Your Ignorance - Bab 15 Tidak Ada Hubungan Darah
"Terry.."
Teriakan tajam datang dari koridor.
Terry membuka pintu dan sebuah sosok masuk kedalam pelukannya.
Susan menggenggam tangannya dengan erat dan menggigil, matanya gemetaran dan air matanya jatuh seperti hujan. "Terry aku bermimpi bertemu dengan Celine! Aku bermimpi Celine menangis dan menjerit kesakitan, Terry kamu bantu aku untuk menolongnya ... "
Dalam sekejap mata, dia mendorong Terry dan berlari ke bawah dengan kaki telanjang. Mulutnya terus berbisik, "Aku telah mendengar, dia sedang menangis, Celine jangan takut, aku datang kepadamu!"
Dia sambil berbicara dan mendorong pintu satu demi satu.
"Celine kamu di mana? Ibu sudah menyiapkan cokelat untukmu, dan kali ini ibu akan membiarkanmu makan sepuasnya, oke?"
Suara Susan menjadi terisak-isak, dan nadanya penuh kelembutan dan perasaan bersalah.
Celine suka makan permen, tetapi kesehatan tubuhnya tidak baik, sejak kecil dilarang untuk memakannya.
Sekarang, kalimat ini seperti jaring yang akan tertutup rapat, dan jantung melebar, sedikit mengencang, membuatnya terengah-engah.
"Cukup!" Terry meraih pergelangan tangannya dan menatapnya dengan tatapan, "Aku akan mengirimmu kembali untuk beristirahat!"
Di tempat tidur besar di kamar, Susan berbaring diam, tetapi satu tangannya masih memegang lengan Terry.
Dia menatapnya dengan sedih, dan tidak mengatakan apapun. Air mata telah mejatuhi kantung matanya beberapa kali "Terry benarkah Celine telah mati karena kebakaran, apakah dia tidak akan pernah kembali lagi?"
Setelah mengatakan ini, Susan tiba-tiba menyadari bahwa udara di sekitarnya tampak dingin.
Dia segera menyadari dan menangis, "Terry aku telah memikirkan Celine, bisakah kamu menemukannya kembali?"
Terry meraih dan menepuk punggung tangannya dan meletakkan tangannya di selimut, "Anak itu tidak memiliki hubungan darah denganmu."
Di dalam suaranya tidak bisa kedengaran emosi apa pun, sama seperti suaranya dingin yang membeku.
Hati Susan terasa kencang, dan tangan di selimut diikat menjadi satu.
Tentu saja tidak ada hubungan darah,lagian bukan dia yang melahirkannya.
Dia dengan hati-hati memandang Terry dan tidak menemukan sesuatu yang tidak biasa.
Mata Susan tiba-tiba menjadi cerah, dan dia bangkit dan berlari ke arahnya. Tangannya mengepalkan pergelangan tangan Terry dengan erat, dan kuku-kuku yang tajam tertancap di dagingnya. "Apakah itu benar? Anak itu bukan Celine, kalau begitu putriku berarti masih hidup? Dia masih hidup! "
Sensasi kesemutan yang tajam datang dari pergelangan tangan, Terry sedikit menggelengkan alisnya. Dia memanahi Susan dengan satu tatapan dan suara dinginnya menggigit. "Tapi dia dan aku memiliki hubungan darah!"
Susan melihat ke atas dan melihat ada nyala api di kelopak mata dalam pria itu yang tampak padam dan menjadi lebih gelap.
Matanya menyilang gugup, tetapi dalam sekejap, dia menyembunyikannya lagi dan air matanya jatuh lagi "Terry aku tidak tahu apa yang terjadi, mungkin, mungkin karena kebakaran terlalu serius, jadi hasil identifikasi akan salah ... iyaa, pasti seperti ini! Kamu harus percaya padaku, Celine benar-benar putri kami! "
Hanya saja kepanikan dan kejelasan ini jatuh ke mata Terry. Dia memandang wanita sedih di depan, membantunya untuk berbaring lagi. "Semuanya sudah berlalu, berbaring dan beristirahat!"
Setelah beberapa saat, di halaman terdengar suara mesin yang diggerakan.
Villa Royal.
Terry mendorong membuka pintu apartemen, dan aroma segar memasuki hidungnya, wangi susu yang hangat dengan sentuhan melati.
Ini adalah aroma tubuh Jessie.
Dia meraih dan menekan tombol.
Semua yang ada di depannya masih ada dalam ingatan. Tanpa sadar, dia mendorong pintu kamar tidur utama.
"Kakak kamu lihat ini adalah tirai yang aku pilih sendiri. Apakah kamu menyukainya?" Jessie berdiri di depan jendela, menarik tirai dengan satu tangan dan bertanya sambil tersenyum.
Dengan sosok begitu, jika dia berani mengatakan "tidak", Jessie pasti tidak akan membiarkannya pergi.
Suara tangisan bayi terdengar di kamar.
Jessie menggendong anaknya dengan tergesa-gesa, menghadap ke arahnya, penuh kelembutan dan kejutan, "Terry kamu sudah kembali! Sayang kamu jangan menangis, kamu lihat ayah sudah kembali."
Ajaibnya adalah setelah anak itu melihatnya, dia beneran tidak menangis lagi tetapi apa yang dia katakan pada saat itu?
Dia tidak bisa mengingatnya lagi.
Suara langkah kaki yang berat itu terlihat sangat keras di ruangan yang tenang itu seolah setiap langkah tampaknya menembus jantung dan paru-parunya.
Terry berjalan perlahan di kamar, Setiap langkah didepannya tampak berdiri seorang gadis yang suka tersenyum.
Jari-jari rampingnya perlahan membuka laci lemari, sebuah laci yang penuh dengan hadiah, itu adalah hadiah ulang tahun yang dia siapkan untuknya, hadiah ulang tahun pernikahan.
Hanya saja dia tidak pernah membukanya.
Tanpa sadar, jari-jarinya membuka semua hadiah ini satu per satu.
Bintang permohonan, bola mengkilap, koin tembaga ...
Setiap hadiah itu adalah keinginan Terry yang pernah dia katakan pada Jessie tetapi ini adalah keinginan ibunya yang belum sempat ia kabulkan dan sekarang Jessie sudah mengabulkan keinginan itu.
Cahaya bintang sedikit redup, ranjang besar di kamar tidur, lelaki itu meringkuk seperti anak kecil, memegang banyak hadiah dan menutup matanya.
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinI'm Rich Man
HartantoIstri ke-7
Sweety GirlBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesLelaki Greget
Rudy GoldAkibat Pernikahan Dini
CintiaSi Menantu Buta
DeddyYour Ignorance×
- Bab 1 Putraku telah mati
- Bab 2 Penelitian Otopsi
- Bab 3 Tidak Berdaya
- Bab 4 Bercerai
- Bab 5 Sengaja membunuhnya
- Bab 6 Mengakhirinya
- Bab 7 Difonis Masuk Penjara
- Bab 8 Surat Peninggalan
- Bab 9 Merobeknya Menjadi Berkeping-keping
- Bab 10 “Hasil Identifikasi”
- Bab 11 “Sebenarnya Siapa”
- Bab 12 Bukti Tersebut Asli
- Bab 13 Kehidupan Di Penjara
- Bab 14 Meninggalkan Bukanlah Akhir
- Bab 15 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 16 Gambar Yang Digambar Anak
- Bab 17 Buku Hariannya
- Bab 18 Semuanya Adalah Kecelakaan
- Bab 19 Hubungan Ayah Anak
- Bab 20 Ibu Dan Anak Perempuan
- Bab 21 Balas Dendam
- Bab 22 Sepasang Anak Kembar
- Bab 23 Periksa Sampai Akhir dan Mendatanya
- Bab 24 Menjamin Yang Asli
- Bab 25 Menggoda Dia
- Bab 26 Bukti
- Bab 27 Kebenaran Terakhir
- Bab 28 Pasti Akan Kembali
- Bab 29 Proyek Ini Menjadi Punyamu
- Bab 30 Dia Sudah Kembali
- Bab 31 Hubungan Kita Berdua Tidak Jelas
- Bab 32 Menganggap Orang Lain Sebagai Dia
- Bab 33 Membayarnya Lebih
- Bab 34 Bantulah Aku
- Bab 35 Bawa Aku Pergi Ke Suatu Tempat
- Bab 36 Ternyata Kamu Sudah Memiliki Wanita Lain
- Bab 37 Aku Sudah Kehilangan Dia
- Bab 38 Dia Bukan Siapapun
- Bab 39 Aku Sedang Meniru Dia
- Bab 40 Sebenarnya Siapakah Kamu
- Bab 41 Bersedia Melakukan Apapun
- Bab 42 Pengakuan
- Bab 43 Tunggu Aku Keluar
- Bab 44 Buku Pengalihan Saham
- Bab 45 Bisnis Yang Tidak Disangka
- Bab 46 Kali Ini Aku Berhutang Budi Padamu
- Bab 47 Ayah Dan Putrinya Bertemu Kembali
- Bab 48 Lunas
- Bab 49 Dia Ingin Membawa Anaknya Keluar Negeri
- Bab 50 Pertemuan Dibandara