Cinta Dan Rahasia - BAB 10 Kamu, Bagaimana Bisa Kamu Berani Mati

Bau terbakar menguar ke udara, pikiran Eric seketika kosong, mesin mobil belum sempat dimatikan, ia melompat dari dalam bergegas masuk ke dalam villa.

Petugas pemadam kebakaran yang memakai baju warna jingga tua masih sibuk mengamankan keadaan, api yang besar telah padam, hanya tersisa kabut dan asap hitam yang keluar dari celah-celah bangunan yang telah hancur dilahap api, keadaan didepan mata terlihat sangat kacau.

Beberapa tetangga yang tinggal di dekat villa pergi melihat kejadian, mereka sambil melihat sambil mengeluh, “Lihat villa yang begitu besar, langsung habis dilahap api, sayang sekali ya!”

“Ya, perempuan itu kasihan sekali, masih muda tapi sudah mati.”

“Iya, dengar-dengar villa terbakar sampai semua sudah menjadi arang, bodoh sekali perempuan itu, kok tidak lari pada saat kejadian.”

“Iya, kasihan sekali!”

...

Tidak tahu mengapa, Eric merasa dirinya saat ini gemetaran, tidak mampu berdiri dengan tegap, dia seperti orang gila menerobos orang-orang yang ada didepannya berlari menuju Villa, lalu sampai di depan Villa hanya melihat tanah kosong, dan satu kain putih yang dipakai menutupi mayat, beberapa orang mengenakan jas putih tengah merekam dan membuat data laporan

Tak lama setelah itu, ada orang yang mebungkukkan badannya hendak membawa mayat menuju mobil yang bagian depannya bertuliskan polisi. Eric dengan cepat menerobos orang itu lalu mendorongnya, ia mengulurkan tangannya hendak membuka kain putih.

“Ya, Tuan, apa yang kamu buat? Mohon untuk menghargai orang yang telah meninggal!”

Sorotan mata Eric yang begitu dingin memandang orang di sampingnya membuat orang itu terkejut dan tak berani bicara, ia dengan cepat menyingkap kain putih di depannya, melihat pemandangan di depannya, isi perutnya bergejolak, tinggi badannya, bentuk tubuhnya dengan angel hampir sama, bentuk wajahnya sudah tidak jelas, wajahnya semua terbakar tak berbentuk.

Darah ditubuh Eric membeku, seperti terjatuh dari ratusan ribu meter masuk ke dalam rumah es. Kedua matanya berapi-api, dia tiba-tiba berbalik arah, dengan penuh tenaga mencengkeram kerah orang disampingnya, bertanya dengan satu-persatu kata: “Dia siapa? Jawab aku, orang ini siapa?”

Dokter yang kerahnya dicengkeram Eric terkejut, setelah beberapa detik dengan gemetaran menjawab, “Berdasarkan..data, nama orang yang meninggal adalah Angel, umur 21 tahun, waktu meninggal...”

“Ulangi perkataanmu!” Eric tidak menunggu orang itu selesai bicara, langsung mengcekik lehernya, kesadarannya hilang karena amarah dan panik yang menguasai pikirannya saat ini, tangannya dengan penuh tenaga, mengcekik orang itu hingga ia tak bisa bernafas.

“Dia barusan sudah menjawab, nama orang yang meninggal adalah Angel, umur 21 tahun, berdasarkan hasil otopsi, ia meninggal pada pukul 2 hingga 3.40 dini hari...” Seseorang dengan badan tinggi dan orang yang ganteng berjalan menuju Eric, sama dengan orang yang dicekik Eric mengenakan jas berwarna putih, ekspresi diwajahnya tak terbaca.

“Kamu pasti Eric ya?” Pria itu tertawa dingin, seperti tengah mengejek keadaan Eric yang saat ini tidak terkontrol, kemudian dengan dingin berkata: “Tolong tanda tangani ini!” Selesai bicara ia menyodorkan satu dokumen pada Eric.

Eric sontak melepaskan cekikannya, dokter yang dicekik Eric badannya terhuyung, lalu terbatuk beberapa kali hingga kembali pada keadaan normalnya.

Eric melihat sekilas dokumen, melihat pada judul dokumen yang menyatakan Persetujuan Pihak Keluarga Atas Kejadian beberapa kata lalu mengembalikan lagi dokumen pada dokter yang memberikannya, “Tanda tangani apa, dia belum mati, aku tidak percaya!”

“Angel! Dasar pelacur, beraninya kamu mati! Tidak mungkin!”

“Aku tidak akan pernah melepaskanmu, walaupun kamu telah menanda tangani surat perceraian, hanya selama aku tidak mengantar surat itu ke pengadilan, kamu tetap milikku, kamu lahir milikku, mati juga tetap milikku, cepat bangun, bangun!” Eric meraung dan orang sekitarnya tidak berani membuka mulut.

Dokter didepannya masih dengan tanpa ekspresi menatap Eric sekilas, menarik kembali tangannya, menghadap kebelakang dan berteriak: “Pak Jay, aku bisa mengatasi ini, ikuti jalannya sesuai prosedur.” Ia menyodorkan dokumen pada orang yang berdiri disampingnya, lalu memutar badan meninggalkan tempat kejadian. beberapa menit kemudian kembali ke tempat kejadian.

Eric mengangkat kepalanya, dari sudut matanya melihat kartu pekerja yang ditempel di depan dada dokter yang tadi menyodorkannya dokumen, Ahli Medis Legal, Gilang.

“Eric, ini dari hasil proses otopsi diketahui dari jari atas tangan kanan mayat, mohon di konfirmasi, apabila tidak ada kesalahan, dalam waktu setengah bulan ini bisa pergi ke kantor untuk mengambilnya dan membawanya pulang.” Masih dengan suara dengan intonasi yang datar.

Tiba-tiba, wajah Eric seperti orang mati, ia melihat plastik kecil yang didalamnya terdapat cincin, saat 3 tahun yang lalu menikah, ia dengan sembarangan mencari satu cincin, dan Angel setiap hari selalu memakainya, saat tidur juga memakainya, dari awal tidak pernah melepaskan cincin dari jarinya.

Eric masih tetap berdiri, segala yang berada didekatnya seolah tidak nyata, dihatinya terdapat sebuah dunia, dan semuanya telah runtuh tak bersisa.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu