Love In Sunset - BAB 48 BERSATU KEMBALI

Muncul sebuah kekuatan yang tidak pernah ada sebelumnya dari tubuh Vincent, kekuatan itu datang dari sudut hatinya yang lembut, membuatnya semakin bertambah kuat tanpa kenal rasa takut, saat ini dia bukanlah hanya seorang pria, tapi dia juga seorang suami, seorang ayah. Dia memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melindungi keluarganya agar tidak tersakiti.

Dia mengangkat kepalanya, menatap kearah Yuda: “Aku berada di negara M, kota Z, dibawah nama perusahaan, rumah, saham, investasi jika digabungkan semuanya sekitar lima miliar, jika kamu membebaskan kami sekeluarga, aku akan menyetujuimu, aku akan memberikan segalanya padamu.”

“Lima miliar? Luar biasa?” Yuda menatap Vincent dengan dingin, tatapan matanya yang memerah terlihat begitu meremehkan.

Tetapi tatapan meremehkan yang tertuju pada tiga orang itu menghilang perlahan-lahan. Sejak awal dia tidak pernah menginginkan sebuah gambar bayangan yang indah. Gambaran yang indah itu menghancurkan dirinya.

Dia sekarang hanya berpegang pada rasa benci dan irinya.

Vincent menarik Christine dan Zayn untuk berdiri, melindungi dua ibu anak itu dengan tubuh tingginya: “Yuda, kusarankan sebaiknya kamu menerimanya. Vincent yang awalnya tidak memiliki apapun hingga sampai pada langkah ini, aku yakin kamu pasti mengerti kemampuanku. Kesabaranku ada batasnya, kamu tidak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan.”

Dia menatap Yuda dengan dingin, tatapannya memancarkan cahaya kegelapan seperti seekor serigala.

Dia bukannya tidak memiliki persiapan, sebelum dia menaiki pesawat, dia telah memasang alat pelacak ditubuhnya. Disisi lain Haris sejak awal telah tiba disekitar lokasi itu berdasarkan petunjuk yang didapat dari alat pelacak. Dia percaya, dia dapat melindungi wanita dan anaknya.

“Mencoba untuk menakutiku? Vincent sebaiknya kamu segera menyerahkan semua yang kamu miliki padaku, apa kamu lupa, aku adalah si gila yang tidak takut dengan apapun.” Yuda tertawa dengan begitu dingin, suara tawanya terdengar begitu menyeramkan, seperti iblis yang berasal dari neraka.

“Tuan Yuda, kumohon padamu, anggap saja kamu membebaskan kami karena aku telah membantumu mendonasikan kornea mataku. Lagipula, dalam tubuh Vincent mengalir darah yang sama denganmu, didalam tubuh kalian mengalir darah yang sama..........” Christine mengangkat kepalanya, dengan menatap Yuda dengan tatapan memohonnya.

Namun dia belum menyelesaikan ucapannya, Yuda langsung memotong ucapannya: “Tutup mulutmu.”

Dia menggelengkan kepalanya, tubuhnya dengan sadar mundur satu langkah, tatapan memohon wanita itu telah menghancurkan pertahanan terakhirnya, dia mendongakkan kepalanya, dengan kuat menahan cairan asin yang mendesak keluar: “Aku benar-benar tidak menyangka kalian rela mati demi pasangan kalian. Benar, sejak awal rencana yang kubuat memang untuk balas dendam. Aku menyiksamu, untuk menyakiti Vincent.

Namun tidak ada yang tahu, hatiku juga merasakan kesedihan, ketika menyiksamu secara bersamaan aku juga menyiksa hatiku sendiri.

Christine, aku adalah seorang pengecut, aku benar-benar bodoh hingga mencintai wanita musuhku. Karena aku mencintaimu, maka aku menolongmu dan anak musuhku.

Karena mencintaimu jugalah, aku memikirkan segala cara untuk berperilaku baik padamu. Aku kira, setelah begitu lama, kamu akan melupakan Vincent dan menerimaku. Namun setelah selama ini, kamu bahkan tidak menganggapku, bahkan lebih memilih mati daripada menyerah. Aku mengaku kalah, kalah telak!”

Karena kebenciannya dia menyakiti Christine, saat ini ganjaran dari perbuatannya telah dia dapatkan. Sudah terlambat untuk membalaskan dendamnya, dan dia telah jatuh pada satu hati. Hanya dengan melarikan diri, satu-satunya cara untuk menyelamatkan harga dirinya.

Dia tertawa terbahak-bahak seperti orang yang kehilangan kewarasannya, sambil mendongakkan kepalanya berjalan pergi.

“Tidak apa-apa, semuanya telah berakhir. Kita sekeluarga akan bersama selamanya, tidak akan terpisahkan lagi.” Vincent menatap bayangan Yuda yang pergi dengan kesakitan, kemudian masuk kedalam dekapan orang yang paling dicintai, tiga orang anggota keluarga itu saling memeluk dan menangis.