After The End - Bab 18 Hanya dia yang tidak pantas

Setelah hari itu, Calvin Zhang tidak pernah muncul lagi. Putri masih tinggal di rumah itu, sambil mempertimbangkan apakah akan pergi kerja atau tidak. Meskipun dia anaknya Pak Jimmy, tetapi setelah lulus kuliah, dia langsung menikah dengan Calvin Zhang dan belum pernah bekerja dimanapun.

Sebelum dia pikir matang, dia teringat sesuatu yang membuatnya semakin takut, bulan ini dia masih belum menstruasi. Selama beberapa hari, dengan suasana hati yang tidak bisa tenang menunggu kapan dia akan menstruasi, hasilnya tetap tidak ada.

Biasanya setiap bulan menstruasinya bisa dikatakan normal dan tepat waktu, apalagi ini sudah terlambat banyak hari.

Sebuah istilah melintas di kepalanya, membuat kulitnya yang semula putih itu terlihat semakin pucat.

Saat ini, bagaimanapun kondisinya, dia tidak boleh mengandung anak Calvin Zhang.

Putri duduk lama sambil melamun di kamar tidurnya kemudian dia bergegas untuk memeriksa sendiri terlebih dahulu, ketika dia siap melangkah keluar pintu, dia menemukan dirinya sendiri sama sekali tidak memiliki uang. Calvin Zhang tidak memberi uang kepadanya, sebelumnya dia memiliki seratus ribu telah habis dipakainya pada saat pergi mencari ayahnya.

Sekarang dia seperti orang miskin, tidak memiliki uang, bagaimana dia bisa membeli alat tes kehamilan.

Dia membuka daftar kontak yang ada di teleponnya, menggeser semua nama yang muncul di layar teleponnya, menyadari bahwa dia tidak bisa meminta bantuan kepada siapapun. Sewaktu dia sudah putus asa, sebuah nama terlihat dimatanya.

Putri tidak menyangka Wilson akan meminjamkan uang kepadanya, dia berdiri sambil sedikit gemetaran di tempat mereka akan bertemu. Setelah beberapa saat, dia melihat Wilson berlari menghampirinya, setelah berdiri pas di hadapannya: “maaf membuatmu menunggu, jalanan macet.”

"Tidak apa-apa, aku yang telah merepotkanmu." Saat ini Putri tidak lagi sombong seperti dengan pertemuan sebelumnya, kebalikannya dia malah berperilaku sopan dan formal kepadanya.

Wilson tidak berpikir banyak lagi, langsung memberikan sebuah amplop yang memang dipegangnya dari tadi, “di dalamnya ada sepuluh juta rupiah, aku tau kamu cuma butuh lima juta rupiah, tapi aku rasa lima juta kemungkinan tidak cukup.

Dalam kehidupan ini, jika kita mengalami kesulitan, ada seseorang yang membantu kita dan memberikan semangat kepada kita merupakan hal yang sangat langka dan patut disyukuri.

Amplop yang diulurkan dari tangan Wilson membuat dia menatap jari kukunya yang telah digunting rapi dan bersih, ujung hidungnya mulai memerah. Wilson melihat Putri tidak ada tanda-tanda yang akan mengambil amplopnya, dia langsung menyelipkan ke dalam genggaman Putri dan berkata: “gunakanlah dulu untuk kepentinganmu, kalau kurang segera beritahu aku.”

Putri menatap amplop yang ada di hadapannya, berkata dengan sedikit tersedak: “terima kasih.”

“Sama-sama, tidak perlu terlalu sungkan denganku, bagaimanapun kita sudah saling kenal sejak kecil dan tumbuh besar bersama.” Wilson mengatakan dengan begitu pasti kemudian bertanya: “ngomong-ngomong, apakah kamu sudah makan, aku bisa membawa kamu pergi makan.”

"Tidak perlu." Putri mengarahkan pandangannya kepada Wilson dan menolak ajakannya, "aku, aku masih ada sesuatu yang harus diurus."

“Kalau gitu lain kali saja.”

Wilson terlihat sangat kecewa. Putri berpikir sebentar kemudian berkata kepada Wilson: “kalau kamu tidak keberatan, kamu bisa menunggu urusanku selesai dan kita bisa pergi makan bersama.”

Wilson berpikir bahwa dia sedang mengkhayal dan kemungkinan salah dengar, dia segera kembali dari lamunannya, senang menyadari dia tidak salah dengar dan berkata bahwa: “baiklah, setelah kamu selesai dengan urusanmu kita bisa pergi makan bersama, tetapi apa yang ingin kamu selesaikan sekarang, kalau butuh bantuan aku bisa membantumu.”

"Membantuku? Kamu tidak bisa membantuku." Putri tertawa dengan pahit dan berkata "sepertinya aku hamil."

Hamil? !

Wilson sangat terkejut mendengar perkataan Putri, seketika dia berdiri terbengong disana. Seperti ada kesedihan yang melilitnya, lalu bertanya dengan penuh keraguan: “apakah ini anaknya Calvin Zhang?”

“Mungkin.” Putri sedikit cemberut dengan mata yang kelihatan sangat berat menghadapi masalah ini.

Wilson melihat dia seperti itu, spontan menanyakan: “Apakah kamu ingin memberitahu dia?”

Memberitahu Calvin Zhang? Mana mungkin.

Putri menatap lekat Wilson, dengan serius mengatakan: “aku minta tolong jangan sebarkan masalah ini kepada siapapun, terutama Calvin Zhang.”

“Kenapa? Bukannya dia adalah ayah dari anak yang kamu kandungi sekarang? Apakah kamu berencana membesarkan anakmu sendiri?”

“Dia tidak pantas.” Putri dengan dingin menjawab pertanyaan Wilson bahwa: “di dunia ini siapapun pantas menjadi ayah dari anaknya, kecuali Calvin Zhang. Kalau aku memang mengandung anaknya, aku juga tidak akan melahirkannya!”

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu