Love In Sunset - BAB 15 TIDAK BOLEH

“Tidak mau.” dengan nada yang tegas,di dalam matanya melukiskan perasaan yang tak mudah di jelaskan.

“Kenapa tidak mau?” Christine memandang dia, didalam matanya menunjukan kesedihan.

“karena kita akan bersama selamanya!”

“ Vincent,Kamu sungguh menyebalkan kenapa selalu membuat saya menangis!”

Di kelopak matanya seperti ada luka sobek yang sangat menyakitkan, bahkan jika dia ada didalam kuil yang memiliki banyak duri, menusuk kedalam kunci hati. Mulai sekarang tidak akan lagi mengenang kejadian masa lalu,semua kenangan itu tumpah keluar.

Christine dengan senyum diwajahnya, cinta itu sungguh indah dan polos. Dalam beberapa tahun terakhir, dia tidak pernah membiarkan dirinya berpikir tentang hal itu. Setiap kali dia memikirkannya, itu semua adalah masa kelam dan kejam di masa lalu.

Christine,kali ini,Trik apa lagi yang akan Kamu mainkan?Apakah kamu mau meninggalkan saya, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau?

Berhenti berharap, kali ini saya tidak akan membiarkanmu berhasil!

Tangan besar itu memegang kemudi dengan erat, kemudian kaki dengan kuat menginjak pedal gas.

Mobil hitam itu seperti anak panah yang bergerak bebas, bergegas maju tanpa terkendali.

Tiba-tiba telinga mendengar suara kelakson dari mobil yang mengarah kesini.

Vincent menongak dan melihat truk besar yang datang ke arahnya. Tiba-tiba mempercepat gerakan tangannya, mukanya yang pucat dan tangan yang terburu-buru untuk menganti arah.

Tetapi semua itu sia sia.

Bersamaan dengan bunyi kelakson dari truk besar,Kepala mobil mereka mengarah mobil truk itu.

“Christine……” Walaupun Saya mati Saya tidak akan melepaskanmu.

”Bang” suara yang sangat besar berbunyi, airbag pun membesar.

Muka Vincent dipenuhi oleh darah, bibirnya yang lemah terbuka melengkung. Dia mengedipkan matanya berberapa kali, tidak lama kemudian dia kehilangan kesadaaran.

……

“Kamu bilang apa?Kecelakaan!”

“Di rumah sakit mana?”

“baik,saya langsung menuju kesana.”

Suci menutup telepon,sibuk menghidupkan mobil lalu menuju kerumah sakit.

Disekitar dia ada kabut yang tidak bisa di tembus, keadaan yang tidak jelas ini lagi dan lagi terjadi.

Vincent melewati kabut tersebut, dadanya seperti ada sebongkah batu raksasa yang beratnya 500 kg yang membuatnya susah bernafas.

“ Keluar kamu Christine!”

Atas dasar apa lagi dan lagi kamu meninggalkan saya!

Matanya memerah, ditengah kegelapan membatasi penglihatan kedua matanya.

Didalam kabut tebal tiba-tiba tampak sebuah jalan yang bercahaya,berada didepannya, cahaya tersebut bergoyang, Di depan matanya yang merah, tiba tiba terlintas bayangan yang seperti tebasan pedang. Dia mengejar cahaya itu.

Tidak jauh dari sana ada seorang anak perempuan, mengunakan gaun putih, dengan rambut yang terkuncit ekor kuda.

Dia berlari kearah Vincent dengan tersenyum, matanya yang cantik dan senyumnya yang seperti bulan sabit.

“Vincent!”

Anak perempuan itu berteriak namanya,saat itu angin bertiup, meniup gaun putih dan rambutnya yang hitam

“Christine!Saya tahu kamu tidak akan begitu mudah untuk mati.”

Kamu masih berhutang terhadapku!

Dia bernafas dengan sangat perlahan, terfokus terhadap kedua tangan yang tergenggam dengan kuat,tangan yang pucat dan pembuluh darah yang mengencang.

“Vincent saya datang melihatmu untuk yang terakhir kali. Selamat tinggal!”

Anak perempuan yang cantik dan manis tiba-tiba memutar badannya dalam sekejab hilang tertiup angin.

Tiba-tiba hatinya terasa hampa,seperti ada orang yang berubah menjadi ribuan jarum yang tersebar diseluruh tempat, setiap hembusan nafasnya bisa membuat paru-paru bercokol menjadi lumpur.

“Siapa yang mau melihatmu untuk terakhir kali? Siapa yang mengijinkamu mengatakan sampai jumpa? Saya perintahkan kamu untuk menarik kembali perkataanmu!”

Kemarahan yang tak terkendali membanjiri hatinya dan membuat rasa sakit yang tak tertahankan. Akhirnya menariknya keluar dari kabut itu.

“Christine!”

Tiba- tiba Vincent membuka kedua matanya, dia melihat beradah di tengah kamar pasien.

Suara kemarahan berasal dari gigi mengoyak keheningan di kamar, seketika membuat suasana menjadi tenang.

“Vincent kamu sudah terbangun!Kamu tertidur 7 hari 7 malam,membuat saya sangat menghawatirkanmu.” Suci tiba-tiba bangkit di samping tempat tidur, wajah pucat pasi, kebingungan, menutupi rasa terkejut dimukanya, matanya merah, didalam pupil matanya yang memiliki cairan yang transparan perlahan-lahan berkumpul.

Vincent melihat dia tersesaat di tengah kegelapan. Seketika pupil matanya membesar, dengan brutal duduk atas kasur, lalu menjulurkan tangannya untuk menangkap tangannya, tidak memperdulikan sakit yang berasal dari jarum: “Christine,bagaimana dengan dia?”

matanya kemerahan, di dalam bola mata yang gelap itu terpana dengan hujan darah dan angin topan.

Suci menekukan alisnya sampai berbentuk hati,melihatnya dengan telungkup mata yang tertutup setengah,didalam hatinya ada kebencian yang tidak terlihat, ketika mengangkat wajahnya memperlihatkan expresi yang sedih:“Sayang sekali,kalian dikirim ke rumah sakit dengan cederah yang terlalu banyak. Dokter sudah mencoba yang terbaik... Keluarga Christine telah mengkremasi jasad ibu dan anak itu. Setelah lewat dua hari adalah hari pemakamannya… Vincent,Kamu jangan sedih.”

Sedih?Dia atas dasar apa sedih?Bukannya dia sangat membenci wanita itu?

Hanya saja,dalam hati menggatakan sudah seharusnya dia mati, jadi sakit hati yang dia rasakan ini apa sebenarnya?

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu