After The End - Bab 17 Aku ingin memiliki seorang anak

Mia mendengar suara mobil Calvin Zhang, dia bergegas keluar dan melihat wajah Calvin Zhang terlihat kurang senang. Dia ragu sesaat kemudian bertanya dengan hati-hati: “Calvin Zhang, ada apa denganmu ?”

"Tidak apa-apa." Setelah menatapnya, Calvin Zhang melanjutkan, "aku ingin ke ruang kerja, ada sesuatu yang harus diurus."

Mia melihat Calvin Zhang tidak ingin melanjutkan pembicaraan lagi, dia juga tidak banyak bertanya. Calvin Zhang menaiki tangga kemudian menghilang dari pandangannya, Mia yang tadinya menunjukkan ekspresi wajah yang sangat lembut seketika berubah menjadi ekspresi yang sangat menakutkan.

Setelah mereka menikah, hubungan mereka menjadi semakin renggang. Dia telah menyembunyikan namanya di luar selama tiga tahun, yang diharapkannya bukanlah seperti ini. Yang dia inginkan bukanlah istri samaran melainkan istri yang sebenarnya.

Di dalam ruang kerja, Calvin Zhang menatap kosong dokumen yang ada di atas meja, tetapi sedang memikirkan hal yang lain.

Sejak kejadian Putri terjatuh ke dalam air, otaknya seperti terendam air juga. Jika tidak, kenapa dia terus menerus memikirkan Putri. Putri seperti lintah yang tiba-tiba merayap ke dalam kepalanya dan menempel dipikirannya.

Saat bekerja di kantor, dia memikirkan Putri, saat menyetir mobil, dia juga memikirkan Putri, bahkan saat berada di ruang kerja ini saja, dia masih memikirkan Putri. Karena dulunya disini adalah kamar tidur mereka, dan sekarang dia seperti masih bisa menghirup aroma tubuhnya Putri.

Tanpa sadar, dia menutup matanya dan merasakan baunya semakin kuat.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu yang halus, dia membuka matanya selebar mungkin, dalam hati menyumpahi dirinya sendiri kemudian berkata: “silakan masuk.”

Mia memasuki ruangan kerjanya, berjalan mendekatinya dengan ekspresi wajah yang lembut berkata: “Calvin, ayo makan.”

“Hmm.” Dia menutup dokumennya dan berdiri, saat ingin berjalan keluar, Mia terlihat sedang duduk di sofa yang tidak jauh dengannya. Dia sedikit kebingungan kemudian berjalan menghampirinya dan menggenggam tangannya, bertanya dengan lembut: “Mia, apakah ada sesuatu yang ingin kamu katakan?”

Mia yang tadinya lembut , tiba-tiba berubah, bibirnya bergerak ingin berbicara tetapi sedikit ragu-ragu: “Calvin, aku ....”

"Katakanlah apa yang terjadi, aku suamimu, bukan?" Calvin Zhang membisik kepadanya dan memeluknya dengan lembut.

Kemudian Mia perlahan membuka mulutnya mengatakan: “ibuku datang kesini tadi sore.”

“Iya, selama 3 tahun tidak berjumpa, sekarang sudah saatnya kamu meluangkan waktu untuk menemaninya.“ Calvin Zhang menyetujuinya.

Mia menatapnya dan berkata: ”ibuku telah menjaga dan mengkhawatirkan aku seumur hidupnya, sekarang beliau juga sudah berumur, dirinya terasa bahagia melihat anaknya sudah berumah tangga. dan berhubung Beliau sudah berumur, dia ingin memiliki cucu.

Calvin Zhang tidak menyangka Mia akan mendiskusikan sesuatu yang sensitif begini dengan gerakan yang terlihat tidak alami, seketika dia mengalami kebingungan. Setelah itu pikiran bawah sadarnya ingin menolak memiliki anak, tetapi dia tidak mungkin berbicara jujur dan kemudian berkata: “Mia, selama 3 tahun ini kamu tidak berada disampingku, sekarang kamu telah kembali disisiku, aku ingin menikmati momen indah kita berdua terlebih dahulu.

Setelah mendengar penolakan dari kata-kata Calvin Zhang, Mata Mia seketika merah. Dia melepaskan genggamannya dari Calvin Zhang, tersedak sambil berkata: “apakah kamu … kamu tidak ingin memiliki anak dengan aku?”

“Bagaimana mungkin.” Calvin Zhang dengan cepat menyanggah pembicaraan Mia dan melanjutkan: “Mia, kamu adalah wanita yang paling aku cintai, bagaimana mungkin aku tidak ingin memiliki anak denganmu.”

“Tapi.. Tapi aku sangat ingin memiliki seorang anak.” Mia mengucapkannya dengan suara terisak-isak. “Calvin, selama ini aku merasa aku hidup dalam kondisi yang tidak stabil, aku takut suatu saat kamu akan mendadak menghilang, aku ingin memiliki seorang anak yang tubuhnya mengalir darah dari orangtuanya yaitu kita berdua, ……Itulah kesaksian cinta kita……

Air mata Mia dari dulu hingga sekarang adalah hal yang tidak dapat diabaikan oleh Calvin Zhang, hatinya terasa semakin nyeri, dia belum sempat membuka mulut untuk mengucapkan sesuatu kemudian merasakan ada sebuah tangan yang lembut memeluk tubuhnya.

Kemudian terdengar sedikit terpesona dibalik suara tangisan Mia .

Dia berkata, "suamiku, cintailah aku."

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu