After The End - Bab 28 Sepertinya sudah tidak perlu mengenalmu lagi

Rumah Sakit St. Mary, ruang pasien di lantai 21, Putri memperhatikan tetesan yang menetes dari kantung infus. Seperempat jam sebelumnya, dia menerima telepon dari Wilson, mengatakan bahwa Calvin Zhang datang ke rumah sakit.

Meskipun aku tahu bahwa hal ini mungkin tidak dapat memuaskan Calvin Zhang, tetapi hati Putri masih bergetar. Mendengar Wilson melepon meminta maaf, Putri malah menghiburnya.

Jelas-jelas awalnya ini bukan masalah Wilson, tetapi sekarang dia malah sekarang jadi terlibat. Harusnya malah Putri yang meminta maaf padanya.

Putri merasa bahwa dia seperti seorang tahanan di tempat eksekusi saat ini, hanya menunggu Calvin Zhang untuk memberinya pelepasan. Karena sudah mengalami terlalu banyak hal, pada saat ini, dia hanya dapat tenang menunggu kedatangan Calvin Zhang.

Dia sengaja menghitung waktu. Pada menit ke dua puluh tujuh setelah dia menerima panggilan dari Wilson, Calvin Zhang masuk dari pintu. Tubuhnya penuh dengan hawa dingin, dan seluruh wajahnya suram.

Ketika melihat Putri, Calvin Zhang segera berkata, "Aku sudah pernah mengatakannya terhadapmu, menyuruhmu jangan membuar masalah lagi, kenapa kamu tidak mendengarkanku."

Suaranya sangat keras, dan dia membentak seperti dia tidak memiliki perasaan sedikit pun.

Putri mendengarkan kata-katanya. Dia membuka mulut, tersenyum dan berkata, "Kenapa Aku harus mendengar perkataan kamu? Apa lagi yang bisa kamu lakukan selain mengancam Aku dengan ayahku?"

Seperti disodok ke tempat yang sakit, wajah Calvin Zhang menunjukkan sedikit kemarahan, dan menatap Putri yang berbaring di ranjang rumah sakit. Dia berkata: "Apa yang terjadi padamu dengan Wilson?"

Di dalam perjalanan ke rumah sakit, ternyata dia terus memikirkan hubungan antara Wilson dan Putri.

Sikap Wilson membuat hatinya sangat tidak nyaman. Dia terlalu mengenal ekspresi Wilson. Dia pasti punya perasaan lain untuk Putri, kalau tidak, dia tidak akan mempertanyakan dirinya.

Hanya saja dia tidak ingin mengerti apa yang pikirkannya, dan kapan Wilson mulai menyukai Putri?

Jelas-jelas dia baru kembali belum saja sebulan, dan dia baru menemui Putri dua kali. Terlalu berlebihan untuk langsung menyukainya. Pasti ada sesuatu yang tidak dia ketahui, spekulasi semacam ini membuat Calvin Zhang merasa sangat tidak nyaman.

Melihat Putri di depannya, spekulasi di hatinya muncul lagi. Jelas wanita ini adalah miliknya, bahkan jika dia tidak ingin menjadi miliknya, tetapi apa yang ingin dilakukan Wilson.

Melihat Calvin Zhang bertanya tentang hubungannya dengan Wilson, bibir Putri mulai sedikit senyum yang tidak jelas. Dia berkata, "Coba tebak? Menurut kamu ada hubungan apa antara Aku dan Wilson?"

Calvin Zhang hanya merasa senyumnya sangat menjengkelkan, langsung mencengkram wajahnya dan berkata, "Aku memperingatkanmu terakhir kali, Putri, jangan menantang kesabaranku."

Gerakannya sangat besar, untuk sesaat, Putri merasakan sesuatu mengalir keluar dari tubuh bagian bawahnya. Rahim mulai menyusut lagi dan lagi, sambil meringis dia menatap Calvin Zhang, "Kamu peduli apa sama hubunganku dengan Wilson?"

"Putri!" Calvin Zhang terlalu marah untuk mengatakan apa pun. Setelah beberapa saat, dia langsung menjatuhkannya dan mencibir dan berkata: "Bagus sekali, Putri, jangan berpikir dengan keadaanmu yang seperti ini aku tidak akan berani ngapain kamu ya, Aku kasih tau ... "

Ketika Calvin Zhang setengah berbicara, dia tiba-tiba menyadari bahwa wajah wajah Putri tidak normal. Pertama, wajahnya sangat putih, agak pucat, dan dahinya berkeringat dingin. Dia meringis dan keseluruhan tubuhnya tampak sangat sakit.

Pada saat ini, Calvin Zhang kaget. Dia dengan cepat mengangkatnya, ada kepanikan dalam suara yang bahkan tidak dia perhatikan, sedu yang bahkan tidak dia sadari. "Putri,Kamu kenapa Putri ?! Berbicaralah denganku ?!"

"Ca..Calvin.." Suara Putri hampir keluar dari giginya. Dia meremas pakaian Calvin Zhang dan kemudian berkata: "Jika ... jika ada kehidupan berikutnya, aku benar-benar ... Tidak akan pernah mau mengenal kamu lagi. "

Rasa sakit hati dan tulang membuat Putri merasakan kedatangan kematian pada saat ini.

Ini benar-benar balasannya.

Dia berpikir bahwa selama dia tidak berpikir tentang kematian maka dia akan baik-baik saja, tetapi kenyataannya mustahil tidak berpikir tentang kematian.

Anakku, ini balasan retribusi yang kamu berikan kepadaku.

Putri berpikir, perlahan-lahan ia memejamkan matanya.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu