After The End - Bab 16 Dia seperti....
Ketika mendengar perkataan Calvin Zhang, Putri terbengong, wanita itu menatapnya dan berkata sambil tersenyum, "apakah kamu tahu kamu benar-benar suka mengucapkan kata-kata ini. Saat Mia mengalami kecelakaan kamu bilang tak akan melepaskanku, tetapi dalam waktu sekejap kamu telah menikahkanku sebagai istrimu. Waktu itu Aku benar-benar naif berpikir bahwa kamu cuma asal ngomong, tetapi tidak menyangka bahwa kamu sudah merencanakannya begitu lama."
Setelah mendengar cerita Putri tentang masa lalu, suasana hati Calvin Zhang juga terasa sedikit berat.
Kemudian Putri tidak memedulikannya dan berkata: “aku percaya kata-katamu dimana tadi kamu bilang jikalau aku berani melakukan sesuatu terhadap Wilson, kamu tak akan membiarkan aku begitu saja. Kalau emang begitu, apakah aku akan takut dengan perkataanmu dan menarik diri untuk tidak melakukannya?!”
"Putri, kau!" Calvin Zhang sangat marah mendengar perkataan Putri dan mengangkat tangannya berpikir ingin menampar Putri, kemudian dia melihat Putri yang sangat keras kepala menoleh kearahnya, dia langsung kehilangan keberanian untuk menamparnya.
Dengan tangan yang sudah terangkat dia turunkan perlahan sambil merasa bahwa percuma saja kalau berdebat lagi dengannya. Dia menatap Putri dan berkata dengan sedikit penghinaan: "Kalau kamu berani dan bisa melakukan sesuatu terhadap Wilson, coba sajalah.”
Sebagai teman dekatnya, bagaimana mungkin ia tidak memahami keluarga Wilson. Setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri, meski kelihatannya polos dan baik, tapi hanya sedikit orang yang bisa bertahan melewati kehidupan yang ada di dalam keluarga Wilson yang begitu berantakan.
Beberapa tahun yang lalu ia melanjutkan studinya ke Amerika Serikat, lebih cocok dikatakan sebagai pelarian daripada melanjutkan studi ke luar negeri. Bagaimanapun abangnya lebih tua dari dia 20 tahun, sewaktu dia masih kecil, abangnya sudah bekerja di dalam perusahaan keluarga mereka. Dalam 2 tahun terakhir ini, kesehatan Ayah mereka terus menurun, bahkan ada isu bertebaran dimana-mana mengatakan bahwa Ayahnya sudah dalam kondisi sekarat, namun sekarang Wilson telah kembali dan tanpa harus menggali lebih dalam, Wilson memahami apa yang telah terjadi.
Dia tidak pernah bisa membaca dengan jelas pikiran teman baiknya. Tapi apa yang dia percaya adalah orang seperti itu tidak akan membiarkan orang lain melakukan sesuatu yang membahayakan pada dirinya sendiri. Pertama, dia adalah Wilson, Wilson yang merupakan teman baiknya; Kedua, dia dengan Putri dari dulu juga tidak pernah berhubungan sama sekali.
Mengenai poin ini, Calvin Zhang masih sangat percaya diri.
Putri melihat Calvin Zhang dengan cepat berhenti mengejeknya, dia sedikit bingung kemudian ikut diam tanpa kata.
Menurut Putri, kesan Wilson yang diberikan kepadanya biasa-biasa saja. kenangan saat mereka masih kecil sudah tidak banyak tersisa dibenak Putri, namun memori yang ditinggalkan Wilson terakhir kali baik-baik saja.
Melihat dirinya, Putri merasa bahwa dia melihat kebodohan masa lalunya sendiri.
Hanya saja dia tidak tahu apakah dia benar-benar akan mempergunakan Wilson, sekalipun dia adalah temannya Calvin Zhang.
Putri masih tenggelam dalam pikirannya, Calvin Zhang mendadak melempar sebuah ponsel kepada dia dan masih dengan suara yang dingin seperti biasanya, “ambillah ponsel kamu yang dulu, pegang sendiri, kelak lebih mudah mencarimu .
Melihat ponsel itu, Putri terbangun dari lamunannya dan tiba-tiba menyindirnya: "apakah direktur besar Zhang takut aku akan melarikan diri kemudian mengunduh sebuah aplikasi yang bisa melacak dimanapun diriku berada.”
"Gak perlu." Calvin Zhang kembali dingin mengatakan: "kamu tidak akan berani."
Setelah Putri mendengarnya, dia berpikir sejenak dan tersenyum pahit: “iya, aku tidak akan berani.”
Semua orang memiliki kelemahan, sebelumnya Calvin Zhang adalah kelemahannya, namun sekarang Pak Jimmy yaitu Ayahnya adalah kelemahannya. Jadi Putri tidak bisa dan tidak berani melarikan diri karena Calvin Zhang sedang menguasai kelemahannya.
Saat ini Putri menyadari bahwa terkadang lelaki lebih pintar bersandiwara daripada wanita. Calvin Zhang yang sebelumnya begitu lemahg lembut, tangannya yang mengulurkan gambar bunga tetapi ternyata di ujung sana menyembunyikan sebuah pisau belati yang mampu menusuknya.
Sebelumnya Putri pernah ditusuk pisau belati tersebut, jadi dia tidak akan pernah lupa dengan sakitnya ditusuk meskipun luka tersebut kini hanya tinggal bekas.
Tidak, bisa dikatakan bekas lukanya sampai sekarang masih belum sembuh. Semua yang dilakukan Calvin Zhang terhadap Putri sama halnya dengan menaburkan racun kedalam lukanya, dimana dia mampu merasakan kesakitannya setiap saat sehingga dia tidak pernah sembuh dalam kesakitan itu.
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaThick Wallet
TessaKisah Si Dewa Perang
Daron JayAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanPejuang Hati
Marry SuAfter The End×
- Bab 1 Merobek hatimu menjadi serpihan
- Bab 2 Darah merah segar
- Bagian 3 Menghancurkanmu secara keseluruhan
- Bagian 4 Kesayangannya
- Bab 5 Situasi yang telah direncanakan sejak awal
- Bab 6 Semua Tentang Dia
- Bab 7 Tidak Sebagus Anjing Pinggir Jalan
- Bab 8 Tali yang Mengikatnya
- Bab 9 Tanggal Kematian Mia
- Bab 10 Jatuh ke Bawah Laut
- Bab 11 Rupanya yang beragam
- Bab 12 Aku akan mengutukmu
- Bab 13 Kamu tidak akan mati dengan tenang
- Bab 14 Semua karma akan terbalaskan
- Bab 15 Kamulah yang terlebih dahulu mengkhianatiku
- Bab 16 Dia seperti....
- Bab 17 Aku ingin memiliki seorang anak
- Bab 18 Hanya dia yang tidak pantas
- Bab 19 Orang baik tidak panjang umur
- Bab 20 Sudah giliran dia yang masuk ke neraka
- Bagian 21 Ketika digigit satu gigitan oleh anjing
- Bab 22 Kamu punya kualifikasi apa
- Bab 23 Pernah saja ada orang yang mengagumimu
- Bab 24 Melangkah ke kehidupan yang berdebu
- Bab 25 Ini adalah karmaku
- Bab 26 Karena mencintai orang yang salah
- Bab 27 Semua ini dibawah pengendaliannya
- Bab 28 Sepertinya sudah tidak perlu mengenalmu lagi
- Bab 29 Ini anaknya
- Bab 30 Tidak bisa kembali ke masa lalu
- Bab 31 Dia hanyalah sebuah kejadian diluar dugaan
- Bab 32 Sakit yang tidak bisa di tahan
- Bab 33 Itu adalah darah penuh dosa
- Bab 34 Semuanya tidak akan seperti dulu lagi
- Bab 35 Fakta
- Bab 36 Hidup Dengan Penuh Gejolak
- Bab 37 Dunianya Kembali Cerah
- Bab 38 Aku Dulu Menganggapmu Adalah Seluruh Duniaku