“Kamu hebat sekali.”

Dia menarik tangan Helen Guan keluar dari sana, “Sekarang bukan waktunya memuji aku, cepat naik ke bus.”

Dan dengan begitu tangannya di tarik keluar bersamanya.

Benar saja, orang-orang itu masih belum pergi, bahkan ada 2 orang yang menunggu di tempat pengecekan tiket dan memeriksa orang satu-satu.

Meski sudah make-up, Helen Guan masih sedikit cemas, saat berjalan menuju gerbang tiket, kedua orang yang berdiri di depan memandang ke arah Helen Guan dan membandingkan foto di tangannya, tapi mereka akhirnya masih tidak mengenali Helen Guan.

Helen Guan berjalan melewati gerbang tiket dengan gemetar. Setelah keluar dari gerbang tiket, bus yang menuju Yunnan baru saja berangkat. Sambil menarik koper, Helen Guan berlari masuk ke dalam bus bersamanya.

Setelah masuk ke dalam sana, keduanya terlihat terengah-engah.

“Aku masih tidak tahu siapa namamu?”

Helen Guan duduk di kursinya, baru kemudian ingat kalau dia tidak tahu namanya.

“Namaku Cindy Yao, dan namaku diberikan oleh kakekku.”

“Namaku Helen Guan, yang tadi terima kasih banyak ya.”

Setelah memperkenalkan diri, keduanya berjabat tangan.Perjalanan dari Kota B ke Yunnan sangatlah jauh, setelah memiliki teman perjalanannya keduanya jadi tidak merasa kesepian.

“Ngomong-ngomong, kenapa ada orang yang mengejarmu? Menurutku kamu tidak terlihat seperti orang jahat. Apakah kamu bisa memberitahuku?”

Apakah dia bisa memberitahunya? Secara logika, tanpa Cindy Yao, dia mungkin akan tetap bersembunyi di toilet, tetapi masalah ini terlalu rumit, bahkan kalau dia ingin membicarakannya, dia tidak tahu harus mulai dari mana.

“Kamu bagaimana bisa tahu kalau aku bukan orang jahat?” Tanya Helen Guan.

Cindy Yao dari tasnya mengeluarkan 2 botol air, lalu menyodorkan sebotolnya pada Helen Guan.

“Aku telah berkelana di luar selama bertahun-tahun, aku telah melihat banyak pemandangan yang berbeda, dan aku telah melihat hati banyak orang. Jadi aku pikir aku sangat akurat dalam melihat orang.”

Helen Guan mengambil air yang disodorkan Cindy Yao dan meminumnya, dari pagi sampai sekarang, dia masih belum minum air sedikitpun.

“Hal-hal ini terlalu rumit, aku nanti akan pelan-pelan memberitahumu.”

Karena Helen Guan tidak mau bicara, Cindy Yao tidak lagi bertanya, kedua orang itu mulai mengobrol banyak hal, dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Tanpa disadari, langit di luar bus menjadi gelap, langit penuh bintang, dan bulan baru tinggi.

Ini adalah pemandangan indah yang tidak bisa dilihat di kota.

Ketika Helen Guan sedang menikmati keindahan langit malam, Jovian Zheng sebaliknya saat ini sangat marah.

“Apa yang kalian semua ini lakukan, bukankah aku sudah menyuruhmu melihat Maggie, tapi sekarang kalian kembali memberitahuku kalau dia hilang, ada begitu banyak orang tapi tidak ada satupun yang bisa menemukannya.”

Sekelompok orang berdiri di depan Jovian Zheng, menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa.

Ternyata di terminal sore tadi bukan rentenir yang mencari Helen Guan, tapi adalah orang-orang Jovian Zheng.

Jovian Zheng bertengkar dengan Helen Guan tadi malam dan mengangkat meja di depannya. Saat bangun pagi dia menyesal, karena dia telah mencari Maggie Ye selama setahun, dan sekarang setelah dengan sulit menemukannya dia malah membuatnya pergi darinya.

Pagi-pagi sekali, Jovian Zheng meminta seseorang untuk pergi ke perusahaan Helen Guan mencarinya, tetapi bos perusahaan tersebut memberi tahu Jovian Zheng kalau Helen Guan beberapa hari yang lalu baru saja mengundurkan diri dari perusahaan.

Jovian Zheng kemudian mencari rumah yang disewa Helen Guan, Pemilik rumah mengatakan kalau Helen Guan telah pergi pagi ini.

Menyadari ada yang tidak beres, Jovian Zheng segera mengirim orang untuk mencari Helen Guan, mencari di semua bandara serta terminal bus jarak jauh di kota B.

Kalau Helen Guan tahu Jovian Zheng sedang mencarinya, Helen Guan mungkin tidak akan pergi, tetapi semua ini menjadi berantakan dengan kemunculan Cindy Yao yang tiba-tiba.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu