After The End - Bab 31 Dia hanyalah sebuah kejadian diluar dugaan
Calvin Zhang masih belum memasuki pintu ruang pasien tapi sudah mendengar suara teriakan yang familiar. Cepat-cepat dia lari kesana dan sekali mendorong pintunya, dia melihat Mia memegang keningnya dan berdiri didalam, darah telah mengalir memenuhi wajahnya.
Dia tiba-tiba kaget dan bertanya kepadanya :”Mia, ada apa? Apa yang telah terjadi?”
Dan setelah melihat Calvin Zhang, Mia seakan-akan mendapatkan pertolongan, bersembunyi kedalam pelukannya dan berkata sambil merengek :”Putri...... Putri ingin membunuhku.”
Setelah mendengar itu, Calvin Zhang mengangkat kepalanya yang cengang, dan melihat Putri dengan muka flat menatapi mereka berdua. Entah kenapa, setelah melihat tatapannya Putri, Calvin Zhang merasa deg-degan.
Tak lama setelah itu, orang-orang rumah sakit masuk kedalam dan melihat kepala Mia penuh dengan darah, langsung membawanya untuk di obati. Calzin Zhang melihat Putri sejenak dan pergi mencari Mia.
Setelah ruangan sisa dia sendiri, kepalan tangan Putri baru di lepaskan.
Memang benar semua ini adalah palsu, dia dan Calvin Zhang mana mungkin bisa kembali seperti dulu lagi.
Putri menertawakan dirinya sendiri didalam hatinya, dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa Calvin Zhang adalah musuh dia, tidak boleh lemah lembut kepadanya.
Didalam ruangan medis, dokter sedang membersihkan luka Mia, serangan putri tadi sangat kuat, sampai membuat sebuah luka yang besar di dahinya. Mia memandangi Calvin Zhang tanpa berkata apa-apa.
Mia tau tidak ada gunanya ngomong apa-apa dengan Calvin Zhang, lebih baik dia menyamar lebih bagus lagi.
Dan melihat muka Mia yang sakit tapi tetap tidak mau mengatakannya, Calvin Zhang juga sedikit terbawa perasaan, dia membuang nafasnya dan memegang tangan Mia, sambil bertanya secara pelan, :”Mia, sakit tidak?”
“Tidak apa-apa, aku masih bisa menahannya,” Mia melihat Calvin Zhang yang memulai percakapan dan merasa sedikit senang, dan berpura-pura ke Calvin Zhang lagi :”Calvin, kamu jangan salahin Putri, dia...... dia marah ketika melihat ku itu wajar.”
Memikir ulang rasa dingin yang ada didalam mata Mia, hati Calvin Zhang merasakan keputus-asaan. Dia menepuk tangan Mia tanpa membalasnya malah bertanya :”Mia, kenapa kamu ada di rumah sakit?”
“Aku datang untuk melakukan pemeriksaan badan, kan......kita sudah bersiap-siap untuk mempunyai anak.” Mia menundukkan kepalanya karena malu. Naskah drama yang sudah dipersiapkan dari awal langsung keluar dari mulutnya.
Calvin Zhang tercengang tapi tidak mengatakan apa-apa.
Hari ini Calvin Zhang tidak lagi pulang ke ruang pasien Putri, setelah luka Mia selesai di obati, dia langsung membawanya pulang dan tidak pulang lagi ke rumah sakit.
Selama ini, Calvin Zhang sering tidak ada di rumah, Mia pernah membuntuti nya dan mengetahui bahwa Calvin Zhang pergi kerumah sakit untuk menjenguk Putri. Mia tidak pernah berpikiran bahwa Putri akan keguguran, dan anak itu ternyata adalah anak Calvin Zhang, melihat Calvin Zhang yang begitu perhatian kepada Putri, rasa iri hati Mia mulai menumbuh.
Hari ini Mia pergi mencari Putri karena ingin menakuti nya doang, mana tau malah kepalanya diserang oleh Putri. Dendam ini mau bagaimanapun caranya akan dibalas oleh dia, tangan Mia tanpa sadar dikepalkan.
Ketika masuk kedalam kamar, dia melihat Mia sedang duduk melongo, dia meletakkan sup di atas meja Mia dan pergi memegang bahunya dan bertanya :”Mia, lagi mikirin apa?”
“Aku......aku lagi mikir......” Mia melihatnya dan menjawabnya terpatah-patah.
“Hmm, lagi mikirin apa?”
Mia melihat dia ingin tau dan melihatnya dengan serius :”Putri, anak Putri itu benar-benar adalah anakmu?”
Calvin Zhang tau hal ini cepat atau lama pasti akan diketahui oleh Mia, jadi hanya melongo sejenak dan menjawab :”Iya.”
Setelah mendengar itu, Mia terlihat sedih, dia menundukan kepalanya, suaranya pun terdengar sedih. “Hmm, aku mengerti, kalau begitu, kamu jaga Putri baik-baik dulu, aku......aku tidak apa-apa.
Melihat dia yang seperti ini, Calvin Zhang semakin tersentuh. Calvin Zhang mengangkat kepalanya, Calvin Zhang terus menatapi matanya dan berkata :”Mia, aku dan Putri tidak seperti yang kamu pikirkan, anak itu hanya adalah sebuah kejadian diluar dugaan, dan anaknya sekarang juga sudah tiada juga.”
Diluar dugaan, ini adalah sebuah alasan yang bagus, seakan-akan cukup menyebutnya dan semua fakta akan tertutupi olehnya.
Calvin Zhang tidak peduliin rasa sakit dalam hatinya itu dan melanjutkan :”Aku janji padamu, aku dan Putri tidak akan pernah ada apa-apanya, orang yang paling aku cintai adalah kamu.”
Mia melihat Calvin Zhang yang serius, mukanya akhir nya ada sedikit senyuman, dia berkata :”Iya, aku percaya padamu”
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaAdieu
Shi QiWahai Hati
JavAliusJalan Kembali Hidupku
Devan HardiNikah Tanpa Cinta
Laura WangAfter The End×
- Bab 1 Merobek hatimu menjadi serpihan
- Bab 2 Darah merah segar
- Bagian 3 Menghancurkanmu secara keseluruhan
- Bagian 4 Kesayangannya
- Bab 5 Situasi yang telah direncanakan sejak awal
- Bab 6 Semua Tentang Dia
- Bab 7 Tidak Sebagus Anjing Pinggir Jalan
- Bab 8 Tali yang Mengikatnya
- Bab 9 Tanggal Kematian Mia
- Bab 10 Jatuh ke Bawah Laut
- Bab 11 Rupanya yang beragam
- Bab 12 Aku akan mengutukmu
- Bab 13 Kamu tidak akan mati dengan tenang
- Bab 14 Semua karma akan terbalaskan
- Bab 15 Kamulah yang terlebih dahulu mengkhianatiku
- Bab 16 Dia seperti....
- Bab 17 Aku ingin memiliki seorang anak
- Bab 18 Hanya dia yang tidak pantas
- Bab 19 Orang baik tidak panjang umur
- Bab 20 Sudah giliran dia yang masuk ke neraka
- Bagian 21 Ketika digigit satu gigitan oleh anjing
- Bab 22 Kamu punya kualifikasi apa
- Bab 23 Pernah saja ada orang yang mengagumimu
- Bab 24 Melangkah ke kehidupan yang berdebu
- Bab 25 Ini adalah karmaku
- Bab 26 Karena mencintai orang yang salah
- Bab 27 Semua ini dibawah pengendaliannya
- Bab 28 Sepertinya sudah tidak perlu mengenalmu lagi
- Bab 29 Ini anaknya
- Bab 30 Tidak bisa kembali ke masa lalu
- Bab 31 Dia hanyalah sebuah kejadian diluar dugaan
- Bab 32 Sakit yang tidak bisa di tahan
- Bab 33 Itu adalah darah penuh dosa
- Bab 34 Semuanya tidak akan seperti dulu lagi
- Bab 35 Fakta
- Bab 36 Hidup Dengan Penuh Gejolak
- Bab 37 Dunianya Kembali Cerah
- Bab 38 Aku Dulu Menganggapmu Adalah Seluruh Duniaku