Love And War - Bab 22 Kembali Ke Kota B

“Pulang?”

Helen Guan berhenti, kembali ke Liyang. Itu adalah tempat lahirnya juga merupakan kabupaten kecil di kota B dan itu juga tempat yang paling tidak dia inginkan untuk kembali.

Dia datang ke sini beberapa hari yang lalu dan tidak berpikir untuk kembali.

“Kamu pulang dengan Cindy saja. Aku akhir-akhir ini sudah betah dan happy tinggal disini.” Helen Guan melihat ke arah Cindy Yao di sampingnya dan mencoba tersenyum.

“Whitey, ayo pulang bersama kami. Kamu disini tidak punya uang, kamu di sini sendirian, aku sangat khawatir.”

Cindy Yao ingin Helen Guan kembali bersama mereka. Meski baru beberapa hari kenal dan bersama, tapi hubungan mereka sudah sangat dekat.

“Tidak apa-apa. Aku yakin aku tidak akan bisa mati karena kelaparan. Aku setidaknya lulusan perguruan tinggi, jadi tidak perlu khawatir dalam mencari pekerjaan. Bukankah identitas diriku sudah dipulihkan? Jadi sudah tidak ada masalah.”

Dari perkataan Helen Guan membuat Jovian Zheng merasa kecewa. Dia datang kemari hanya untuk membawa Helen Guan pulang. Tapi dia tak menyangka Helen Guan ternyata tidak mau kembali.

“Lalu bagaimana dengan Wilson? Dan bagaimana dengan Laura? Apakah kamu akan membiarkan kedua orang ini pergi? Pikirkan semua hal yang kamu alami saat itu, pikirkan tentang rumah yang ditinggalkan orang tuamu untukmu, Mag, eh, Helen, apakah kamu yakin tidak ingin kembali?”

Jovian Zheng kembali mengatakan apa yang dilakukan Wilson Qi padanya, dia berharap Maggie Ye bisa kembali ke sisinya.

“Wilson, Laura.”

Sangat mustahil bagi Helen Guan untuk melupakan mereka, dan awalnya juga karena mereka hingga dia meminta Jovian Zheng untuk menjadi kekasinya.

Kalau sekarang membiarkan mereka begitu saja, itu sama dengan memberikan kedua bajingan itu keuntungan yang besar.

Melihat keraguan Helen Guan, Jovian Zheng tahu kalau dia dapat membujuknya, tetapi yang mereka katakan belum dengan tepat menyentuh hatinya.

“Apakah menurutmu rumah itu telah dihancurkan, dan aku sudah memberikan uangnya, jadi sudah terlambat untuk kembali, tetapi kenyataannya tidak. Kabar yang kamu dengar itu palsu. Aku memang meminta seseorang untuk menghancurkan rumahmu, tetapi aku tidak memberikannya Wilson uangnya, itulah alasan mengapa kamu bisa melihat Wilson masuk ke TV.”

Jovian Zheng ingin mengatakan semuanya pada Helen Guan, dia ingin Helen Guan tahu kalau semuanya belum berakhir, semua ini baru dimulai dan setelah ini akan ada hal lainnya yang harus di lalukan.

Mendengar perkataan Jovian Zheng kalau Wilson Qi tidak menerima uangnya, dalam hati Helen Guan yang gelap kembali muncul cahaya yang terang, seperti tujuan utamanya bisa kembali terwujud.

Helen Guan berbalik melihat Jovian Zheng, “Baik, aku akan kembali bersamamu.”

……

Sore harinya, ketiga orang itu kembali ke kastil. Karena Jovian Zheng ada di sana, Cindy Yao awalnya tidak ingin tinggal bersama Helen Guan, tapi setelah Helen Guan mengulangi permintaan menginap bersama b erulang kali, Cindy Yao baru akhirnya setuju untuk menjadi obat nyamuk mereka.

Di kamar tidur lantai dua, pukul 7.30 malam.

Kamar mandi ada di depan ranjang, setelah mandi, Helen Guan keluar dan berbaring di tempat tidur sambil memandang langit-langit ruangan.

Di langit-langit ruangan, ada gambar bunda Maria bermain dengan 3 malaikat kecil, dan Helen Guan mengenali salah satunya, Cupid.

Ketika Helen Guan tengah tersihir oleh pemandangan itu, Cindy Yao keluar dari kamar mandi dan melihat Helen Guan dalam keadaan bengong, dia jadi diam-diam berjinjit mencoba mengejutinya.

Cindy Yao berjalan di belakang Helen Guan dan mengikuti arah tatapannya.

“Oh, Whitey sepertinya sedang memikirkan seseorang ya, siapa itu, biar kutebak, dia...?”

Cindy Yao sengaja duduk di tempat tidur dan getaran keras dari kasur membuat pikiran Helen Guan itu keluar dari otaknya.

Kejutan tiba-tiba itu membuat Helen Guan ketakutan dan melompat, dia bahkan hampir berteriak.

“Kamu nih, bisa tidak normal sedikit?”

Helen Guan mengelus dadanya, terlihat sangat terkejut, arti lain terkejut bisa dikombinasikan dengan rasa bersalah dan rasa malu.

“Jangan menyela aku, jujur ​​saja, siapa yang kamu pikirkan barusan?” Cindy Yao semakin mendesaknya tidak memberi kesempatan pada Helen Guan untuk berpikir.

Helen Guan menarik selimut berguling ke sisi lain tempat tidur, “Sudah larut, ayo pergi tidur, besok kita masih harus berangkat.”

“Sudah lah, aku tahu, itu pasti Jovian kan? Sejujurnya, Jovian itu orang baik, tapi pacarnya tiba-tiba meninggal beberapa tahun yang lalu, hingga berubah menjadi cuek seperti sekarang. Aku sangat mengenalnya, dia hanya cuek di luar dan hangat di dalam, jadi jangan lewatkan dia.”

Kata-kata Cindy Yao barusan terdengar sedang bercanda, tapi beberapa kalimat terakhir terdengar begitu tulus.

“Dia bagaimana mungkin menyukaiku, aku ini orang yang sudah pernah menikah.”

Ini juga yang menjadi beban di hati Helen Guan, meskipun pertama kalinya telah diberikan kepada Jovian Zheng, tapi ini tidak dapat mengubah fakta kalau dia pernah menikah.

Mendengar Helen Guan untuk pertama kalinya berbicara tentang pernikahannya, Cindy Yao di sampingnya langsung bertanya, “Bisakah kamu ceritakan tentang pernikahan terakhirmu itu?”

Pernikahan terakhir?

Helen Guan duduk, mengambil bantal dan meletakkannya di belakangnya, sekarang dia akan memenuhi janjinya di bus waktu itu-ya dia akan memberitahunya segala tentangnya pada nanti.

Hari ini adalah kesempatan yang baik, Dia dan Cindy Yao seharusnya sudah tidak menyembunyikan apa pun, karena selama beberapa hari, mereka telah berteman dengan sangat baik.

“7 tahun yang lalu, orang tuaku...”

Dari 7 tahun lalu hingga saat ini, Helen Guan hanya menghilangkan tentang hubungan Jovian Zheng dengannya, dan semua sisanya di ceritakan pada Cindy Yao.

“Dengan kata lain, alasan kenapa kamu bersembunyi di kamar mandi stasiun adalah untuk menghindari perburuan rentenir?” Cindy Yao memikirkan pertemuan pertama mereka berdua di stasiun, dan sekarang mereka menyadari kalau ini sudah rencana dari Tuhan.

Tapi mereka berdua tidak tahu kalau orang-orang di stasiun itu bukan rentenir, tapi orang-orang Jovian Zheng.

“Ya, cerita setelah itu kamu sudah tahu kan. Bukankah itu mengerikan? Kurasa kalau aku menceritakannya, tidak ada yang akan mempercayainya.”

Ini bukan mencela diri sendiri, tapi fakta yang ada memang begitu.

Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, hal-hal yang jarang ditemui orang lain seumur hidup, tapi semuanya ini terjadi pada seorang gadis berusia dua puluhan.

Saat ini, dia bisa menuduh kalau Tuhan lalai dan tidak adil padanya.

“Tidak apa-apa, akan ada aku sebagai pendukung kuatmu.”

Cindy Yao menepuk dadanya, tindakannya ini terlihat sangat heroik kalau dia tidak batuk setelah itu.

Helen Guan kemudian terkekeh, memikirkan kehidupannya, ya memang orang yang bisa membuatnya tertawa tidak banyak.

...

Suatu malam penuh cerita, dalam sekejap waktu berputar ke keesokan pagi pukul 7:30.

Setiap hari di Yunnan, Helen Guan selalu tidur nyenyak karena dia sangat bahagia di sini. Tidak ada yang menyakitinya. Tidak ada sekelompok orang yang menelepon untuk menagih hutang. Dan sebelum Jovian Zheng muncul, Helen Guan ingin tinggal di sini sepanjang hidupnya.

Setelah sarapan, sudah pukul 8 pagi, dan supir Jovian Zheng sudah menunggu di depan pintu, mengantar mereka bertiga ke bandara.

Ini adalah pertama kalinya Helen Guan naik pesawat, karena provinsi tempat dia kuliah tidak jauh dari rumahnya, dia selalu pergi dengan kereta atau mobil.

Naik mobil butuh 1 hari 2 malam untuk menempuh perjalanan dari kota B ke Kunming. Meski pesawat jauh lebih cepat dari mobil, tapi masih dibutuhkan waktu lebih dari 3 jam untuk menyeberang jarak yang lebih dari seribu kilometer.

Pukul 12.00, pesawat mendarat di bandara kota B.

Turun dari pesawat dan baru saja meninggalkan bandara, Helen Guan melihat Tono dan mobil Hummer hitam biasanya.

“Whitey, kamu sekarang mau kemana? Rumahmu sudah dihancurkan Jovian. Atau kalau tidak kamu tinggal di rumahnya saja supaya aku bisa yakin dengan keselamatanmu.”

Meskipun dia khawatir dengan keselamatan Helen Guan, maksud lainnya juga ingin semakin mendekatkan Jovian Zheng dan Helen Guan, yang satu adalah sahabatnya, dan yang lainnya adalah presdir sombong yang dia tahu baik asal-usulnya, Cindy Yao ingin melihat percikan cinta seperti apa yang akan mereka buat ke depannya.

“Cindy, benar-benar ya.” Helen Guan tersipu, menundukkan kepalanya dan berkata pelan.

Dia tahu orang seperti apa Helen Guan, dan dia sekarang tidak mungkin mau pergi ke rumah Jovian Zheng, dia jadi mundur selangkah.

“Kalau kamu tidak mau pergi ke rumah Jovian, kamu bisa datang ke rumahku, kamu pilih salah satu,” kata Cindy Yao.

Melihat Jovian Zheng dan Cindy Yao sedang menunggu jawabannya, Helen Guan tahu kalau dia harus memilih salah satu, kalau tidak keduanya tidak akan setuju.

“Kalau begitu aku pergi ke rumahmu, Cindy, maaf merepotkanmu.” Helen Guan mengambil kopernya dan berjalan menuju Cindy Yao.

Cindy Yao menghela nafas, “Ya aku sih tidak masalah, tetapi seseorang sekarang harusnya sedang kecewa.” Setelah mengatakan itu dia melihat ke arah Jovian Zheng dengan sudut matanya

“Tidak apa-apa, aku juga tenang kalau dia tinggal bersamamu, beritahu aku saja kalau ada kebutuhan apa-apa, dan aku nanti akan meluangkan waktu pergi ke rumahmu.” Wajah Jovian Zheng seperti air, tanpa sedikit pun gejolak.

“Kenal pesdir Zheng bertahun-tahun tapi tidak pernah rumahku. Sekarang tiba-tiba mengatakan akau berkunjung ke rumahku, wah aku sungguh tersanjung.” Cindy Yao kemudian menoleh ke arah Helen Guan dan berkata, “Oh ya, ini semua berkatmu, nyonya Zheng, ayo pergi.”

Cindy Yao menarik Helen Guan masuk ke mobil Tono, dan Tono pergi mengantar mereka berdua pulang dulu.

Setelah turun dari mobil, Cindy Yao membawa Helen Guan menuju rumahnya, dan akhirnya berhenti di depan sebuah vila.

“Ini rumahmu?” Tanya Helen Guan dengan mata terbelalak. Tentunya, rumah semacam ini bukanlah sesuatu yang biasa ditinggali orang biasa. Di kota B, meski Helen Guan tidak banyak mengetahui harga sebuah vila, tapi harga vila ini setidaknya lebih dari 100.000.000 Yuan.

“Ini juga bukan uangku. Ayahku yang menghasilkan uangnya. Ayo pergi. Aku sudah lapar. Ayo makan-makanan yang enak dan menyehatkan.”

Begitu masuk ke vila Yao, pembantunya langsung datang menyapanya, “Cindy akhirnya pulang juga, selama kamu pergj ayahmu begitu mengkhawatirkanmu. Lihatlah nanti kamu mau memberinya penjelasan seperti apa.”

“Bibi Zhao tidak apa-apa. Ini juga bukan pertama kalinya bagiku. Aku lapar. Cepat buatkan kami makanan ya,” kata Cindy Yao dengan manja.

“Apakah keluargamu tidak tahu kalau kamu pergi?” Helen Guan bertanya dengan terkejut.

“Untuk saat ini susah dijelaskan. Makan dulu setelah itu baru kita bicarakan.” Setelah mengatakan itu, Cindy Yao menjulurkan lidahnya, dan berlari ke dapur meneror bibi Zhao untuk cepat masak.

Setelah makan, Cindy Yao merasa tidak mungkin membiarkan Helen Guan tinggal di rumah saja. Dia awalnya ingin Helen Guan bekerja di perusahaan Yao, tapi Helen Guan merasa tidak enak, jadi tidak menyetujuinya.

Jadi Cindy Yao meminta seseorang untuk mencarikannya pekerjaan yang tidak jauh dari perusahaan Yao, meskipun gajinya tidak tinggi, tapi pekerjaannya sangat santai.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu