After The End - Bab 19 Orang baik tidak panjang umur
Di dunia ini siapapun pantas menjadi ayah dari anaknya, kecuali Calvin Zhang. Kalau aku memang mengandung anaknya, aku juga tidak akan melahirkannya!
Putri menyatakan pernyataan itu dengan tegas. Wilson termenung dalam pernyataan Putri kemudian membuka mulutnya mengatakan: “Aku tidak akan memberitahu siapapun, terutama Calvin Zhang.”
Penting bagi Putri untuk mendengar perjanjian yang Wilson ucapkan tadi, dia tersenyum dengan tulus mengucapkan: “Terima kasih.”
Putri tidak berani membawa alat tes kehamilan pulang ke rumah, jadi setelah dia membeli alat tes kehamilan dari apotek, mereka masuk ke sebuah cafe, di toilet cafe tersebut Putri mengkonfirmasi kehamilannya.
Saat itu juga, dia ingin tertawa terbahak-bahak. Kenyataannya, dia memang sedang tertawa.
Pernikahannya bersama Calvin Zhang selama tiga tahun ini, dia selalu mendambakan seorang bayi dengannya, tetapi dia selalu mengatakan kalau putri masih kecil, terlalu cepat menjadi seorang ibu bukan hal yang bagus. Sekarang setelah bertentangan dan ingin berpisah dengan Calvin Zhang, dia malah mengandung anaknya.
Apakah ini adalah lelucon dari Tuhan atau ini merupakan karmanya Calvin Zhang?
Putri merenungkan diri memikirkan masalah ini dan tidak mendapatkan arah yang jelas, tetapi dia mengetahui dengan pasti bahwa dia tidak akan melahirkan anak ini. Meskipun anaknya belum dilharikan, juga belum membuka mata melihat dunia ini, tetapi tubuhnya mengalir darahnya Calvin Zhang.
Anaknya akan menjadi orang yang berdosa, sehingga dia tidak ingin melahirkannya.
Setelah merasa dirinya sudah cukup tenang, dia berjalan keluar dari toilet, pandangannya tertuju pada Wilson yang tidak jauh dengannya yang masih setia menunggu disana, yang membuat orang merasa bisa diandalkan.
Perasaan seseorang kadang memang aneh, awalnya dia sangat waspada terhadap Wilson sekarang dia malah merasa Wilson bisa diandalkan, sama halnya dengan jika telah mencintai seseorang selama beberapa tahun, tetapi untuk membencinya hanya membutuhkan waktu sedetik saja.
Wilson melihat Putri berjalan mendekatinya kemudian duduk di kursi hadapannya, bertanya: “bagaimana hasilnya?”
“Aku hamil.” Putri tidak bermaksud menyembunyikannya.
Meskipun dia telah menduga kehamilan putri, setelah positif mengetahui Putri hamil, dia memastikan sekali lagi: “sudah yakin tidak akan melahirkannya?”
"Iya, yakin." Putri menjawab dengan pasti tanpa keraguan, “Jika dia dilahirkan, tubuhnya akan mengalir darah si brengsek itu yaitu darahnya Calvin Zhang.”
“Tapi dia juga buah hatimu, aku tidak ingin kamu menyesal.”
“Aku tidak akan menyesal. Aku mengetahui dengan pasti apa yang akan aku lakukan.” Putri menatapnya dengan serius, “Calvin Zhang bukanlah orang yang baik, tapi kamu adalah orang yang baik, jadi kamu tidak perlu berteman dengannya.
Ini pertama kali Wilson mendengar seseorang memujinya sebagai orang yang baik, apalagi yang memujinya itu adalah Putri.
Dia senang mendengarnya, tapi tidak mau bersikap lebih, dia menaikkan bibirnya sedikit, “Terima kasih telah memujiku sebagai orang baik."
“Sama-sama. Kamu memang memberikan kesan yang baik.”
Setelah Putri selesai berbicara, dia mendengar Wilson bertanya: “bagaimana denganmu, apakah kamu ingin menjadi orang baik ?”
“Aku... aku tidak mau.” Putri mengatakan: “orang baik tidak panjang umur, aku ingin hidup lebih lama di dunia ini, aku ingin melihat dengan mataku sendiri saat Calvin Zhang jatuh terpuruk, melihat dia mati terlebih dahulu.”
Apa yang telah dikatakan Putri membuat Wilson diam terpaku. Kalau misalnya Putri memang benar-benar tidak ingin melahirkan anak dia dan Calvin Zhang karena mereka telah bercerai, lalu apa yang dimaksudkan dengan perkataan Putri barusan?
Saat masih tenggelam dalam pikirannya, dia melihat Putri tersenyum dengan sedikit bersalah mengatakan: “sepertinya tidak cocok mendeskripsikan dia seperti ini di hadapanmu, bagaimanapun kalian adalah teman satu sama lain.”
“Tidak apa-apa.” Kemudian Wilson bertanya “Aku tambah penasaran apa yang telah terjadi dengan kalian berdua?”
“Apa yang telah terjadi?” Putri bergumam, seketika kehilangan fokus, “kalau mau bilang apa yang telah terjadi, aku hanya bisa bilang aku menemukan diriku selama beberapa tahun ini telah hidup di dalam sebuah konspirasi.”
Putri kembali fokus, menatap Wilson, berkata dengan serius: “Sebuah konspirasi yang dibuat Calvin Zhang selama tiga tahun ini, sebuah konspirasi yang akan mendorongku masuk ke dalam neraka.”
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaBaby, You are so cute
Callie WangBack To You
CC LennyThe Richest man
AfradenIstri kontrakku
RasudinLove In Sunset
ElinaYour Ignorance
YayaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangAfter The End×
- Bab 1 Merobek hatimu menjadi serpihan
- Bab 2 Darah merah segar
- Bagian 3 Menghancurkanmu secara keseluruhan
- Bagian 4 Kesayangannya
- Bab 5 Situasi yang telah direncanakan sejak awal
- Bab 6 Semua Tentang Dia
- Bab 7 Tidak Sebagus Anjing Pinggir Jalan
- Bab 8 Tali yang Mengikatnya
- Bab 9 Tanggal Kematian Mia
- Bab 10 Jatuh ke Bawah Laut
- Bab 11 Rupanya yang beragam
- Bab 12 Aku akan mengutukmu
- Bab 13 Kamu tidak akan mati dengan tenang
- Bab 14 Semua karma akan terbalaskan
- Bab 15 Kamulah yang terlebih dahulu mengkhianatiku
- Bab 16 Dia seperti....
- Bab 17 Aku ingin memiliki seorang anak
- Bab 18 Hanya dia yang tidak pantas
- Bab 19 Orang baik tidak panjang umur
- Bab 20 Sudah giliran dia yang masuk ke neraka
- Bagian 21 Ketika digigit satu gigitan oleh anjing
- Bab 22 Kamu punya kualifikasi apa
- Bab 23 Pernah saja ada orang yang mengagumimu
- Bab 24 Melangkah ke kehidupan yang berdebu
- Bab 25 Ini adalah karmaku
- Bab 26 Karena mencintai orang yang salah
- Bab 27 Semua ini dibawah pengendaliannya
- Bab 28 Sepertinya sudah tidak perlu mengenalmu lagi
- Bab 29 Ini anaknya
- Bab 30 Tidak bisa kembali ke masa lalu
- Bab 31 Dia hanyalah sebuah kejadian diluar dugaan
- Bab 32 Sakit yang tidak bisa di tahan
- Bab 33 Itu adalah darah penuh dosa
- Bab 34 Semuanya tidak akan seperti dulu lagi
- Bab 35 Fakta
- Bab 36 Hidup Dengan Penuh Gejolak
- Bab 37 Dunianya Kembali Cerah
- Bab 38 Aku Dulu Menganggapmu Adalah Seluruh Duniaku