After The End - Bab 14 Semua karma akan terbalaskan

Kondisi Putri membaik dengan cepat, tidak lewat beberapa hari, Putri sudah dijemput dan diantar ke kamar sebelumnya. Calvin telah menarik larangannya, Putri akhirnya bukanlah burung yang terkunci di sangkarnya.

Dia pergi ke rumahnya untuk melihat keadaan rumah, namun rumah yang dulunya penuh dengan aura kehidupan sekarang tidak tahu kapan telah disegel, tidak terlihat satu orang pun. Dia mencoba masuk dengan memanjat dinding, namun sepertinya benar-benar tidak bisa.

Tepat ketika dia berdiri di depan pintu tidak tahu harus berbuat apa, terdengar suara jernih dari belakangnya.

"Apakah kamu Putri?"

Putri melihat ke arah suara tersebut dan melihat seorang pria, lebih tepatnya seorang lelaki muda. Lelaki tersebut lebih tinggi satu kepala dari Putri, matanya masih terlihat kekanakan. Putri merasa dia terlihat familiar, tetapi dia tidak bisa mengingat di mana dia melihat lelaki ini sebelumnya, jadi dia bertanya: "Kamu ... kamu adalah?"

"Aku Wilson, kita pernah bermain bersama ketika kita masih kecil!" dia berkata dengan semangat.

Saat itu juga, ekspresi Putri mendingin.

Wilson, putra kedua dari keluarga besar Ji, telah lama hidup di luar negeri.

Putri dan Wilson bukanlah orang asing, karena Wilson masih punya satu lagi identitas, yaitu teman masa kecil Calvin Zhang.

Ketika masih kecil, Putri sering mengikuti Calvin Zhang dari belakang, oleh karena itu dia sangat sering bertemu dengan Wilson. Awalnya dia tidak ada perasaan apapun terhadap Wilson, tetapi sekarang berbeda, karena dia dan Calvin Zhang sudah menjadi musuh.

Walaupun Putri tidak membenci Wilson, tapi karena dia adalah teman dari musuhnya, maka dia juga tidak ingin berhubungan dengannya.

Putri pun berbalik badan dan hendak pergi.

Tetapi Wilson tidak mengerti maksud Putri, dia pun bergegas mengejar Putri dan berteriak: "Putri, kamu benar-benar sudah tidak ingat aku? Tidak seharusnya seperti ini....."

Mendengar Wilson yang tidak berhenti berceloteh, Putri merasa sangat jengkel. dia tiba-tiba berhenti, berbalik badan dan menatapi Wilson dengan tatapan sengit, dan berkata: "Jangan ikuti aku lagi!"

"???" Wilson juga menghentikan langkahnya, dengan wajah bingung menatapi Putri.

Putri melanjutkan kata-katanya: "Aku tahu kamu Wilson, juga tahu kamu teman Calvin Zhang, oleh karena itu jangan ganggu aku."

Mata putri yang penuh dengan kebencian membuat Wilson terdiam, lalu dia pun teringat hal yang dilakukan Calvin Zhang pada keluarga Putri, dia pun dengan canggung berdiri diam di tempat.

Melihat Wilson terdiam, Putri sangat puas, berbalik badan dan bermaksud pergi dari sini.

Namun, setelah beberapa detik, Wilson lagi-lagi mengejar Putri dan berhenti di depannya, Wilson terlihat bersalah dan menunduk meminta maaf: "Maaf, aku tadi tidak mempunyai maksud apa-apa."

"Lalu untuk apa kamu masih disini?" Putri mengangkat alisnya dan berkata dengan sinis.

Tapi Wilson tidak bergerak, ia mengangkat wajahnya dan berkata dengan serius: "Aku tahu kamu tidak menyukaiku karena aku adalah teman Calvin Zhang, tapi di saat bersamaan aku juga teman bermainmu ketika kita masih kecil."

"Teman bermain?" Putri seperti mendengar lelucon yang sangat lucu, ekspresinya sedikit mengejek, "Kalau bukan karena Calvin Zhang, kita tidak mungkin kenal satu sama lain. Tapi sekarang dibahas-bahas, aku justru lebih menyesal saling kenal dengan Calvin Zhang."

Kalau mereka tidak saling kenal, maka sekarang hidupnya juga tidak akan menjadi seperti ini.

Semua ini adalah takdir, adalah karma yang harus dibalas.

Wilson menatapi Putri yang berdiri di depannya, dia merasa Putri yang sekarang berubah banyak dengan Putri yang dulu. Di ingatannya, Putri adalah gadis kecil yang selalu tersenyum dan selalu mengikuti Calvin dan dia dari belakang.

Tetapi sekarang, Wilson hanya bisa melihat Putri yang penuh dengan kebencian.

Tapi dia juga tidak bisa menyalahi Putri, dia telah kehilangan keluarganya.

Wilson menghela nafas, dari dalam tas dia mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya kepada Putri, berkata: "Kalau kamu perlu bantuan, kamu boleh datang mencariku, dan kalau bisa aku pasti akan membantumu."

"Aku tidak butuh hal semacam ini!" Putri berteriak tanpa sadar.

"Tidak ada salahnya menyimpan kartu nama ini."

Wilson lantas menaruh kartu namanya di tangan putri dan pergi meninggalkan Putri tanpa mengatakan apapun.

Menatapi kartu nama yang ada di tangannya, Putri melamun untuk waktu yang lama sebelum dia terbangun, tangan yang hendak membuang kartu nama tersebut berhenti, pada akhirnya Putri menyimpan kartu nama tersebut.

Wilson? Teman baik Calvin Zhang?

Kalau begitu, maksud baikmu sudah kuterima, maka bersiap-siaplah untuk menerima maksud burukku.

Putri sambil berpikir sambil mengangkat kakinya dan berjalan maju.

Angin bertiup perlahan dan membawa aroma bunga yang halus.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu