After The End - Bab 10 Jatuh ke Bawah Laut
Diiringi suara Putri yang jatuh ke air, permukaan laut yang tadinya tenang sekarang muncul beberapa lapisan ombak.
Calvin memeluk Mia berjalan ke samping dan berkata: "Lihat, tidak ada orang yang menyakitimu lagi."
Melihat gelembung air di permukaan laut itu, hati Mia sangat puas. Dia sangat menginginkan agar Putri mati dan tenggelam di dalam laut. Dengan lembut dia menunggunya di pelukan Calvin, kemudian dia pelan berkata: "Calvin, makasih ya."
"Mulai hari ini, tidak ada lagi yang bisa menyakitimu." kata Calvin.
Saat itu juga, Putri yang tangan dan kakinya diikat tidak punya tenaga untuk naik ke atas, dia membuka mulut, tapi saat itu juga air laut menghantamnya, air laut yang masuk ke mulutnya terasa sangat sakit di tenggorokannya.
Telinganya juga semakin sakit, gelombang air berkali-kali menghantamnya, dadanya juga terasa sangat sakit tertekan air, pelan-pelan rasa sakit itu menuju ke kepalanya.
Saat kesadaran Putri semakin menurun, tali yang mengikatnya tiba-tiba tertarik, dia tertarik lagi ke atas. Putri yang tiba-tiba sampai ke permukaan laut, langsung bernafas kencang dan batuk. Pandangannya juga tidak jelas karena mukanya penuh dengan air laut.
Calvin melepas Mia, berjalan kesana dan memegang rahang bawah Putri, dengan nada dingin dia bertanya: "Gimana rasanya jatuh ke bawah laut?"
Putri melihat Calvin yang ada didepannya, tiba-tiba dia memuntahkan ludahnya yang penuh dengan air laut itu ke muka Calvin, "Calvin, kalau kamu hari ini tidak bunuh aku, suatu hari nanti aku akan membalas ini semua berlipat-lipat ganda kepadamu."
Calvin memegang air yang ada di mukanya, raut wajahnya yang awalnya dingin menjadi sedikit gelap. Jarinya semakin erat memegang dan menatap muka Putri, dia berkata pelan satu kata demi kata kalimat ini: "Aku justru ingin melihat gimana kamu membalas ini ke aku."
Dengan kuat dia menghempaskan muka Putri, lalu: "Jatuhkan dia sekali lagi!"
Putri baru saja ingin memarahinya, tapi dia sudah terjatuh lagi ke bawah laut.
Mia berjalan ke samping Calvin, sambil membersihkan muka Calvin dia berkata lembut: "Calvin, kamu mandi saja dulu sana, tidak tahu di bawah laut itu ada bakteri apa."
"Oke, aku pergi cuci muka dulu, anginnya cukup kencang disini, kamu jangan sampai masuk angin ya."
"Oke, aku tidak apa-apa kok."
Melihat Calvin yang masuk ke dalam, ekxpresi Mia yang lemah lembut tadi sudah hilang, mukanya seketika terlihat keji dan dingin. Dia berjalan ke depan dan berteriak ke dua pria itu: "Tarik dia ke atas!"
Yang awalnya Calvin Zhang sekarang telah diganti oleh Mia, Putri kaget tapi kemudian dia menyindirnya: "Kenapa? Kamu tidak pura-pura lemah lagi?"
"Haha, di depanmu aku tidak perlu begitu." Mia tertawa, "Putri, aku berterima kasih saat itu kamu tidak mati, kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa melihat kamu begitu menderita seperti ini."
"Justru aku merasa sayang kenapa kamu waktu itu tidak mati." Putri menatap tajam Mia, nada suaranya sangat dingin.
Tapi kata-katanya tidak berhasil menakutkan Mia, Mia masih tersenyum, tapi matanya sinis dan dia berkata: "Putri, ada satu hal yang tidak pernah aku ceritakan ke kamu, sebenarnya tiga tahun ini aku sama sekali tidak hilang ingatan."
Kata-kata Mia membuat Putri gemetaran. Dia tidak percaya dan bertanya balik: "Apa kamu bilang?!"
"Aku sengaja menyembunyikan hal ini, semua ya demi hari ini." Mia melihat Putri yang bengong, semakin sengaja dia berkata: "Saat aku dengar Calvin Zhang menikahimu, aku pikir ceritaku sudah selesai, tapi sayang sekali, dia cuman bohongi kamu. Sama seperti aku, aku berteman denganmu juga palsu. Kalau saja keluargamu tidak kaya, kamu pikir aku mau mendekatimu? Putri, kamu sudah kalah, dari awal kamu itu sudah kalah."
Selama bertahun-tahun ini, semuanya langsung hancur seperti gelembung air, bahkan pertemanan mereka sebelumnya juga hanyalah bohong belaka.
Dalam sekejap, sekujur badan Putri terasa dingin sekali. Seperti dibuang ke gunung es, hawa dingin itu menusuk ke tulang. Beberapa saat kemudian, dia melihat muka Mia, pandangannya benci "Kamu akan dapat balasannya."
"Oyah? Aku tidak sabar ingin melihat." Mia tertawa dan berteriak: "Jatuhkan dia lagi, kalau aku tidak perintahkan kalian, kalian jangan coba menariknya ke atas!"
Air laut sekali lagi memenuhi hidung dan mulutnya, di dalam dunia Putri sepertinya tidak ada lagi yang tersisa.
Tali di tangan Putri tidak tahu sejak kapan terlepas. Putri melihat laut ini, ketakutannya sudah tidak ada lagi. Dia melepas tali yang ada di badannya, menutup matanya, sekujur tubuhnya perlahan tenggelam ke bawah.
Saat itu, dia merasa lautan ini tidak begitu menakutkan.
Dan kematian, cukup hanya dalam sekejap saja.
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraKisah Si Dewa Perang
Daron JayBeautiful Love
Stefen LeeHarmless Lie
BaigeCutie Mom
AlexiaMy Charming Wife
Diana AndrikaThis Isn't Love
YuyuAfter The End×
- Bab 1 Merobek hatimu menjadi serpihan
- Bab 2 Darah merah segar
- Bagian 3 Menghancurkanmu secara keseluruhan
- Bagian 4 Kesayangannya
- Bab 5 Situasi yang telah direncanakan sejak awal
- Bab 6 Semua Tentang Dia
- Bab 7 Tidak Sebagus Anjing Pinggir Jalan
- Bab 8 Tali yang Mengikatnya
- Bab 9 Tanggal Kematian Mia
- Bab 10 Jatuh ke Bawah Laut
- Bab 11 Rupanya yang beragam
- Bab 12 Aku akan mengutukmu
- Bab 13 Kamu tidak akan mati dengan tenang
- Bab 14 Semua karma akan terbalaskan
- Bab 15 Kamulah yang terlebih dahulu mengkhianatiku
- Bab 16 Dia seperti....
- Bab 17 Aku ingin memiliki seorang anak
- Bab 18 Hanya dia yang tidak pantas
- Bab 19 Orang baik tidak panjang umur
- Bab 20 Sudah giliran dia yang masuk ke neraka
- Bagian 21 Ketika digigit satu gigitan oleh anjing
- Bab 22 Kamu punya kualifikasi apa
- Bab 23 Pernah saja ada orang yang mengagumimu
- Bab 24 Melangkah ke kehidupan yang berdebu
- Bab 25 Ini adalah karmaku
- Bab 26 Karena mencintai orang yang salah
- Bab 27 Semua ini dibawah pengendaliannya
- Bab 28 Sepertinya sudah tidak perlu mengenalmu lagi
- Bab 29 Ini anaknya
- Bab 30 Tidak bisa kembali ke masa lalu
- Bab 31 Dia hanyalah sebuah kejadian diluar dugaan
- Bab 32 Sakit yang tidak bisa di tahan
- Bab 33 Itu adalah darah penuh dosa
- Bab 34 Semuanya tidak akan seperti dulu lagi
- Bab 35 Fakta
- Bab 36 Hidup Dengan Penuh Gejolak
- Bab 37 Dunianya Kembali Cerah
- Bab 38 Aku Dulu Menganggapmu Adalah Seluruh Duniaku