Love And War - Bab 26 Kalung Rubi

Kantor walikota kota B.

“Pak walikota, rapat bisnis kita tahun ini akan segera dimulai. Apa yang harus kita katakan tahun ini? Meskipun ekonomi kita tahun ini berkembang, tapi laju kenaikannya masih satu persen, dan sedikit lambat.”

Wakil walikota mengambil laporan keuangan tahun ini dan duduk di kursi di samping walikota, suasana hatinya kelihatan sedang buruk.

Rapat bisnis tahunan sudah menjadi tradisi di kota B, dan tidak tahu kapan tepatnya di mulai, tetapi sejak walikota datang ke kota B, dia selalu mengadakan rapat ini.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tidak hanya kota B, tetapi juga perkembangan seluruh masyarakat melambat. Beberapa tahun terakhir, pembatasan pengalihan tanah dan pembelian rumah dikeluarkan, ini lah yang memperlambat perkembangan ekonomi kota B yang selama ini bertumpu pada tanah untuk pembangunan.

Bapak walikota selalu memikirkan hal ini. Hal yang paling canggung dalam rapat bisnis tahunan adalah dirinya duduk di barisan paling depan, mendengarkan pendapatan masing-masing perusahaan selama setahun terakhir yang terus menurun dan membuatnya sangat khawatir.

Namun, pada saat banyak perusahaan mengalami penurunan atau laba negatif, masih ada beberapa perusahaan yang mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, yang paling menonjol adalah Shengyuan Real Estate.

Walikota berdiri dan berjalan ke tengah kantor, di sana terdapat panorama kota B.

Wakil walikota pun berjalan mendekat dan melihat pemandangan panorama kota B bersama walikota. Dia secara alami tahu apa yang dipikirkan walikota saat ini.

“Atau kalau tidak kita kembangkan saja tanah ini?” Kata wakil walikota.

Walikota tidak langsung menjawab, tapi diam-diam menyalakan sebatang rokok, setelah beberapa saat asap putih keluar dari mulut walikota.

“Ini bicarakan nanti saja, waktunya belum tiba.”

Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan melanjutkan pembahasan pidato yang akan disiapkan untuk rapat nanti.

Kantor perusahaan Real Estate Shengyuan Jovian Zheng.

Pada pukul 10 pagi, Jovian Zheng sedang sibuk berurusan dengan berbagai hal di perusahaan, pada saat itu sekretarisnya mengetuk pintu ruangannya.

“Masuklah.” Jovian Zheng tidak mendongak, masih sibuk dengan pekerjaannya.

Sekretaris itu mendorong pintu dan masuk. Dia melihat Jovian Zheng sedang bekerja, jadi dia dengan hormat berdiri di samping. Setelah sekitar 10 menit, Jovian Zheng menyelesaikan pekerjaannya dan baru menegur sekretarisnya.

“Ada apa?” Tanya Jovian Zheng.

Sekretaris memegang faks di tangannya, dan meletakkannya di atas meja Jovian Zheng.

“Presdir Zheng, jadi begini, perusahaan baru saja menerima fax dari walikota. Rapat bisnis tahunan akan segera diadakan. Seperti biasa, tahun ini akan diadakan di balai kota di pusat kota.”

Sekretaris itu telah berada di perusahaan selama beberapa tahun, dan dia familiar dengan pertemuan rapat ini.

“Hm, baik lah, kamu pergi persiapkan apa yang butuhkan, dan beritahu aku kapan waktunya.”

Setelah selesai mengatakan itu, Jovian Zheng menundukkan kepalanya lagi, karena dia biasa pergi ke rapat ini setiap tahun, dan dia sejujurnya tidak tahu harus mengatakan apa di rapat itu. Kalau bukan karena melihat adanya walikota, dia pasti akan malas pergi kesana.

Sekretaris itu menutup pintu dan keluar, Jovian Zheng mengambil faksnya dan membuangnya ke tempat sampah.

“Sesuatu yang membosankan.”

...

Waktu rapat ditetapkan jam 6:30 malam, Jovian Zheng baru bersiap-siap setelah selesai kerja. Dia mengambil dokumen yang disiapkan oleh sekretaris untuknya, dan Tono yang pergi mengantarnya.

Perusahaan Real Estate Shengyuan awalnya berlokasi di pusat kota, jadi jaraknya tidak jauh dari gedung pusat pemerintahan kota, kira-kira 10 menitan, mereka melewati jalan 1 km.

Sebenarnya ini tidak tepat dikatakan dengan jalan, karena saat ini adalah jam-jam sibuk, jadi lebih tepat di katakan kalau mereka menempuh perjalanan yang padat dengan mobil yang macet sepanjang 1 km.

Tapi ruas terakhir jalan sangat lenggang dan mobil bisa melaju dengan cepat, karena ujung jalan ini merupakan gedung pemerintahan pusat kota, jadi mulai siang tadi jalan tersebut diblokir, dan hanya surat undangan yang dapat melalui jalan sana.

Tono melaju masuk ke pintu masuk, dan membunyikan klakson pada satpam, satpam secara alami mengenali mobil itu dan membiarkan Tono masuk.

Ketika mobil sampai di pintu gedung, satpam langsung berjalan menghampiri dan membungkuk kepada Jovian Zheng yang ada di dalam mobil, dan kemudian membuka pintu Jovian Zheng.

Sambil memegang dokumen yang disiapkan oleh sekretaris untuknya, Jovian Zheng keluar dari mobil dan berjalan ke pintu gedung dan melihat seseorang yang sebelumnya belum pernah ke sana.

“Cindy, kamu kenapa di sini?” Jovian Zheng bertanya.

Cindy Yao yang sedang berjalan di depan Jovian Zheng, mendengar seseorang memanggilnya di belakangnya. Ketika dia berbalik, dia melihat Jovian Zheng.

“Apa maksud perkataanmu itu? Bukankah sangat normal untukku datang kesini? Memangnya rapat seperti ini hanya mengizinkan orang sepertimu untuk datang?”

Mulutnya selalu pedas seperti cabai mercon, dan Jovian Zheng sudah terbiasa akan itu, jadi dia tidak membalasnya.

“Ayo masuk.”

Setelah mengatakan itu, dia melengkungkan lengannya ke dalam saku, dan siku menunjukkan sudut 45 derajat. Maksud Jovian Zheng sangat jelas, dia meminta Cindy Yao untuk merangkul lengannya masuk ke dalam.

Untuk orang terkuat di kota B juga presdir termuda disana, tidak akan ada yang menolak sikapnya itu, Cindy Yao kemudian merangkul Jovian Zheng masuk ke ruang rapat.

Isi rapat awal begitu membosankan. Staf keuangan perusahaan Real Estate Shengyuan membaca laporan di depan. Setiap kali laporan perusahaan mereka selalu menjadi sorotan, tetapi Jovian Zheng tidak peduli.

Ada lebih dari 40 perusahaan besar dan kecil di kota B. Dan ada lebih dari 40 perusahaan yang berpartisipasi dalam rapat ini. Setiap laporan perusahaan berdurasi lebih dari 10 menit, dan untuk hal-hal ini saja sudah memakan waktu hampir 1 jam.

Kenyataannya, bukan Jovian Zheng orang paling gelisah dan bosan dalam rapat ini, tetapi Cindy Yao, orang yang pertama kalinya menghadiri rapat tahun ini.

Di tengah rapat, Cindy Yao merasa terlalu bosan, dia jadi berjalan mencari Jovian Zheng.

“Apa yang kamu lakukan disini?” Tanya Jovian Zheng penasaran saat melihat Cindy Yao mendekat.

“Tentu saja datang untuk mengobrol denganmu. Sebenarnya, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu. Beberapa hari yang lalu, Whitey menghilang. Setelah pulang bekerja, aku tidak bisa menghubungi teleponnya. Dia bilang dia dijebak Laura, untungnya kamu waktu itu tiba tepat waktu, tapi masalahnya aku sekarang penasaran, sebenarnya waktu itu apa yang terjadi.”

Mendengar pertanyaan Cindy Yao, Jovian Zheng mulai curiga dengan tujuan dia datang menghadiri rapat hari ini.

“Helen memangnya tidak bilang padamu?” Tanya Jovian Zheng.

Cindy Yao mengambil jeruk dari piring di depan mejanya, sambil mengupas kulitnya berkata, “Whitey tentu cerita padaku, tapi aku merasa yang dia ceritakan bukan keseluruhannya maka dari itu aku bertanya padamu.”

Setelah mengatakan itu, dia memasukan jeruk ke dalam mulutnya.

“Aku juga tidak tahu apa yang dia bicarakan padamu, kamu memangnya mau mendengar apa?” Tanya Jovian Zheng.

Cindy Yao melihat Jovian Zheng, “Tentu saja mau mendengar seteah kejadian itu kalian berdua berbuat apa?”

“Aku membawanya pulang ke rumah.” Jovian Zheng berkata dengan datar.

Pulang ke rumah?

Sangat jelas, Jovian Zheng menceritakan bagian favorit Cindy Yao.

“Lalu? Lalu? Nah di antara kalian apakah terjadi itu?” Tanya Cindy Yao penasaran.

Jovian Zheng mendelikan mata, “Ini memangnya ada hubungannya denganmu? Dengarkan rapat baik-baik.”

“Cih...” Cindy Yao membuang kulit jeruknya, “Cuma ini saja mau disembunyikan dariku, kalau tidak mau cerita ya sudah, aku pergi dulu, nanti setelah rapat selesai, aku akan mencarimu, disini tidak ada orang yang ku kenal, bye.”

Setelah 10 menit lainnya berlalu, perusahaan terakhir akhirnya menyelesaikan laporan keuangannya.

“Selanjutnya, kami akan mengundang walikota untuk berbicara di atas panggung.” Jovian Zheng yakin kalau ini adalah kalimat yang diucapkan pembawa acara sejak rapat dimulai dan dengan suara yang paling besar.

Setelah tepuk tangan meriah, walikota di bawah harapan para penonton naik ke atas panggung.

“Izinkan aku mengucapkan beberapa kata santai. Rapat tahun ini sedikit berbeda dari yang lalu. Malam ini kita ada lelang amal. Semua uang dari lelang akan disumbangkan ke organisasi amal kota. Aku harap kalian dapat menyumbangkan sebagian milik kalian untuk amal kota kita.”

Setelah mengatakan itu, walikota mundur dan membungkuk kepada Jovian Zheng dan yang lainnya.

Tempat acara kembali pecah dengan tepuk tangan meriah.

Setelah walikota turun, staf memindahkan podium pembawa acara dan menggantinya dengan tempat lelang yang berupa etalase.

Saat showcase pertama dibuka, staf di venue mengirimkan daftar lelang ke setiap pengusaha.

Jovian Zheng membuka daftar pelelangan, dan dia tidak tertarik pada beberap bagian pertama, hanya beberapa giok, kaligrafi modern dan sejenisnya.

Ketika dia melihat yang kedua dari yang terakhir, Jovian Zheng dengan cepat menghentikan pandangannya.

Sebuah kalung batu rubi. Batu rubi di tengahnya seukuran jari kelingking. Jovian Zheng adalah orang yang telah melihat dunia. Dia juga tahu sedikit tentang berbagai permata dan harganya, tetapi belum pernah melihat batu rubi sebesar ini.

Yang paling mengejutkannya adalah harga awal kalung ini, yang bertanda RMB 1 yuan.

Jovian Zheng tersenyum, sebagai seorang pengusaha, dia tentu tahu kalau ini adalah alat pemasaran.

Pameran pertama dilelang dengan sangat cepat, yang sebagian besar harganya beberapa puluh ribu Yuan.

Tak lama, sampai ke bagian kedua dari belakang.

Pembawa acara pertama-tama berbicara tentang tekstur dan ukiran kalung dan akhirnya memulai pelelangan.

Harga awal adalah 1 yuan, Jovian Zheng sedang menunggu orang menawar harga.

“100.000 Yuan.”

“200.000 Yuan.”

……

Harga kalung ini terus meningkat per 10.000 Yuan.

“1.000.000 Yuan.”

Jovian Zheng langsung mengutip harganya.

Situasi yang heboh kembali menjadi tenang. Karena semua orang tahu kalau harga kalung ini kira-kira memang segitu.

“1.500.000 Yuan.”

Tawaran lain terdengar dari kerumunan.

Di kota B tidak banyak perusahaan yang berani menentang perusahaan Real Estate Shengyuan, orang yang baru saja menawar itu salah satunya.

Orang itu juga merupakan perusahaan konstruksi di kota B. Mereka memulai jauh lebih awal dari mereka, tetapi mereka berkembang lambat dalam beberapa tahun terakhir, dan Shengyuan telah melampaui mereka.

Dan itu adalah perusahaan Konstruksi Lida.

“2.000.000 Yuan.” Jovian Zheng tidak ragu-ragu, menambahkan 500.000 lagi ke harganya.

Keadaan menjadi senyap, karena semua orang tahu kalau 2.000.000 Yuan telah melebihi harga sebenarnya. Ini bukan lagi lelang kalung, tapi ini telah ditingkatkan menjadi kontes antara kedua perusahaan.

“2.000.000 Yuan sekali.”

“2.000.000 Yuan dua kali.”

Keadaan masih sunyi senyap.

“2.000.000 Yuan tiga kali.”

...

“Sepakat.”

Pameran terakhir cepat dilelang, nyatanya tidak ada yang menyadarinya, seusai persaingan antara kedua perusahaan, satu pameran lainnya sama sekali tidak penting lagi.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu