Your Ignorance - Bab 12 Bukti Tersebut Asli
Di Villa Royal, Terry yang masih belum keluar dari mobil sudah disapa oleh Susan dengan wajahnya yang sedih.
Dia menangis dan melemparkan dirinya ke dalam pelukannya, "Terry mengapa Jessie bisa melakukan ini? Celine hanyalah seorang anak! Dia juga pernah menjadi seorang ibu ,bagaimana dia bisa begitu licik?"
Dia menangis membuatnya merasa kasihan.
Terry malah tidak memikirkan untuk menenangkannya dan mengulurkan tangannya mendorongnya pergi, "Bagaimana dengan kornea ini? Apakah ini milikmu?"
Dia menggunakan kedua matanya yang hitam menatap Susan, dan jari-jari ramping menunjuk ke mata kirinya sendiri.
Tangisan Susan tiba-tiba berhenti dan matanya memancarkan kebingungan.
Dalam kondisi bagus bagaimana Terry tiba tiba mengajukan pertanyaan ini?
Hanya dalam sekali kejapan Susan mengemas emosinya, matanya yang menggantung air mata dengan lembut menatap Terry. “Terry bukankah dokter telah mengatakan padamu saat itu ? Lagian beberapa tahun ini mata kiriku tidak bagus, jika bukan kamu yang terus merawatku mungkin ... mungkin aku sudah tidak bisa melihat lagi sekarang ini. "
Pada akhirnya, dia tampaknya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Air mata mengalir seperti aliran sungai, tubuhnya bergoyang, dan dia bisa pingsan kapan saja.
Terry mengerutkan alisnya dan menatap kedua matanya lebih tajam, "Jadi kornea mata ini milikmu?"
Tubuh Susan menegang , dia menangis dan mengangguk di hadapannya "Terry kamu tidak percaya padaku lagi ya ..."
Sebelum menunggunya menyelesaikan perkataan itu, seorang pria berpakaian hitam maju dan menyerahkan dokumen kepada Terry, dengan hormat berkata "Tuan Li ini adalah dokumen yang Anda inginkan!"
Terry mengulurkan tangan dan membuka file itu, melihatnya dengan serius.
Dokumen itu ditulis dalam kertas putih tulisan hitam dan pendonor kornea itu adalah Susan, dan penerimanya terdapat tanda tangannya.
Ternyata itu beneran Susan.
Di pikiran Terry terlintas wajah Jessie.
"Untukmu, aku telah memberimu salah satu korneaku, tapi aku takut kamu khawatir, tidak berani memberitahumu, tapi apakah kamu pernah khawatir padaku? Kamu bahkan tidak melihatku, kamu tidak tahu bahwa satu mataku tidak bisa melihat?"
Mengapa Jessie tidak pernah mengatakannya, dan Susan sepertinya mengingatkannya sepanjang waktu?
Susan memandangi Terry yang terdiam,kKepanikan di matanya hampir tidak bisa disembunyikan. Dia menekan matanya dan bertanya, "Terry selama bertahun-tahun ini aku telah berada di sisimu.Apakah kamu tidak tahu orang seperti apa aku? Aku ... "
"Itu kamu!"
Terry membuka mulutnya dan segera memotong perkataannya.
Susan berkedip,tertawa dan menangis, "Kamu telah percaya padaku?"
Air mata di sudut matanya semakin menyilaukan dengan senyuman cerah.
Dia menyeka matanya dan melangkah maju untuk memeluk lengan Terry dan berkata, "Terry putri kami ...telah pergi dengan tidak pantas . Aku tahu bahwa Jessie tidak menyukaiku, aku juga tidak pernah berpikir bahwa dia akan memaafkanku,jika ada balas dendam bisa langsung datang ke arahku ,tetapi mengapa dia malah melukai Celine? Putriku yang malang! Putranya sudah mati,apakah dia juga tidak membiarkan putriku untuk hidup? "
Setelah mendengar perkataan itu tatapan Terry tiba-tiba menjadi dalam, dan jarinya sedikit menegang.
Anak bajingan itu bagaimana bisa dibandingkan dengan Celine!
Susan melihat tatapan Terry yang suram dengan merasakan sukacita di hatinya, kelihatannya dia masih peduli pada putrinya.
Dia menatap lengan bajunya dan tersedak. "Aku tahu dia telah kehilangan putranya, aku mengerti rasa sakitnya, jadi aku langsung mengakui bahwa pisau itu bukan tikaman yang disengaja tetapi dia bersikeras untuk masuk ke penjara. Aku takut dia tidak akan baik disana jadi aku pergi menemuinya.Saat itu aku barusan tahu bahwa dia baik-baik saja di penjara. Para pria di sana merawatinya ... "
Dia menyadari bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah, Susan menghentikan suaranya dan menjelaskan dengan tergesa-gesa, "Terry aku tidak bermaksud begitu. Maksudku ialah orang-orang itu sangat baik pada Jessie ..."
Lebih baik tidak menjelaskannya, semakin dia menjelaskannya, wajah Terry menjadi semakin cemberut dan mengerikan, dan suaranya dipenuhi dengan kemarahan. "Diam!"
Bagaimana menjaganya?
Di dalam lingkungan penjara, bagaimana bisa penjahat ganas merawat seorang wanita tanpa alasan? Terlebih lagi, wanita ini masih sangat muda dan cantik.
Bisakah dibayangkan bagaimana orang-orang itu akan "peduli" padanya?
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinPergilah Suamiku
DanisRahasia Istriku
MahardikaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieKisah Si Dewa Perang
Daron JayYour Ignorance×
- Bab 1 Putraku telah mati
- Bab 2 Penelitian Otopsi
- Bab 3 Tidak Berdaya
- Bab 4 Bercerai
- Bab 5 Sengaja membunuhnya
- Bab 6 Mengakhirinya
- Bab 7 Difonis Masuk Penjara
- Bab 8 Surat Peninggalan
- Bab 9 Merobeknya Menjadi Berkeping-keping
- Bab 10 “Hasil Identifikasi”
- Bab 11 “Sebenarnya Siapa”
- Bab 12 Bukti Tersebut Asli
- Bab 13 Kehidupan Di Penjara
- Bab 14 Meninggalkan Bukanlah Akhir
- Bab 15 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 16 Gambar Yang Digambar Anak
- Bab 17 Buku Hariannya
- Bab 18 Semuanya Adalah Kecelakaan
- Bab 19 Hubungan Ayah Anak
- Bab 20 Ibu Dan Anak Perempuan
- Bab 21 Balas Dendam
- Bab 22 Sepasang Anak Kembar
- Bab 23 Periksa Sampai Akhir dan Mendatanya
- Bab 24 Menjamin Yang Asli
- Bab 25 Menggoda Dia
- Bab 26 Bukti
- Bab 27 Kebenaran Terakhir
- Bab 28 Pasti Akan Kembali
- Bab 29 Proyek Ini Menjadi Punyamu
- Bab 30 Dia Sudah Kembali
- Bab 31 Hubungan Kita Berdua Tidak Jelas
- Bab 32 Menganggap Orang Lain Sebagai Dia
- Bab 33 Membayarnya Lebih
- Bab 34 Bantulah Aku
- Bab 35 Bawa Aku Pergi Ke Suatu Tempat
- Bab 36 Ternyata Kamu Sudah Memiliki Wanita Lain
- Bab 37 Aku Sudah Kehilangan Dia
- Bab 38 Dia Bukan Siapapun
- Bab 39 Aku Sedang Meniru Dia
- Bab 40 Sebenarnya Siapakah Kamu
- Bab 41 Bersedia Melakukan Apapun
- Bab 42 Pengakuan
- Bab 43 Tunggu Aku Keluar
- Bab 44 Buku Pengalihan Saham
- Bab 45 Bisnis Yang Tidak Disangka
- Bab 46 Kali Ini Aku Berhutang Budi Padamu
- Bab 47 Ayah Dan Putrinya Bertemu Kembali
- Bab 48 Lunas
- Bab 49 Dia Ingin Membawa Anaknya Keluar Negeri
- Bab 50 Pertemuan Dibandara