Love And War - Bab 21 Kastil Tua

“Kamu tunggu di sini, aku akan menelepon Cindy untuk datang menjemputmu.”

“Baik.”

Jovian Zheng berjalan ke arah pohon yang tidak jauh dari sana dan menelepon Cindy Yao.

“Hp Helen hilang. Aku malam ini sedang ada urusan dengannya. Nanti Tono yang akan mengantarmu kembali ke hotel.” Nada bicara Jovian Zheng tidak seperti sedang berdiskusi, tapi seperti pemberitahuan.

“Hpnya kenapa bisa hilang?” Tanya Cindy Yao heran.

“Sudah, masalah ini tidak usah kamu urusi.”

“Ya sudah, baiklah kalau begitu.” Cindy Yao hanya bisa pasrah, “Kalau begitu tolong jaga dia baik-baik. Aku hari ini juga agak tidak nyaman, jadi mau pulang dulu. Kamu bilang ke Whitey aku besok akan mengajaknya bermain lagi.”

“Ya.” Jovian Zheng menutup telepon dan berjalan ke arah Helen Guan.

“Ayo pergi, Cindy bilang dia sudah pulang duluan, aku yang akan mengantarmu pulang.” Jovian Zheng mengatakan kebohongan itu tanpa terlihat gugup.

Helen Guan terlihat ragu, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana meladeni laki-laki ini. Dan akhirnya hanya bisa menganggukkan kepala.

Setelah masuk ke dalam mobil, Jovian Zheng langsung melajukan mobilnya.

Setelah perjalanan yang Helen Guan tidak tahu seberapa jauh jaraknya, dia tiba-tiba menyadari kalau ini bukanlah jalan menuju hotel, kemudian dengan panik berkata, “Kamu mau membawaku kemana? Cindy dimana, aku mau mencari Cindy.”

“Sekarang baru merasa takut?” Jovian Zheng tidak bermaksud untuk memperlambat laju mobilnya sama sekali. “Sudah terlambat.”

“Berhenti, cepat berhenti, aku mau turun!”

Jovian Zheng tidak bergerak dan mendengarkan katanya.

Helen Guan akhirnya menyerah. Dia tidak punya apa-apa dan tidak punya tempat untuk pergi, memangnya apa yang bisa dilakukan Jovian Zheng padanya?

Mobil akhirnya berhenti di kastil tua di dekat danau Erhai, sebuah kastil romantis ala Prancis.

Vila pribadi Jovian Zheng.

Maggie Ye kalau mengunjungi tempat ini biasanya sangat menyukai kastil ini, oleh karena itu Jovian Zheng diam-diam membelinya dan menyiapkannya sebagai hadiah untuk diberikan kepada Maggie Ye. Namun karena rentetan kejadian yang terjadi setelah itu, pemberian hadiah ini sampai detik ini gagal diberikan.

Saat Jovian Zheng membawa Helen Guan masuk ke kastil, wajah Helen Guan begitu terkejut.

Di ruang tamu, perapian tinggi yang terbuat dari marmer putih terlihat paling mencolok. Meskipun kayu bakar asli sudah tidak digunakan lagi, tapi ada penjepit kompor di samping pajangan.

Meskipun Helen Guan tidak memahami hal-hal ini, tapi dia masih terlihat sangat menghayati dan memiliki feel atas semua ini. Ini mungkin karena kekuatan desainer yang besar. Meskipun orang biasa tidak tahu bagaimana untuk menghargai sebuah karya tapi dia dapat membuat orang itu merasakan pesonanya.

Setelah memasuki pintu ruang tamu disana terdapat sofa kulit bergaya eropa, di belakang sofa terdapat tangga double walking yang memanjang dari kiri ke kanan hingga ke lantai dua.

Helen Guan tercengang, “Wah, ini sangat indah, seperti di negeri dongeng.”

Jovian Zheng memandangnya, “Itu yang kamu katakan saat pertama kali melihat kastil ini.”

Helen Guan berhenti berbicara karena dia tidak ingat apapun.

“Ayo pergi, naik dan lihat ke atas. Kastil ini memiliki benda-benda lain dari lantai satu ini, dan kamu bisa melihat pemandangan indah yang berbeda di lantai dua.”

Setelah mengatakan itu Jovian Zheng membawanya ke atas.

Sampai di lantai dua, Jovian Zheng membawa Helen Guan ke kamar tidur.

Entah pernah mendengarnya dari mana, tapi Helen Guan masih ingat seseorang berkata kalau kamar tidur adalah tempat untuk memasuki mimpi yang indah.

Cahayanya lembut, dan dindingnya berupa lukisan dinding yang elegan. Tirai merah muda pucat menutupi sebagian tempat tidur putih, dan dengan samar-samar bisa melihat kepala tempat tidur berukir kayu.

Helen Guan tercengang.

Dia seperti tengah berjalan ke negeri dongeng. Dalam kesan Helen Guan, kastil itu hanya milik pangeran dan putri, bukan tempat yang seharusnya ada di dunia nyata. Tapi hari ini, dia menyadari kalau pengetahuannya masih terbatas.

“Kamu...Kenapa membawaku ke sini?”

“Kastil ini awalnya adalah kado ulang tahun untukmu. Tapi tragedi tak di duga terjadi, kamu kehilangan ingatan dan melupakan segalanya.” Jovian Zheng terlihat sedih.

Helen Guan untuk kesekian kali tidak bisa berkata-kata.

Helen Guan menyadari kalau dia hari ini sudah banyak diam.

Jovian Zheng tidak bisa memasak, jadi Helen Guan membuatkan makan malam untuknya. Steak panggang dan salad.

Jovian Zheng menggigitnya kemudian tak bergerak lagi.

Helen Guan dengan tidak tenang bertanya: “Tidak sesuai selera ya?”

Jovian Zheng menggelengkan kepala: “Bukan.”

Dia hanya merasa segalanya tak seperti nyata. Rasa yang sama, orang yang sudah 1 tahun menghilang, kini berada di depan matanya, perasaan Jovian Zheng begitu campur aduk.

Setelah makan malam, Helen Guan duduk di taman belakang kastil menikmati pemandangan malam.

Langit malam itu tebal seperti tinta, bulan sabit seperti jembatan, dan bintang-bintang yang bertebaran jatuh ke langit malam yang luas, sunyi dan dalam.

Jovian Zheng dari belakang melampirkan mantel untuk Helen Guan dan duduk di sampingnya, mengangkat kepalanya dan meminum anggur merah di gelas, menatap langit malam bersama Helen Guan.

Dan dia sedikit mabuk.

“Coba katakan, kamu kenapa bisa melupakan semuanya?” Mata Jovian Zheng terlihat sedikit sedih.

Tidak ada jawaban, Jovian Zheng menoleh untuk melihat ke arah Helen Guan.

Helen Guan itu cantik, dia tentu mengetahuinya.

Tapi hari ini sepertinya terlihat lebih cantik.

Rambut seperti air terjun yang mengalir ke bawah, mata seperti air jernih yang menatap ke depan, alis yang begitu rapi seperti terukir dan kulit yang lebih putih dari salju.

Pada saat ini, Jovian Zheng tidak bisa menahan diri untuk menciumnya.

Tindakan selalu lebih cepat daripada pikiran, dia sudah memegang bagian belakang kepala Helen Guan dengan tangannya dan menciumnya.

Begitu lembut.

Dan sebelum Helen Guan sempat bereaksi, Jovian Zheng telah melepaskannya.

Helen Guan langsung buru-buru bangun, “Aku pergi istirahat dulu.”

Jovian Zheng yang mabuk bagaimana mungkin bisa membiarkannya pergi dengan mudah?

Dia meraih sudut pakaian Helen Guan dari belakang, “Jangan pergi.”

Helen Guan tidak tahu mengapa menjadi luluh, akhirnya berbalik dan diam disana.

Jovian Zheng untuk waktu yang lama memeluk Helen Guan dengan erat dan tidak melepaskannya.

Helen Guan juga tidak mendorongnya dan keduanya berpelukan erat di bawah bulan yang terang.

Untuk waktu yang lama, Jovian Zheng samar-samar berkata: “Maggie, aku sangat merindukanmu, jangan pernah pergi tinggalkan aku lagi ya?”

Helen Guan sebenarnya telah lama menyadari kalau ada Jovian Zheng dalam ingatannya, tetapi dia tidak dapat mengingatnya. Dia bahkan secara tidak sadar merasa kalau dia adalah Maggie Ye.

Helen Guan merasa kalau dia karena hilang ingatan jadi meninggalkannya, dan itu pasti sudah membuat Jovian Zheng begitu sedih.

Dia tidak bisa menahan diri untuk memeluk Jovian Zheng lebih erat, “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi.”

Jovian Zheng bergumam: “Benarkah?”

“Iya, benar.”

Helen Guan tiba-tiba teringat akan sebuah cerita lama tentang kastil, meskipun itu dramatis dan menguras emosi tapi penuh cinta. Putri itu pasti sangat mencintai kakak laki-lakinya, hingga dia bisa mengabaikan segalanya dan dirinya sendiri.

Di sisi lain, Cindy Yao dari cerita yang diceritakan Tono akhirnya memahami keterikatan antara Helen Guan dan Jovian Zheng. Dia menyadari kalau orang yang dicari Jovian Zheng hari itu adalah Helen Guan, maka dia bisa menanyakan di mana dia berada.

“Aku tidak menyangka nasib Whitey akan seperti ini. Aku tidak menyangka Whitey ternyata Maggie. Aku tidak menyangka bisa ada banyak hal yang terjadi di antara mereka berdua.” Cindy Yao menghela napas.

“Whitey adalah anak yang baik, aku harap dia nanti bisa selalu baik-baik saja dan Jovian Zheng bisa menjaganya.”

Kembali ke tempat Helen Guan dan Jovian Zheng.

Jovian Zheng yang mabuk jatuh tertidur di pelukan Helen Guan. Membuat Helen Guan mengeluarkan usaha juga tenaga ekstra menyeretnya kembali ke kamar dan dengan sederhana membersihkan badannya.

Keesokan paginya Jovian Zheng bangun awal dan ketika dia membuka matanya, dia melihat Helen Guan berbaring di samping tempat tidurnya dan tidur nyenyak, hatinya merasa hangat. Dia berjinjit memeluk Helen Guan membawanya ke tempat tidur, dengan hati-hati menutupi tubuhnya dengan selimut, setelah itu dalam waktu yang lama menatapi wajahnya.

Setelah itu dia baru meninggalkan ruangan itu dengan puas.

Semenjak malam itu, hubungan antara kedua orang itu sepertinya telah maju selangkah, seolah-olah mereka telah mencapai pemahaman yang sama.

Setelah Helen Guan bangun, dia melihat Jovian Zheng telah tak disana. Dia langsung membersihkan diri dan berjalan ke bawah, sampai di bawah dia sekilas melihat ada Cindy Yao yang duduk di sofa.

Ternyata Jovian Zheng pergi untuk menjemput Cindy Yao.

“Whitey!” Cindy Yao melihatnya excited dan memeluk Helen Guan dengan erat.

“Cindy, kamu akhirnya datang menemuiku.” Helen Guan melihat Cindy Yao suasana hati menjadi sangat baik.

“Iya, aku merindukanmu. Tidurmu tadi malam nyenyak tidak, Jovian ada mengganggumu tidak?”

Wajah Helen Guan memerah memikirkan ciuman dan pelukan hangat yang panjang tadi malam, dia kemudian menggelengkan kepala mengatakan kalau dia baik-baik saja.

Cindy Yao akhirnya hanya mencibir.

Kastil di bawah sinar matahari pagi terasa begitu hangat. Cahaya melapisinya dengan lingkaran cahaya emas, dan danau Erhai tidak jauh dari situ dipenuhi dengan gelombang berwarna emas.

Jovian Zheng membuka jendela, dan bunga-bunga di taman belakang berwarna-warni, berlomba-lomba untuk mekar.

Cindy Yao tidak bisa menahan nafas: “Ini benar-benar seperti negeri dongeng.”

Helen Guan samar-samar memiliki ilusi, seolah-olah dia sudah lama tinggal di sini, dan dia telah jatuh cinta pada tempat ini.

Setelah sarapan, mereka pergi meninggalkan kastil.

Perjalanan kedua wanita itu ditambah dengan kehadiran Jovian Zheng.

Pemberhentian terakhir adalah Lijiang.

Mereka bertiga sedang berjalan-jalan di kota kuno dan berjalan di gang-gang kuno. Di persimpangan di depan, mereka bertiga berbelok dan kebetulan di depan mereka muncul jendela kayu antik.

Dari mereka berdua Jovian Zheng mungkin adalah orang yang paling banyak melihat barang antik, tetapi ketika melihat itu dia tidak bisa menahan diri untuk memuji, “Ini adalah bangunan ratusan tahun yang lalu. Dari detail sudutnya, kita dapat melihat kalau orang dahulu mengejar dan mengutamakan keindahan.”

Helen Guan dan Cindy Yao juga melihatnya, tetapi mereka tidak seexcited Jovian Zheng, “Bukankah itu hanya jendela kayu? Apakah perlu untuk dikatakan seperti itu. Presdir Zheng ternyata memang tidak sama, kami orang awam tentu tidak ada bandingannya, malu deh, malu.”

Mulut Cindy Yao memang selalu blak-blakan, dan selama ada kesempatan dia pasti akan mengatakan kata sejenis itu.

Jovian Zheng yang awalnya tenggelam dalam dunianya sendiri.Mendengar komentar Cindy Yao, dia hanya bisa pasrah menatapnya dan menggelengkan kepalanya.

“Mulutmu ini di seluruh kota B bisa di hitung hanya beberapa yang punya.” Jovian Zheng bergerak dan mulai meninggalian tempat itu.

Cindy Yao terkikik menarik Helen Guan ke sampingnya. Kota kuno ini memiliki kisahnya sendiri, sejarahnya sendiri, dan jurang di dinding dan lantai batu adalah bukti terbaik dari perubahannya.

Setelah lelah berjalan, mereka bertiga menemukan kedai teh di jalan, kedai teh itu sepertinya sudah tua, dan ada tanda toko berusia seabad di depan pintunya.

Minum teh, melihat Helen Guan yang ada di depannya, pikiran Jovian Zheng melayang kemana-mana.

Melakukan perjalanan ribuan mil jauhnya, dia datang ke Yunnan, bukan karena pemandangan Yunnan yang memabukkan, tapi dia memiliki tujuan sendiri, yaitu membawa Helen Guan kembali.

Dan sampai hari terakhir perjalanan, Jovian Zheng memberikan Helen Guan hp baru, “Di dalamnya sudah ada nomorku, kamu nanti gunakan nomor ini saja.”

“Helen, kamu mau tidak pulang, aku bisa membawamu kembali ke Liyang.”

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu