Cinta Dan Rahasia - Bab 20 Hanya Sebuah Cinta Yang Mendalam
Seperti kereta api yang meluncur cepat dalam musim dingin, dilindas di rel kereta halus yang mengkilap, membawa angin dingin yang menusuk tulang.
Bahkan jika waktu sudah berlalu begitu lama, lama sampai banyak hal akan membingungkan, merasa benar-benar tidak terlupakan, waktu itu keputus asaan yang luar biasa, terluka, akhirnya memutuskan untuk melepaskan, sejak lama terukir dengan dalam masuk dalam darah dan daging, waktu dapat menyembuhkan perasaan orang, tetapi tidak mampu menghapus jejak.
Orang itu, mungkin sekarang dengan orang yang dia cintai hidupnya sangat bagus. Tidak tahu apakah iya dia masih bisa mengingat, dalam hidup juga pernah muncul seorang wanita begini, membuat dia sangat kesal, satu detik pun tidak ingin bertemu.
Jadi, kalau begitu seperti yang dia inginkan, Angel akhirnya sudah menghilang dari dunia.
Hati Gilang tenggelam, mengerutkan kening, melihat perempuan di sebelah dalam waktu yang singkat putus asa, dalam hati sebuah ledakan sakit.
Sudah begini lama, dia masih tidak bisa melupakan orang itu.
“Mama, Saya mau cepat tumbuh besar, sudah tumbuh besar lalu bisa bertemu papa, kalau seperti ini Saya mau membandingkan dengan dia, sebenarnya siapa lebih ganteng.”
Anak laki-laki sama sekali tidak menyadari keanehan, dari atas sofa melompat ke bawah, berlari sampai sisi Angel, mengangkat wajah melihat dia.
Angel membalikkan ekspresi, mengulurkan tangan mengusap-usap kepala anak, menggosok rambut tipis dan halusnya dengan berantakan, mukanya mengembalikan kecerahan: “Iya, jadi, Charles kita harus patuh kepada orangtua ya.
Ketika anak laki-laki dari pertama bertanya kepada dia, dia memberitahunya, papa karena hubungan kerja tidak bisa hidup bersama dia, perlu menunggu dia bertumbuh sedikit, baru bisa bertemu papa.
Dalam hati tidak dapat terhindarkan kepahitan, kebohongan ini, tidak tahu perlu digunakan berapa lama, Charles sekarang masih terlalu kecil, kecil sampai tidak bisa mengerti banyak hal, harus menunggu dia tumbuh besar, saat itu memberitahu dia kebenaran, seharusnya lebih mudah diterima kan.
“Mama, papa apakah sebaik Paman Gilang? Begini lama tidak datang melihatku, kalau tidak Paman Gilang menjadi papa Saya juga oke, Saya suka Paman Gilang.”
Angel dalam sekejap tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, melihat Gilang yang di samping, ada sedikit canggung.
“Baiklah, Paman juga bersedia, yang utama lihat mama setuju atau tidak setuju?” Mendengar perkataan Charles, suasana hati Gilang sekejap berubah baik, dalam waktu yang bersamaan juga membawa sedikit kegelisahan melihat ke arah Angel.
“Kamu hantu kecil ini, bilang apa, masih tidak buru-buru mengerjakan PR, Saya sebentar lagi memeriksa!”
“Ei! Oke!” Charles dengan sengaja mengeluarkan suara keluhan berlebihan, mengerutkan bibir berlari masuk ke ruang belajar.
Dalam kamar kembali hening, ekpresi laki-laki itu menurun, beberapa tahun begini, dia bukannya tidak pernah menunjukkan maksud diri sendiri, berbagai macam petunjuk lembut dan jelas semuanya pernah dicoba, dia tetap selalu seperti ini, bukan berpura-pura bodoh lalu membuka topik, setiap kali melihat penampilan dia yang sengaja mengalihkan pembicaraan seperti ini, hatinya dia sedih dan juga tertekan.
Dia melihat dengan mata sendiri dia pernah mengalami apa, tidak ingin memberi dia terlalu banyak tekanan, dia mau menunggu dengan sabar, menunggu dia pada akhirnya berjalan keluar, waktu itu, dalam hatinya baru bisa kosong satu tempat untuk diberikan ke dia.
Angel melihat Charles berjalan masuk ke ruang belajar, ini baru diam-diam melihat Gilang, melihat dia sepertinya tidak ada keanehan apa-apa, baru tenang.
“Ko, kamu kerjaan di sana semuanya ditangani dengan baik kan, Charles masih ada 1 minggu lagi libur, pulang kali ini Saya berencana membawa dia untuk tinggal lebih lama sementara waktu, sekalian kita juga bisa banyak menemaninya.
Beberapa hari sebelum, dia dan Gilang tahu, guru mereka dulu yang sama meninggal, pemakaman dijadwalkan setengah bulan kemudian, dengan perasaan dan alasan, seharusnya pulang melihat-lihat.
“Hm, tenang saja, sudah ditangani dengan baik, Saya memesan tiket pesawat, menunggu Charles libur lalu jalan.”
“Oke, terima kasih Ko.” Dia mengeluarkan senyuman manis kepadanya.
Gilang tercengang, hatinya melembut menjadi genangan air.
Bertahun-tahun yang lalu, dia yang masih gadis kecil, juga tertawa yang seperti ini, dalam sekejap langsung menarik perhatian dia.
Waktu itu Angel 16 tahun, aroma wajah, sekalinya tertawa memperlihatkan gigi putih yang rapi, seperti angin hangat di musim semi.
Ketika guru Ceng memimpin pembukaan rapat kelompok pertama kali, dia telat, membungkuk dari pintu belakang ingin diam-diam berjalan masuk, terlihat oleh guru Ceng, tertawa mengingatkan dia hati-hati jangan menabrak meja.
Semuanya melihat ke bagian belakang, saat itu ekspresinya dia imut dan juga lucu, selama bertahun-tahun hati tenang tiba-tiba bergerak sedikit.
Gilang pada waktu itu, dengan pria lain tidak terlalu sama, sepanjang hari mendinginkan muka yang tanpa keinginan tanpa permintaan, hati dan jiwa terjebak di pelajaran, sangat banyak perempuan ingin dekat dengan dia, dihindari oleh dia.
Kemunculan Angel, seperti seberkas cahaya, menyinari masuk ke dunia dia yang hambar tidak ada rasa.
Kemudian, setalah mereka familiar, dia baru tahu, keluarga dia sangat punya uang, ada seorang ayah yang sangat menyayangi dia, masih ada, dia sudah menyukai orang lain.
Sebenarnya dia sangat sedikit membicarakan orang yang dia suka itu, tetapi Gilang di dalam dompetnya dia melihat foto, seorang tuan muda kaya yang mendominasi.
Ternyata penampilannya sudah terlambat, hanya sebuah cinta yang dalam, terpaksa diam-diam menyembunyikan perasaan ini, berpura-pura apapun tidak ada, dengan sebuah penampilan sebagai koko yang baik di sisinya.
Gilang tidak tahu di antara dia dan laki-laki itu cerita yang bagaimana, hanya tahu dia terkadang senang, terkadang tidak senang, terkadang masih bisa menahan tangis telepon dengan dia, waktu itu dia langsung menjadi sangat bingung, sakit tak bisa ditahan.
Dia lulus tahun itu, Angel berhenti dari sekolah, menikah dengan laki-laki itu.
Pesta pernikahan dia tidak pergi, menutup diri sendiri di rumah sepanjang hari, dari dahulu dia yang tidak pernah minum bir minum sampai menjadi kehilangan kesadaran.
Setelah ini, mereka kehilangan hubungan, sampai setelah 3 tahun, dia tiba-tiba menerima lagi telepon dia.
Tetapi saat situasi dia yang putus asa seperti itu.
Dia membiarkannya membantu, mengatur dia “dibakar mati oleh api” ... ...
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHabis Cerai Nikah Lagi
GibranTakdir Raja Perang
Brama aditioGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMy Only One
Alice SongMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Dan Rahasia×
- Bab 1 Pernikahan Seseorang
- BAB 2 Mau Uang? Gunakan Nyawamu Sebagai Alat Tukar
- Bab 3 Di Dunia Ini Tidak Ada Orang Yang Mencintaiku Lagi
- BAB 4 Bukankah Kamu Hanya Ingin Saya Melakukan Itu?
- Bab 5 Diawali Dengan Cinta, Diakhiri Dengan Kebencian
- BAB 6 Maksud Tersembunyi Rose
- BAB 7 Gantikan Anak Untukku!
- BAB 8 Jangan Sentuh Aku, MENJIJIKKAN!
- BAB 9 Kematianya Adalah Kebebasanmu!
- BAB 10 Kamu, Bagaimana Bisa Kamu Berani Mati
- BAB 11 Dia Sendiri yang Membakar Rumah
- BAB 12 Dia Telah Pergi, Bahkan Pergi Tanpa Meninggalkan Jasad
- Bab 13 Ternyata Sangat Mencintainya
- BAB 14 Di Neraka Pun Aku Bisa Membencimu
- Bab 15 Kebenaran Itu Sangat Kejam
- Bab 16 Aku Merasa Sakit Ketika Aku Melihat Kamu.
- Bab 17 Dia Tidak Layak Menjadi Suaminya
- Bab 18 Hidup Seperti Kutu
- BAB 19 Ada Beberapa Orang Yang Hidup, Tetapi Nyatanya Sudah Mati.
- Bab 20 Hanya Sebuah Cinta Yang Mendalam
- Bab 21 Angel, Tanpa Diduga Kamu Sangat Perhintungan
- Bab 22 Dia Berdiri Di Hadapannya
- Bab 23 Saya Tidak Berhutang Apapun, Kamu Masih Berhutang Kepadaku, Dan Saya Sudah Tidak Mau Lagi
- BAB 24 Eric Kamu Terlalu Licik
- Bab 25 Saya Hanya Mau Kalian Mendapatkan Yang Lebih Baik Lagi
- Bab 26 Saya Yang Sekarang, Tidak Bisa Kamu Permainkan Lagi
- Bab 27 Selain Kuat, Kejam, Kamu Masih Bisa Melakukan Apa?
- Bab 28 Mari Kita Menikah!
- Bab 29 Jangan Biarkan Diri Sendiri Menyesal Lagi
- Bab 30 Dia Anak Siapa?
- BAB 31 Kamu Begitu Membenciku
- Bab 32 Berani Pergi, Kau Pasti Menyesal
- BAB 33 Apakah kamu benar-benar ayahku?
- BAB 34 Tidak Dapat Mendekat
- BAB 35 ANGEL Tidak Mati??
- BAB 36 Kamu Menghancurkan Segalanya
- BAB 37 Kutunggu Kematianmu ANGEL!
- BAB 38 Ajal Sudah Dekat Tapi Masih Mau Membohongiku
- BAB 39 Bersama-sama Kembali Ke Akhir
- BAB 40 TAMAT!