Love And War - Bab 12 Pergi Ke Taman Hiburan

Sepertinya pencegahan yang Jovian Zheng lakukan berhasil, karena sampai Helen Guan keluar dari rumah sakit Wilson Qi tidak pernah membuat masalah lagi.

Tapi setiap mengingat dia yang dipukuli begitu parah tapi tak bisa membalas dan berkutik sedikitpun membuat Wilson Qi kesal dan sangat marah.

Laura Ding melingkarkan tangannya di leher Wilson Qi dan dengan lembut melenggokan pinggang, membuatnya terlihat sangat menggoda. Setelah Wilson Qi melupakan segalanya dan fokus memanjakan diri dalam kelembutannya, dia baru perlahan menggigit telinganya dan berkata dengan lembut: “Emosi ini tetap harus dikeluarkan, tapi jangan buru-buru. Kamu suruh saja teman gangstermu untuk menjaga di rumah sakit, mereka sedikit banyaknya pasti akan bisa mendeteksi informasi yang berguna.”

Wilson Qi membalikkan tubuh Laura Ding ke bawah tubuhnya, deru nafasnya begitu cepat, dan dia menutup matanya dengan nyaman, “Baik, aku akan mendengarkan apa kata istriku.”

...

“Kak, apakah kamu ini sengaja menyulitkan kami? Terakhir kali pergi ke rumah sakit saja kita sudah hampir jungkir balik. Dan sekarang kamu masih membiarkan kami pergi lagi?” Seorang anggota gangster, lelaki dengan rambut kuning memandang Wilson Qi dengan enggan.

Wilson Qi menyerahkan sebatang rokok kepada lelaki berambut kuning itu dan menepuk pundaknya, “Aku tahu, memangnya aku melakukan sesuatu tidak di ukur dulu? Aku juga tidak menyuruh kalian untuk memulai konflik langsung, kalian hanya pergi untuk mengawasi Helen wanita jalang itu saja, kalau ada berita terbaru tentangnya cukup melapor kepadaku.”

“Tapi, kak...” Lelaki berambut kuning itu pura-pura kesulitan.

“Jangan khawatir, keuntunganmu tidak akan sedikit kok.”

“Oh, terima kasih kak, ya sudah bro ayo berangkat.” Lelaki berambut kuning itu langsung senang.

Setelah dia pergi, Wilson Qi meludah berkata, “Cuih, giliran uang saja cepat!”

……

Hari ketika Helen Guan keluar dari rumah sakit, matahari terlihat begitu cerah, dan tanaman hijau di pinggir jendela ruang rawatnya semakin hijau karena di rawat Helen Guan dalam beberapa hari terakhir.

Jovian Zheng hari itu datang menjemputnya secara langsung.

Helen Guan sendiri tidak heran, karena akhir-akhir ini memang Jovian Zheng yang rutin menjaganya.

“Kamu sekarang sudah menjadi tunawisma.” Jovian Zheng memandang Helen Guan seperti tengah bercanda.

Ya Helen Guan ingat kalau satu-satunya rumah yang ditinggalkan orang tuanya untuknya sudah di ambil alih oleh Wilson Qi, dan hatinya begitu marah tidak terima tapi dia kemudian dengan ekspresi sedih berkata, “Aku masih memiliki rumah kontrakan, jadi presdir Zheng tidak usah repot-repot.”

Mulut Jovian Zheng bergerak dan berkata, “Kamu kemarin menukarkan tubuhmu untukku dengan apa, sepertinya aku belum merealisasikannya.”

Pipi Helen Guan dengan cepat memerah, dan suaranya terdengar selembut agas: “Aku ingin rumah orang tuaku kembali. Aku tidak terima rumah itu jatuh ke tangan orang-orang yang hina itu.”

Jovian Zheng sangat menyukai ekspresinya yang malu-malu, kemudian menatapnya dengan ekspresi yang lucu, “Pakai sekali mau langsung ditukar dengan 1 rumah?”

Helen Guan tersipu dan begitu merah, “Kalau tidak mau bagaimana?”

Jovian Zheng mendekatinya, dan Helen Guan buru-buru mundur, dan setelah beberapa langkah punggungnya menabrak dinding, tidak ada jalan keluar. Jovian Zheng langsung mengulurkan tangan kanannya untuk menopang dinding ke samping Helen Guan, tidak membiarkannya melarikan diri, “Ya menurutmu mau bagaimana?”

Helen Guan pani ingin mencoba mendorongnya, tapi Jovian Zheng malah melangkah lebih dekat dan mencoba menciumnya. Helen Guan ingin menangis, mendorongnya lebih keras, tetapi itu tidak berhasil. Dan di saat Helen Guan pasrah dan membiarkannya melakukan apa saja, Jovian Zheng tiba-tiba melepaskannya.

Helen Guan dengan tergesa mengambil beberapa langkah besar dan menstabilkan emosinya, “Presdir Zheng, kepedulianmu terhadap aku akhir-akhir ini dan telah menyelamatkanku dari Wilson Qi, aku sangat berterima kasih. Semua yang telah kamu lakukan ini, aku anggap sebagai balasan penukaran kesepakatan yang sebelumnya terjadi di antara kita, jadi kita sekarang sama-sama tak mempunyai hutang lagi.”

Maggie Ye, kamu benar-benar Maggie Ye. Masih sama seperti dulu, tidak suka berhutang pada orang lain.

Jovian Zheng tidak mengatakan apa-apa, dia memerintahkan supirnya untuk mengantar Helen Guan pulang, dan mengirim orang untuk ikut menjaga dan melindunginya.

Saat akan pergi, Jovian Zheng tiba-tiba berkata: “Besok aku akan menjemputmu dan membawamu ke taman hiburan.”

Helen Guan sesaat terkejut, dia sepertinya sudah lama tidak pergi ke taman hiburan. Setelah menikah dengan Wilson Qi, dia hanya menerima siksaan dari Wilson Qi dan Laura Ding dan tidak pernah keluar untuk bermain. Saat pertama kali mendengar Jovian Zheng mengatakan ini, dia merasa ini tidak nyata. Selain itu juga ada perasaan deja vu dalam keremangan, seolah-olah ada beberapa gambar yang terpecah-pecah di benaknya, seolah-olah dia sebelumnya pernah ke taman hiburan dengan seseorang dan tertawa sangat bahagia.

Lelaki berambut kuning yang sedang bersembunyi di sudut, dengan suara pelan mengucapkan 3 kata taman hiburan, dia kemudian dengan tenang dan puas pergi dari sana.

Jovian Zheng selesai memberesi Helen Guan kemudian kembali ke perusahaan, “Sarah, masuk sebentar.”

Mendengar ini, Sarah yang merupakan sekretarisnya bergerak dengan gemetar. Presdir Zheng tidak pernah memberikan wajah yang baik di perusahaan, selama ada sedikit kelalaian di tempat kerja, dia pasti akan memecat orang itu. Setiap orang yang memasuki ruang kerja presdir adalah orang yang memiliki mentalitas yang kuat.

“Presdir mencariku apakah ada perintah?” Sekretaris Sarah tidak berani mengangkat kepalanya.

“Kamu kan seorang wanita, apakah kamu bisa memberitahuku bagaimana cara memberi surprise pada seorang wanita?” Tanya Jovian Zheng dan dia terlihat berpikir.

“Ini...Ini...” Sarah tercengang dan menjadi gagap, presdirnya bagaimana bisa menanyakan pertanyaan seperti itu padanya? Selama setahun terakhir, dia begitu galak dan tegas, tidak pernah memberikan mereka wajah yang baik. Melihatnya hari ini, apakah dia sudah memiliki orang yang dia sukai? Di saat memikirkan wanita mana yang bisa melelehkan hati presdir yang seperti gunung es yang berusia seribu tahun, dia perlahan menjadi rileks, “Semua wanita menyukai keromantisan, presdir, kamu harus memberinya pemandangan dan hadiah yang romantis.”

Jovian Zheng mengangguk, “Baik, silahkan keluar, aku akan menyuruh orang keuangan untuk memberikanmu bonus tambahan.”

Sarah sontak gembira, tidak bisa mempercayai telinganya, dan langkah kakinya sedikit tidak menentu. Ya Tuhan, presdirnya bagaimana bisa berubah seperti ini? Dia bagaimana bisa memberikan karyawan bonus semudah ini? Wanita mana yang begitu kuat dan hebat hingga bisa membuat presdir berubah seperti ini!

Helen Guan hari ini insomnia.

Dia terpikir besok akan pergi ke taman hiburan bersama Jovian Zheng, jadi hanya bolak-balik di kasurnya tidak bisa tidur.

Perhatian yang diberikan oleh Jovian Zheng dalam beberapa hari terakhir tanpa bisa ia jelaskan telah membuatnya ketergantungan. Sejak menikah dengan Wilson Qi, hidupnya telah kehilangan semua warna dan tidak pernah terasa hangat. Tapi presdir Zheng, lelaki yang sangat mendominasi ini bisa memberinya rasa aman, dan tanpa sadar dia memberi Jovian Zheng posisi yang penting di hatinya.

Helen Guan menatap atap langit di atas kepalanya, senyumnya sedikit memaksa. Rumahnya masih di tangan Wilson Qi, dia tidak berpikir ingin balas dendam, dia hanya berpikir bagaimana mengambil kembali rumah itu, tapi di saat ini dia malah terpikir Jovian Zheng. Dalam hatinya sangat jelas, orang yang begitu tinggi sepertinya hanya bisa di lihat dan tak bisa di gapai, di antara mereka berdua pasti tidak akan bisa memiliki hasil.

Dan Wilson Qi dengan Laura Ding, mereka memberikan dan menusukan jarum di kepalanya membuatnya kesakitan dan susah bernafas.

Keesokan paginya, Jovian Zheng sudah sampai di bawah apartemen Helen Guan.

Dia mengeluarkan hpnya, “Turun lah, aku sudah di bawah.”

Helen Guan hanya bisa menepuk-nepuk wajahnya yang mengantuk, kemudian dengan lingkar bawah mata yang hitam pergi keluar.

Ketika Jovian Zheng melihat Helen Guan, dia sedikit terkejut, Maggie Ye yang dulu adalah orang yang sombong, dia pasti tidak akan keluar rumah dengan keadaan seperti ini. Selama menikah dengan Wilson Qi dia pasti sangat menderita. Memikirkan hal ini dia menjadi sangat marah, dia mengapa tidak datang mencari dirinya, tetapi malah memilih menikah dengan Wilson Qi bajingan itu? Memangnya dia begitu asing dengannya?

“Sarapan, makan lah.” Jovian Zheng menyodorkan kotak makanan di tangannya pada Helen Guan, nada suaranya terdengar tidak enak.

Helen Guan tidak tahu Jovian Zheng kenapa tiba-tiba marah, dan dia akhirnya hanya bisa dengan anteng menerima sarapan itu. Ketika membuka kotak makannya ternyata di dalamnya adalah pasta favoritnya.

Setelah sampai di Disneyland, Helen Guan langsung merasa rileks. Seperti sebelumnya, Jovian Zheng memberitahunya: “Jangan berlarian sendirian.”

Dengan tempat yang sama dan kata-kata yang sama, adegan serupa tiba-tiba muncul di benak Helen Guan. Dia berusaha mencoba memahami ingatan yang rusak, tetapi ingatan di otaknya semakin lemah dan hilang. Dia akhirnya hanya menggelengkan kepalanya dan tidak berusaha mengingat lebih jauh. Dia dengan Jovian Zheng yang berada di depan memimpin mulai berkeliling.

Jovian Zheng seusai menemani Helen Guan naik roller coaster langsung menyesal. Sejujurnya, kali ini cukup bagus dan baik, tapi wajahnya tidak begitu bagus, dan langkah kakinya sedikit gemetar. Saat sebelumnya naik ini dengan Maggie Ye untuk pertama kalinya, dan saat baru turun dari roller coaster, dia tidak bisa menahan diri dan langsung muntah di lantai. Dan karena itu dia harus menghadapi ejekan Maggie Ye.

Helen Guan melihat wajah Jovian Zheng yang tidak benar, dan dengan ragu bertanya: “Kamu, kamu baik-baik saja? Mau tidak duduk minum air istirahat sebentar?”

Jovian Zheng tentu punya muka dan mau terlihat lemah, “Tidak usah, aku baik-baik saja. Mau main apa lagi?”

Helen Guan mendengar ini sangat senang dan membawa Jovian Zheng bermain kapal bajak laut, mengayunkan palu, panjat tebing, masuk ke rumah berhantu, dan wahana permainan menarik lainnya.

Jovian Zheng setelah itu menyesal dan perutnya rasanya sudah membiru.

Dia akhirnya tidak bisa menahan lagi dan berkata, “Boleh istirahat sebentar, pergi naik ke bianglala sana saja.”

Helen Guan menertawakan wajahnya yang terlihat menahan rasa tidak enak, “Baiklah.”

Tono, yang dari tadi sudah menunggu di bianglala, memandang bos di bianglala dan memberi kode, dan bos itu memegang boneka beruang yang sudah disiapkan dan muncul di depan Helen Guan.

“Nona Guan, selamat. Kamu adalah orang ke-168 yang datang ke bianglala hari ini. Ini hadiah untukmu.”

Helen Guan dengan senang hati menerima boneka beruang yang setinggi setengah orang dan mengatakan, “Terima kasih!”

“Kalau begitu, selamat bersenang-senang.” Bos bianglala itu tersenyum dan pergi.

Setelah naik bianglala, Helen Guan dengan Jovian Zheng berduaan di ruang tertutup, dan dia merasa sedikit gugup. Untuk menyembunyikan rasa gugupnya, dia berpura-pura melihat boneka beruang di tangannya. Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang keras di dalam beruang itu, dengan penasaran dia membuka ritsleting di belakang boneka dan mengeluarkan isinya.

“Permen Maltose, kotak musik!” Seru Helen Guan karena terkejut. Itu semua adalah makanan dan barang favoritnya, dia tidak pernah memberi tahu ini pada siapa pun.

Jovian Zheng pada saat yang tepat berkata: “Lihat ke bawah.”

Saat ini bianglala baru saja mencapai titik tertinggi dan berhenti sebentar. Helen Guan mengikuti tatapan Jovian Zheng dan terkejut.

Ada bunga mawar yang tak terhitung jumlahnya yang disatukan menjadi bentuk hati, dan mereka bisa melihatnya dari langit. Tono juga mengajak orang-orang untuk melepaskan balon hidrogen warna-warni yang tak terhitung jumlahnya, dan beberapa bahkan terbang melewati Helen Guan. Pemandangannya sangat indah.

Helen Guan, yang akhirnya sadar dan keluar dari rasa keterkejutan, berlinang air mata dan suaranya sedikit tercekat, “Terima kasih.”

Jovian Zheng dalam hatinya bangga dan di luar terlihat cool berkata dengan dingin: “Tidak masalah, asalkan kamu senang.” Setelah turun dari bianglala, Jovian Zheng mengajak Helen Guan minum sesuatu, Helen Guan lagi-lagi mengusulkan ingin bermain trampolin lagi.

Jovian Zheng kali ini tidak mau bermain lagi. Jadi Helen Guan hanya bisa pergi main sendirian, dan Jovian Zheng tetap berdiri di sampingnya.

Helen Guan tidak tahu, tidak jauh dari sana ada sepasang mata yang sedang mengawasi mereka.

Helen Guan dengan antusias naik-turun trampolin, membuat beberapa lingkaran di udara. Ketika dia mencapai titik tertinggi, sesuatu yang tidak terduga terjadi, tali pengamannya tiba-tiba putus.

“Maggie!” Seru Jovian Zheng.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu