Cinta Dan Rahasia - BAB 19 Ada Beberapa Orang Yang Hidup, Tetapi Nyatanya Sudah Mati.

5 tahun kemudian.

Itali, Barcelona.

Hembusan angin di bulan Mei membuat orang bermalas-malasan, kehidupan di sini sangat nyaman dan tenang, seorang gadis muda dengan rambut sanggul sedang tidur bersandar pada sofa, cahaya matahari yang lembut menyinari balkon, seluruh halaman dipenuhi oleh cahaya berwarna kuning keemasan.

Sehelai rambut yang indah perlahan jatuh ke wajahnya.

Saat pria tinggi dan tampan itu masuk, di saat yang bersamaan pria itu melihat pemandangan di depannya. Sudut bibir pria itu perlahan-lahan naik ke atas, tanpa sadar ia tersenyum lembut.

Pria itu pelan-pelan berjalan menghampiri, awalnya agak ragu tetapi akhirnya ia tak bisa menahan jari-jari tangan panjangnya, perlahan-lahan menyibakkan rambut si wanita ke belakang telinganya.

Walaupun gerakannya sangat pelan, si wanita tetap terbangun. Begitu membuka mata, dia langsung tersenyum. Senyumnya yang cerah membuat si pria terpesona, dia terpana, dalam sekejap tak bisa menggerakan kedua matanya.

"Si tampan, kau datang!"

"Hmm. Apakah akhir-akhir ini melelahkan? Kamu sampai tertidur di sini?" Di dalam suara si pria tersirat nada manja.

"Tidak kok. Aku tidak melakukan hal yang berat. Hanya saja cuaca sangat bagus, terlalu nyaman!" Si wanita berdiri, lalu meregangkan tubuhnya.

Pria itu tidak bisa menahan diri untuk tidak mengusap kepala si wanita, "Ya, benar. Angel, kita harusnya sedikit bekerja, banyak istirahat."

Wanita itu ternyata adalah Angel!

5 tahun telah berlalu, wajah Angel berubah menjadi lebih tenang dan lembut.

"Oh ya, aku membawakan kamu makanan. Teman kerjaku bilang ini adalah makanan khas. Saat aku baru masuk aku menaruhnya di dalam kulkas. Jangan lupa untuk mengambilnya, ya."

"Duh, kenapa lagi-lagi kamu membawakan makanan? Ini sungguh merepotkan. Charles lagi-lagi akan pamer seharian di depan teman-temannya."

"Charles belum kembali?

Rose melihat jam tangannya: "Ya, sudah pukul segini, seharusnya dia sudah sampai rumah."

Baru selesai bicara, dari pintu terdengar suara bug bug bug langkah kaki, detik setelahnya, pintu dibuka dengan sangat kuat, lalu muncul kepala seorang anak laki-laki yang kuat: "Ibu, aku kembali!"

Baru selangkah masuk, melihat ada orang di ruangan, Charles lebih gembira lagi:  "Wah, paman Gilang datang! Baguslah! Paman bisa bermain lagi denganku!" Charles benar-benar menganggap Gilang sebagai teman bermainnya.

Wajah Gilang dipenuhi oleh tawa, mendekat beberapa langkah lalu menggendong anak itu: "Kemari, mari ku lihat. Ah lumayan lumayan, sudah agak berat, kelihatannya makan dengan baik, harus dipuji!"

"Ya, kan? Akhir-akhir ini Charles sangat patuh. Terakhir kali paman Gilang sudah bilang, jika aku makan dengan baik paman akan membawaku pergi bermain, janji harus ditepati lho!"

"Janji tetaplah janji. Kapan paman gilangmu pernah menipumu?

"Hei, kamu jangan terlalu memanjakannya. Anak ini, selalu menunggu kapan paman Gilang datang, akhir-akhir ini dia tidak memperhatikan ibunya." Angel tersenyum sambil menatap mereka, masuk lalu berpura-pura memasang wajah cemburu.

"Tidak! Aku paling sayang ibu." Mata anak laki-laki itu menunjukkan sepasang mata yang cerdas, lalu menambahkan: "aku juga sayang paman Gilang."

"Anak pintar ini, benar-benar tidak ingin melukai perasaan orang lain!" Gilang tak bisa menahan untuk tak menciumnya, Gilang menurunkan anak itu dari gendongannya: "Kemari, bicara dengan paman. Hari ini sudah main apa saja di sekolah?"

"Tidak main apa-apa, hanya saja aku mendapatkan sebuah surat cinta. Anak kelas sebelah bernama Bunga mengirimkan aku sekotak coklat, dia ingin bermain denganku, tetapi aku tidak ingin bermain dengannya, aku hanya ingin bermain dengan Mawar." Charles mengambil tas dari punggungnya lalu sembarangan melempar tasnya ke sofa.

"Hah?" Angel bingung harus menangis atau tertawa: "Hei anak nakal, apakah kamu tahu apa itu surat cinta? kenapa begitu saja menerimanya?"

Gilang juga ikut tertawa: "Wow, ini serius, pesona Charles kita benar-benar terlihat aneh. Yang paling utama adalah dia tumbuh menjadi anak yang tampan haha."

"Pastinya! Di kelasku ada beberapa teman yang bilang kalau aku tampan. Mereka bilang pasti ayahku juga tampan, karena ayah yang tampan baru bisa memiliki anak yang tampan. Ibu, bukankah ayah sangat tampan? Dan juga, kenapa ayah yang tampan baru bisa memiliki anak yang tampan juga?" Anak kecil itu  sambil memainkan boneka beruang di atas meja sambil mulutnya tak berhenti bicara.

Dalam sekejap kamar menjadi sunyi.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu