Love And War - Bab 39 Kontrak Kerjasama

Waktu sudah sampai subuh, mereka berdua merasa mengantuk.

"Cepat tidur, besok masih harus bekerja." Helen Guan berkata sambil bersembunyi di dalam selimut.

Jovian Zheng menyibakkan selimut, berbaring di samping Helen Guan, "Memang sudah seharusnya tidur."

Helen Guan awalnya berbaring dengan baik, tidak disangka Jovian Zheng tiba-tiba menyibakkan selimutnya, "Kamu tidur disana kan bisa, untuk apa kemari, kasur sebesar ini, bukan tidak cukup, kita berdua harus berdekatan kah?"

Helen Guan berkata sambil mendorong Jovian Zheng, ingin mendorong dia sampai ke sisi kasur sebelah satunya.

Tapi Jovian Zheng masih berbaring disana, mau Helen Guan mendorong seperti apa dia tetap tidak bergerak, "Kita berdua bukankah memang seharusnya tidur seperti ini, lagipula kita berdua sudah menikah, sangat wajar."

Jovian Zheng tidak membuka mata, dia menarik selimut, menutupkan ke tubuh mereka, seolah tidak mendengar, Helen barusan berbicara.

Didorong juga tidak bisa, diusir juga tidak bisa, Helen Guan tidak ada cara lagi, hanya bisa tidur seperti ini, waktu sudah subuh, dia juga tidak ingin ribut lagi, begitu memejamkan mata, langsung tertidur.

Saat bangun sudah pagi pukul 7.

Meskipun kemarin tidur sangat malam, tapi alarm biologis Jovian Zheng masih tepat waktu membangunkan dia, bagi seorang yang subuh baru tidur, ini sangat sulit sekali.

Saat Jovian Zheng bangun Helen Guan masih belum bangun, melihat Helen Guan yang masih tertidur lelap, Jovian Zheng tidak tega membangunkan dia, dia dengan suara pelan menggosok gigi, lalu turun dan sarapan.

Saat Jovian Zheng hampir selesai sarapan, di lantai atas, tiba-tiba terdengar suara teriakan Helen Guan!

Kelihatannya, Helen Guan sudah bangun.

Panik, dia mendengar Helen Guan turun ke bawah.

"Kamu kenapa tidak membangunkan aku sudah hampir jam 8 lebih, mana mungkin masih terburu." Helen Guan berlari sambil mengomel ke Jovian Zheng.

Melihat dia yang panik, Jovian Zheng tersenyum, "Waktunya masih cukup, kamu jangan buru-buru, aku sudah minta Bibi Wang menyiapkan sarapan di kotak makan, kamu gosok gigi cuci muka dulu, kalau sudah, di perjalanan kamu bisa makan."

Melihat rambut Helen Guan berantakan, Jovian Zheng menebak dia pasti belum gosok gigi dan cuci muka, panik seperti ini turun ke bawah.

Dirinya masih mengenakan pakaian tidur, rambutnya berantakan, seperti ini juga tidak bisa ke kantor, Helen Guan bergegas naik ke atas, mulai gosok gigi dan cuci muka.

Saat Helen Guan turun ke bawah, Jovian Zheng sudah menunggu dia, Tono mengemudikan mobil sampai ke depan pintu, Bibi Wang membawa kotak makan menunggu di depan pintu.

Melihat tiga orang sedang menunggu dirinya, Helen Guan sedikit tidak enak hati, bergegas minta maaf, "Maaf, aku terlambat, kita sekarang cepat ke kantor."

Lalu berlari ke luar, setelah mengucapkan terima kasih pada Bibi Wang, menerima kotak makan yang disodorkan, kemudian berlari naik mobil.

Saat mobil dinyalakan, sudah pukul 8, kalau jalanan tidak macet, mereka 8:50 bisa tiba di kantor.

Helen Guan makan sarapan di mobil, sarapan meskipun disiapkan dengan sangat sederhana, tapi bisa kelihatan disiapkan dengan sepenuh hati, di paling bawah ada sandwich, di sampingnya ada saus ikan, dulu Helen makan sandwich tidak pernah ditambah saus ikan, alasan terbesar karena saus ikan sangat mahal.

Setelah menikah dengan Jovian Zheng, setiap kali sarapan, Bibi Wang akan menyiapkan sandwich ditambah sedikit saus ikan, tapi Helen Guan masih tidak terbiasa makan.

Terkadang dia menghela nafas, mungkin benar-benar dirinya hanya seorang yang miskin, tidak bisa hidup seperti orang kaya.

Sarapannya masih ada telur ceplok, berbentuk hati, Helen Guan pernah melihat Bibi Wang membuat sarapan, memang sangat baru, dan juga sangat nikmat, telur ceplok ada alatnya khusus, jadi bisa dibuat sebagus ini.

Di dalam kotak makan masih ada beberapa buah dan beberapa potong sayur, minumannya segelas teh susu.

Helen Guan bergegas lari masuk ke kantor, tiba di meja kerjanya, saat ini rekan kerja yang lain sudah datang, Helen Guan juga segera menyalakan komputer, melihat apakah Tuan He ada mengirimkan email baru.

Hari pertama bekerja Tuan He yang membawakan kemari, kemarin Tuan He mengatakan, setelah ini pekerjaan akan dikirimkan melalui email.

Menyalakan komputer, diatas email ada simbol 十, Helen Guan tahu, hari ini harus dikerjakan.

……

……

Seperti ini lewat beberapa hari, Helen Guan perlahan beradaptasi bekerja di Perusahaan Shengyuan, ditambah sudah belajar menggunakan aplikasi yang sering digunakan perusahaan, kecepatannya mengerjakan juga semakin cepat.

Helen Guan merasa, dirinya sudah akan menyatu dengan perusahaan.

Karena Helen Guan memang temperamennya sangat baik, dan bukan karena identitas dirinya yang khusus lalu mendapat bantuan, jadi rekan kerjanya merasa dia sangat baik, bisa sangat akrab.

Siang hari ini, Helen Guan yang sedang mengurus pekerjaan, kembali melihat Tuan He mengirim email.

Setelah membuka sebuah kontrak kerjasama.

Ini bisnis yang baru saja Perusahaan Shengyuan dan perusahaan lain sepakat untuk bekerja sama, bisnis ini sudah dibicarakan sangat lama, kemarin baru diputuskan.

Bisnis ini awalnya bukan Helen Guan yang memfollow up, Tuan He yang sengaja mengatur untuknya, Helen Guan bekerja di perusahaan, Tuan He melihat sendiri, Helen Guan seorang yang teliti dan bertanggung jawab.

Jadi pekerjaan ini, sangat pas untuk mengujinya.

Karena dulu tidak mengikuti prosesnya, Tuan He khusus mengirmkan perencanaannya kepada Helen Guan, agar dia bisa tahu jelas semuanya.

Helen Guan juga paham kesungguhan hati Tuan He, jadi memutuskan, akan mengerjakan kontrak kerjasama ini dengan baik.

Saat Helen Guan baru akan membuat kontrak kerjasama, tiba-tiba mendengar ada yang memanggil dia, menoleh begitu melihat, seorang rekan kerja yang tidak jauh darinya.

"Mega Zhang ada apa?" Helen Guan bertanya.

"Jadi begini, barusan saat aku masuk, mendengar ada orang yang mencari kamu di lantai bawah perusahaan, kamu lihat dulu, sebenarnya aku juga dengar tidak terlalu pasti." Mega Zhang mendekat, berkata dengan suara pelan.

Ada orang yang mencari aku?

Helen Guan saat ini juga sedang berpikir, dirinya di Kota B juga tidak ada orang yang akrab, saat ini siapa yang mencari dia, keadaan paling buruk, mungkin Wilson Qi dan Laura Ding, tapi tidak terlalu mungkin, karena dirinya ada di Perusahaan Shengyuan, Helen Guan bertaruh, Wilson Qi tidak punya keberanian ini.

Tapi karena penasaran, Helen Guan keluar.

Saat tiba di pintu depan, Helen Guan melihat ke sekeliling, mendapati tidak melihat ada orang yang dia kenal, oleh karena itu berbalik dan kembali.

Ini mungkin rekan kerjanya salah dengar, karena waktunya terbatas, dia masih akan mengerjakan kontrak kerjasama dengan baik, jadi tidak mencari tahu lebih lanjut.

Format kontrak, Tuan He sudah mengirimkan. Helen Guan dengan bersungguh-sungguh membaca surat perencanaan, memastikan angka dan tanggal yang ada di kontrak, setelah memeriksa tidak ada kesalahan lalu mengirimkan ke Tuan He.

Tuan He dengan cepat menerima, kelihatannya dia juga sangat puas, karena dia mengirimkan sticker ke Helen Guan.

Karena proyek ini sudah dibahas sangat lama, jadi Tuan He juga tidak ingin mengundur, setelah melihat, tidak ada kesalahan, mencetak dokumen itu, siang harinya mengatur orang perusahaan untuk menandatangani kontrak.

Setelah Helen Guan menyelesaikan urusan kontrak, kembali mulai melanjutkan pekerjaannya sendiri, tidak lagi memikirkan hal itu.

Sore hari itu sudah hampir jam pulang kerja, Jovian Zheng mendengar berita seperti ini, kontrak yang ditanda tangani siang hari ini, ada sebuah kesalahan besar.

Seketaris membawa kontrak itu, memberikan ke Jovian Zheng, Jovian Zheng melihat dengan teliti, mendapati tidak ada kesalahan.

"Dimana salahnya?" Jovian Zheng mengangkat kepala beertanya pada seketaris.

"Presdir Zheng, sebenarnya tidak ada yang salah, hanya di kontrak ini kurang satu poin, saat tanda tangan, kedua belah pihak tidak memperhatikan, tapi poin itu sangat penting untuk perusahaan kita." Seketaris berkata.

Kalau seketaris tidak mengatakan dia tidak memperhatikan, setelah mendengar seketaris, dia kembali melihat dengan teliti mencocokkan dengan perencanaan yang dulu, memang benar, di kontrak itu kurang satu poin.

Sedangkan poin yang kurang itu, Perusahaan Shengyuan memutuskan tanggal berakhir proyek kali ini.

Poin ini meskipun tidak begitu diperhatikan, tapi kalau setelah tanda tangan kontrak, akan muncul masalah yang sangat besar, perusahaannya sendiri, sama sekali tidak bisa menentukan kapan bisa menyelesaikan proyek ini.

Kalau seperti ini, keputusan ada di tangan orang lain, orang lain ingin kapan selesai, harus cepat diselesaikan.

"Siapa yang mengerjakan ini, panggil kemari, di surat perencanaan jelas-jelas tertulis, begitu dicocokkan bisa terlihat, bagaimana bisa muncul kesalahan begini besar." Jovian Zheng agak marah, kesalahan seperti ini dia tidak memperbolehkan untuk muncul.

"Ini……"

Seketaris kesulitan berbicara, masih berdiri di tempat asal, tidak tahu harus menghampiri atau tidak.

"Aku bicara kamu tidak dengar?" Suasana hati Jovian Zheng tidak baik, melihat seketaris disini diam tidak bergerak, dalam sekejap meledak.

"Aku tentu dengar, hanya saja, kontrak ini, Helen Guan…… yang mengerjakan."

Seketaris mengatakan dengan terbata-bata.

Helen Guan yag mengerjakan? Jovian Zheng tidak menyangka, kontrak seperti ini bagaimana bisa minta Helen Guan yang mengerjakan, yang lebih membuat dia tidak terpikir adalah, kesalahan seperti ini kenapa dia bisa melakukan.

"Panggil dia kemari." Nada suara Jovian Zheng terdengar jelas berubah, dari barusan marah menjadi tidak berdaya.

Tidak lama kemudian, seketaris membawa Helen Guan, barusan saat seketaris memanggil dirinya, saat naik lift, seketaris memberitahu dia, ada kesalahan pada kontrak.

Helen Guan tidak berani percaya, karena ini pertama kalinya dia membuat kontrak, jadi dia dengan cermat mencocokkan kontrak dengan surat perencanaan, setelah dua kali memastikan tidak ada kesalahan, dia baru mengirim ke Tuan He.

Ada kesalahan? Bagaimana mungkin!

Lift naik ke atas, Helen Guan juga berubah menjadi tegang, dia tahu Jovian Zheng pasti sangat marah, atau sangat sedih.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu