After The End - Bab 37 Dunianya Kembali Cerah
Sirene itu tidak hanya mengangetkan Mia, tetapi juga membuat hati Putri tenggelam ke dasar. Melihat tatapan Mia yang mulai mendingin, Putri dengan sibuk berkata : "Jangan, Mia, kamu tidak bisa melakukan ini, kamu benar-benar tidak bisa memulai dari awal jika kamu melakukan ini."
"Memulai dari awal? Aku tidak pernah berpikir untuk memulai dari awal! ”Mia memandangnya dengan dingin, "Kamu seharusnya sudah mati tiga tahun yang lalu. Jika kamu mati pada saat itu, semua ini tidak akan terjadi sekarang."
Semua kejadian dalam tiga tahun terakhir terulang kembali di benaknya: Ketika dirinya sendiri merasa tidak berdaya saat dia berada di luar, dia bisa bertahan hidup karena rasa bencinya terhadap Putri. Tiga tahun kemudian, ketika dia kembali menginjakkan kaki di Surabaya, dia pikir dia sudah menang ketika dia berhasil menginjak-nginjak Putri.
Namun, Mia tidak menyangka bahwa Calvin Zhang akan berubah dalam tiga tahun ini. Dia juga tidak menyangka segala hal yang dia punyai, dalam sekejap tersapu bersih kembali ke titik awal. Setelah dia diusir oleh Calvin Zhang dari rumah, dia, dia...tidak memiliki apapun lagi.
Dan semua ini disebabkan oleh wanita di hadapannya!
Karena Putri sudah menghancurkan hidupnya, jadi dia harus membayar harganya.
Memikirkan hal ini, tatapan Mia menjadi lebih dingin. Dia meletakkan tangannya di punggung Putri dan berbisik: "Ini perpisahan, Putri."
"Tidak, jangan!" Putri menyadari niat Mia, Putri mulai memberontak , tetapi tali yang mengikat tubuhnya tetap tidak bergeming, dia tidak bisa lepas darinya.
Suara sirene makin lama makin dekat, dan jarak keempat speedboat dengan mereka kurang dari sepuluh meter.
Calvin Zhang, berdiri di atas speedboat, juga menyadari niat Mia dan dengan cepat berteriak: "Berhenti!"
Suaranya sangat keras, Putri mendongak dan melihat Calvin Zhang berdiri di sana. Tetapi dia tidak bisa melihat ekspresi wajahnya karena dia terlalu jauh. Dia hanya merasa bahwa tubuh Calvin terselimuti oleh kesedihan yang tebal, seperti kabut tebal di pagi hari.
Dia ... Kenapa dia bisa ada di sini?
Saat Putri memikirkan itu, dan dia melihat Mia mendekati telinganya. Dengan suara kecil, dia berbisik padanya: "Putri, karena kamu sudah mau mati aku akan memberitahumu sesuatu, sebenarnya, Calvin Zhang sudah jatuh cinta padamu."
"Kamu ... apa yang kamu maksud?!" Putri memandangnya dengan kebingungan.
"Ini sangat lucu, kan?" Mia mengangkat sudut bibirnya, "Kamu dan Calvin Zhang adalah orang yang paling bodoh di dunia, jadi kalian berdua ditakdirkan untuk tidak bisa bersama."
Suara Mia terus bergema di telinga Putri, dan dia bahkan lupa bahwa dia harus memberontak pada saat ini. Tetapi sebelum dia berpikir lebih banyak, tangan Mia tiba-tiba mendorong dengan penuh tenaga, dan dia seketika jatuh ke laut.
Tenggelam bukan lagi hal asing baginya. Tekanan air yang besar seolah-olah sedang berusaha keras menghancurkan hati, limpa dan paru-parunya. Tetapi dalam benak Putri, malah wajah Calvin Zhang yang muncul berulang-ulang, Wajahnya sejak dia masih kecil sampai sekarang, sekilas demi sekilas teringat kembali seperti album foto yang tercetak di benaknya.
Dia akhirnya menyukai dirinya?
Hanya saja kenapa, kenapa dia tidak merasa sesenang yang dia bayangkan.
Putri cuma merasa bahwa kesadarannya secara perlahan-lahan mulai hilang, dan perlahan-lahan dia menutup matanya. Dan tepat saat dia hampir kehilangan kesadaran, dia tiba-tiba merasa sebuah tangan memegang dirinya dengan erat, dan tubuhnya tertarik ke permukaan air.
Putri ingin membuka matanya dan melihat siapa orang itu.
Tapi dia benar-benar lelah, dia terlalu lelah untuk membuka matanya yang berat.
Calvin Zhang melompat ke dalam air tepat setelah Putri jatuh ke laut, tetapi dia tetap tidak bisa mengejar kecepatan tubuh Putri tenggelam ke dasar. Dia menangkapnya dengan susah payah dan menyadari bahwa dia telah menutup matanya.
Dia dengan penuh kecemasan membawanya kembali ke speedboat, dan tanpa ragu dia mulai memberikan pertolongan pertama padanya. Namun, tidak peduli berapa kali dia melakukan nafas buatan, dan berapa kali dia melakukan CPR, Putri tidak bereaksi sama sekali.
Ketika rasa putus asa mulai menghancurkan dirinya, mulut Putri akhirnya memuntahkan satu teguk besar air laut. Bulu matanya bergetar dan matanya menyipit.
Pada saat itu, Calvin Zhang merasa bahwa dunianya kembali cerah.
Tanpa sadar, dia menarik Putri ke dalam pelukannya dan membelai rambutnya yang basah dengan tangannya. Dan berbisik: "Untungnya ... untungnya kamu masih hidup ..."
Novel Terkait
Baby, You are so cute
Callie WangCEO Daddy
TantoSi Menantu Buta
DeddyLove and Trouble
Mimi XuCinta Yang Tak Biasa
WennieEverything i know about love
Shinta CharityAfter The End×
- Bab 1 Merobek hatimu menjadi serpihan
- Bab 2 Darah merah segar
- Bagian 3 Menghancurkanmu secara keseluruhan
- Bagian 4 Kesayangannya
- Bab 5 Situasi yang telah direncanakan sejak awal
- Bab 6 Semua Tentang Dia
- Bab 7 Tidak Sebagus Anjing Pinggir Jalan
- Bab 8 Tali yang Mengikatnya
- Bab 9 Tanggal Kematian Mia
- Bab 10 Jatuh ke Bawah Laut
- Bab 11 Rupanya yang beragam
- Bab 12 Aku akan mengutukmu
- Bab 13 Kamu tidak akan mati dengan tenang
- Bab 14 Semua karma akan terbalaskan
- Bab 15 Kamulah yang terlebih dahulu mengkhianatiku
- Bab 16 Dia seperti....
- Bab 17 Aku ingin memiliki seorang anak
- Bab 18 Hanya dia yang tidak pantas
- Bab 19 Orang baik tidak panjang umur
- Bab 20 Sudah giliran dia yang masuk ke neraka
- Bagian 21 Ketika digigit satu gigitan oleh anjing
- Bab 22 Kamu punya kualifikasi apa
- Bab 23 Pernah saja ada orang yang mengagumimu
- Bab 24 Melangkah ke kehidupan yang berdebu
- Bab 25 Ini adalah karmaku
- Bab 26 Karena mencintai orang yang salah
- Bab 27 Semua ini dibawah pengendaliannya
- Bab 28 Sepertinya sudah tidak perlu mengenalmu lagi
- Bab 29 Ini anaknya
- Bab 30 Tidak bisa kembali ke masa lalu
- Bab 31 Dia hanyalah sebuah kejadian diluar dugaan
- Bab 32 Sakit yang tidak bisa di tahan
- Bab 33 Itu adalah darah penuh dosa
- Bab 34 Semuanya tidak akan seperti dulu lagi
- Bab 35 Fakta
- Bab 36 Hidup Dengan Penuh Gejolak
- Bab 37 Dunianya Kembali Cerah
- Bab 38 Aku Dulu Menganggapmu Adalah Seluruh Duniaku