Your Ignorance - Bab 21 Balas Dendam
Tuhan benar-benar pandai bercanda, di hari-hari yang paling menyakitkan, dia mengingatkannya bahwa dia masih memiliki anak perempuan.
Apakah ini disebut sebagai kompensasi lain?
Jessie Jiang memandangi wajah anak kecil yang terbengong itu, membungkuk di atas dahi Celine dan pipinya, lalu menciumnya. Dia bersandar di dahi menangis dan tertawa, " Tidak ingat juga tidak apa-apa, tidak panggil juga tidak apa-apa, selama kamu berada di sampingku!”
Celine mengecilkan matanya yang besar dan menatap mata Jessie Jiang, dia sepertinya tidak mengerti apa yang terjadi pada bibi Jessie. Sepertinya dia mengerti mengapa dia bisa menjadi anak bibi Jessie.
Melihat mata Celine yang tampaknya sedang berbicara, Jessie Jiang menyeka matanya dan memeluknya lagi, dengan suara serak. "Celine, kamu tidak ingin memanggilku ibu juga tidak apa-apa, ini semua salah ibu, selama ini ibu tidak merawatmu dengan baik, sekarang, ibu akan selalu bersamamu. "
Bu!
Celine menjerit dalam hati.
Tampaknya bibi Jessie telah menjadi seorang ibu, benar-benar hal yang baik!
Dia mengedipkan matanya, tangannya memeluk leher Jessie Jiang, pipinya menyetuh lehernya, dan wajah kecilnya tersenyum lebar.
Pada saat itu, Mike Gu masuk, matanya yang merah, melihat Jessie Jiang tertawa, "Sudah, jangan menangis lagi, ini adalah hal yang baik. Nanti, Celine akan tumbuh besar dalam keadaan sehat di sampingmu." Ayuk jalan, pergi makan, apakah Celine kami sudah lapar ? "
Sambil berkata, dia membungkuk dan mengangkat Celine dari pelukan Jessi Jiang dan berbalik untuk berjalan ke restoran.
Setelah makan, Jessie Jiang meletakkan secangkir teh di meja depan Mike Gu.
Jessie Jiang duduk di depan Mike Gu dan mengangkat cangkir teh ke arah Mike Gu. "Kakak Gu terima kasih. Jika kamu tidak membantuku menyelesaikan masalah ini, mungkin aku dan anakku tidak bisa keluar dari masalah yang rumit ini. Secangkir teh ini, aku menghormatimu! "
Setelah berbicara, Jessie Jiang minum teh itu sampai habis.
"Tidak apa-apa ..." Mike Gu mencoba menghentikannya, tetapi dia tidak sempat lagi untuk menghentikannya. Dia hanya bisa melihatnya meminum teh dalam satu napas.
Dia diam-diam tersenyum, jari-jarinya yang putih menggosok cangkirnya, "Kamu tidak usah merasa tidak enakkan, katamu, aku kakak laki-lakimu, paman dari Celine."
Meskipun kamu tidak mau mengakuinya, sepertinya ini adalah satu-satunya cara untuk lebih dekat dengannya.
Dia menyesap teh dan menelannya ke dalam perutnya. Dalam waktu yang cukup lama, dia terus memandangi Jessie Jiang dan bertanya, "Aku belum pernah mengingatkan kamu sebelumnya. Bagaimana kamu bisa meragukan identitas Celine?"
Jessie Jiang menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri dan mememegangnya duduk di sofa. "Insting! Celine selalu memberiku perasaan yang akrab. Setiap kali dia bermain dengan Danny, aku selalu berpikir mereka sangat mirip, bukan fisiknya, tapi perasaannya, bisakah kamu mengerti maksudku? "
Mike Gu mengangguk, dia mengerti, mungkin ini adalah insting di antara si kembar.
Jessie Jiang melihat air yang ada di cangkirnya dan matanya melihat kesana kemari. "Sebenarnya, ada alasan lain. Ketika aku berada di penjara, aku pernah bermimpi. Aku bermimpi bahwa aku memiliki sepasang bayi kembar. Namun, anak peremuanku dibawa pergi ketika dia lahir. Membuatku berani melakukan identifikasi ini. Aku tidak tahu bahwa Celine adalah anakku. "
Suara itu berangsur-angsur menjadi kosong dan wajahnya menjadi pucat, menutup matanya dan memaksa dirinya untuk berhenti memikirkannya.
Setelah mendengar perkataanya , Mike Gu menatap Jessi Jiang dengan tatapan kosong. Dia mengira bahwa dia sudah tahu identitas Celine dan barulah dia melakukan identifikasi ini. Tidakkah dia terpikirkan bahwa kebenarannya seperti ini?
Dia meletakkan cangkir teh itu, menenangkan pikirannya, dan berbisik, "Untungnya, kita akhirnya sudah menemukannya kembali. Hanya saja tubuh Celine tidak baik. Bayi itu baru berusia beberapa bulan. Kamu sendirian merawat dua anak. Aku benar-benar khawatir, Jessie, ikutlah denganku, setidaknya anak-anak akan hidup sedikit lebih baik. "
Jessie Jiang menggelengkan kepalanya, "Kakak Gu, terima kasih, kamu telah banyak membantuku. Aku tidak bisa merepotkanmu lagi. Apalagi, jika tidak membalas dendam, maka aku tidak akan pergi kemana-mana!"
Kata terakhir nyaris keluar dari mulutnya.
Cahaya gelap di bagian bawah matanya, melintas di tatapan Mike Gu, membuat hatinya tersentuh.
Melihat wajah Jessie Jiang yang tegas, Mike Gu tahu bahwa dia tidak bisa lagi berubah pikiran dan tidak punya pilihan selain mengangguk, "Baiklah, aku akan membantumu, setelah kamu selesai membalas dendam, kita akan pergi dari sini."
Apa yang tidak dia duga adalah Jessie Jiang menggelengkan kepalanya lagi. Dia memandang Mike Gu dan tersenyum, "Tidak, aku sudah punya cara. Mereka berutang padaku. Aku pelan-pelan akan mencari mereka kembali."
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyUntouchable Love
Devil BuddyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Perfect Lady
AliciaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangThis Isn't Love
YuyuYour Ignorance×
- Bab 1 Putraku telah mati
- Bab 2 Penelitian Otopsi
- Bab 3 Tidak Berdaya
- Bab 4 Bercerai
- Bab 5 Sengaja membunuhnya
- Bab 6 Mengakhirinya
- Bab 7 Difonis Masuk Penjara
- Bab 8 Surat Peninggalan
- Bab 9 Merobeknya Menjadi Berkeping-keping
- Bab 10 “Hasil Identifikasi”
- Bab 11 “Sebenarnya Siapa”
- Bab 12 Bukti Tersebut Asli
- Bab 13 Kehidupan Di Penjara
- Bab 14 Meninggalkan Bukanlah Akhir
- Bab 15 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 16 Gambar Yang Digambar Anak
- Bab 17 Buku Hariannya
- Bab 18 Semuanya Adalah Kecelakaan
- Bab 19 Hubungan Ayah Anak
- Bab 20 Ibu Dan Anak Perempuan
- Bab 21 Balas Dendam
- Bab 22 Sepasang Anak Kembar
- Bab 23 Periksa Sampai Akhir dan Mendatanya
- Bab 24 Menjamin Yang Asli
- Bab 25 Menggoda Dia
- Bab 26 Bukti
- Bab 27 Kebenaran Terakhir
- Bab 28 Pasti Akan Kembali
- Bab 29 Proyek Ini Menjadi Punyamu
- Bab 30 Dia Sudah Kembali
- Bab 31 Hubungan Kita Berdua Tidak Jelas
- Bab 32 Menganggap Orang Lain Sebagai Dia
- Bab 33 Membayarnya Lebih
- Bab 34 Bantulah Aku
- Bab 35 Bawa Aku Pergi Ke Suatu Tempat
- Bab 36 Ternyata Kamu Sudah Memiliki Wanita Lain
- Bab 37 Aku Sudah Kehilangan Dia
- Bab 38 Dia Bukan Siapapun
- Bab 39 Aku Sedang Meniru Dia
- Bab 40 Sebenarnya Siapakah Kamu
- Bab 41 Bersedia Melakukan Apapun
- Bab 42 Pengakuan
- Bab 43 Tunggu Aku Keluar
- Bab 44 Buku Pengalihan Saham
- Bab 45 Bisnis Yang Tidak Disangka
- Bab 46 Kali Ini Aku Berhutang Budi Padamu
- Bab 47 Ayah Dan Putrinya Bertemu Kembali
- Bab 48 Lunas
- Bab 49 Dia Ingin Membawa Anaknya Keluar Negeri
- Bab 50 Pertemuan Dibandara