Love In Sunset - BAB 44 JANGAN MENANGIS

Demi keamanan Vincent, harga dirinya, kegigihannya, kebahagiaannya, tidak layak untuk disinggung. Demi dia, bertekad untuk mengorbankan nyawanya sendiri, apalagi untuk bersama dengan Vincent.

“Ibu, ibu, jangan menangis, jangan menangis.” Zayn berlari kemari, menggenggam kaki Christine, membujuknya, namun ia malah tak kuasa meneteskan air mata. Matanya merah, hidung kecilnya merah, membuat orang yang melihatnya tak kuasa sedih.

“Anak baik, ibu tidak menangis, kamu juga jangan menangis. Kamu kan laki-laki, kamu lupa akan hal itu?” Christine menghibur Zayn, mengulurkan tangannya dan menghapus air mata pada wajah Zayn, air mata ibu dan anak ini semakin mengalir semakin banyak.

Sepasang mata Yuda mendadak membesar, ia menatap Christine, beberapa detik, bagaimanapun ia tak menyangka, dia bisa menyetujuinya begitu cepat.

Dia jelas-jelas telah mendapatkan apa yangh ia mau, namun dia malah tidak senang sedikitpun. Pengajuannya jelas demi pria lain, ini membuatnya marah, membuatnya tak tahan.

Vincent, dia anak seorang simpanan, atas dasar apa dia?

Yuda membelenggu rahang bawah Christine dengan tanggannya yang penuh tenaga, matanya mengerikan, ia mencibir, bahkan udara seperti dipenuhi oleh nafas yang suram: “Kamu baru sadar, sekarang baru memohon belas kasihan, hm?”

“Ya, saya salah. Hanya perlu kamu melepaskannya, apapun akan saya turuti, aku bersumpah.”

Christine mengangkat tangan kanannya, membuat isyarat bersumpah, tangannya yang putih itu bergetar. Matanya bengkak seperti buah persik, hidungnya juga merah, wajah cantiknya yang dibaluti tangisan bagaimanapun tidak dapat membuat Yuda sedih ataupun kasihan.

Semakin dia begini, semakin Yuda membencinya.

Ia mendengus, pori-pori yang ada pada tiap tubuhnya mengeluarkan kebencian akibat keirian hatinya: “Christine, kelihatannya hanya anak simpanan itulah yang merupakan kelemahanmu.

Kamu tidak menginginkannya mati ya? Namun bagaimana, saya ini paling tidak suka untuk memenuhi permintaan orang, hal yang paling menyenangkanku ialah melihat kalian yang hidup dengan menderita.”

Dia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan, atas apa yang dimiliki oleh orang lain.

“Saya sudah memikirkannya, kalian bertiga sekeluarga, harus ada satu yang mati. Kalian pikirkan dengan baik, sebenarnya siapa yang mati, saya tak memiliki kesabaran yang begitu banyak, beri kalian waktu tiga menit untuk berpikir.”

Yuda mengangkat pergelangan tangannya, menatap ke jam tangan emasnya: “Sekarang kalian masih memiliki waktu dua menit lima puluh sembilan detik……”

“Vincent, lihat baik-baik……” Christine menurunkan tangan Yuda dengan tenaga, ia mengulurkan sepasang tangannya, menggenggam bahu Zayn dan membuatnya berhadapan dengan Vincent.

“Dia adalah putramu, adalah darah dagingmu. Dengan susah payah saya melahirkannya. Kamu belum melihatnya dengan baik.

Demi dia, kamu harus hidup dengan baik, bertanggung jawab layaknya seorang ayah. Inilah yang kamu hutang kepadsaya.

Vincent, saya mencintaimu, saya Christine sepanjang hidup hanya mencintaimu seorang. Zayn, panggil ayah, cepat panggil ayah.”

“Saya……” anak itu tersedu-sedu, melihat pria yang babak belur di hadapannya, mulut yang terbuka pada akhirnya tidak bisa berkata-kata.

“Anak baik, waktu kita tidak banyak, bukankah kamu menanyai ibu siapa ayahmu? Kamu lihat, pria yang berada di hadapanmu ialah ayahmu, dia bukannya tidak menginginkan kita, dia ada kepahitannya, dia tidak ada pilihan. Di dunia ini, tak ada orang yang lebih mencintai kita daripada dirinya.”

“Ibu, ayah dipukul menjadi seperti itu, sangat sakit kan?”

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu