Cinta Adalah Tidak Menyerah - Bab 38 Kamu Baru Saja Mengatakan Siapa Yang Meninggal?
Bab 38 Kamu Baru Saja Mengatakan Siapa Yang Meninggal?
"Kamu bilang pasien yang tadi itu baru saja meninggal?"
"Ya, meskipun dia juga tidak akan hidup lama, tapi setidaknya tidak perlu meninggal dengan cara yang begitu menyakitkan."
"Tidak tahu pria mana yang begitu kejam, kamu tidak melihat tubuh bagian bawah pasien, daging dan darahnya bercampur, bahkan rahimnya sampai turun!!"
"Cuih Cuih Cuih... wanita yang sangat malang, orang dulu selalu mengatakan, memiliki nama yang baik maka kehidupan juga akan bahagia, sekarang jika dilihat tampaknya merupakan omong kosong."
"Siapa nama pasien itu?"
"Ayunia, yang artiya elegan."
Apa? !
Raymon tidak dapat mempercayainya kemudian matanya melebar, dia memegang tangan salah satu perawat: "Kamu baru saja mengatakan siapa yang meninggal? Siapa nama orang itu?"
Perawat itu ketakutan, tetapi ketika dia melihat wajah Raymon, dia secara tidak sadar menjadi malu: "Ayunia."
"Tidak mungkin!"
Raymon membantah tanpa berpikir, bagaimana mungkin wanita itu mati? Tadi dia masih hidup dan berbaring di bawah tubuhnya sendiri, dia tidak mungkin mati, tidak mungkin ...
"Pasien bernama Ayunia memang meninggal, tetapi aku mendengar bahwa sedang menunggu pihak keluarga untuk mengambilnya, jasadnya masih terbaring di ranjang rumah sakit di lantai atas nomor 213 ..."
Para perawat lain melihat ini, dengan cepat memberikan klarifikasi, orang mati bukan untuk lelucon, tetapi tidak menunggu perawat selesai berbicara, mereka melihat pria tampan itu berbalik dan berlari ke atas.
Di rumah sakit, hal semacam ini sudah sering terjadi, jadi para perawat tidak mengatakan apa-apa, hanya saja mereka tidak bisa menahan diri untuk berbisik di dalam hati, pria ini terlihat sangat tampan.
Di lantai atas di luar kamar 213, Teddy bersandar sambil menghisap rokok di dinding koridor yang dingin, tiba-tiba melihat sosok yang dikenalnya berlari ke arah dirinya.
Ketika dia mengenali itu adalah Raymon, dia menarik bibirnya, mengeluarkan senyum yang lebih jelek daripada menangis: "Kamu sudah datang?"
Raymon tidak menjawab Teddy, hanya melewati bahunya, dengan segala macam ekspresi yang curiga dan tidak dapat percaya, melangkah ke arah kamar rawat 213.
Kamar rawat sangat sepi, sangat hening bahkan tidak ada suara napas.
Ayunia, dengan begitu tenang berbaring di ranjang berseprai putih, tidak tahu apakah seprainya yang terlalu putih, membuat wajahnya tidak menampakkan jejak darah.
"Kamu adalah keluarga pasien?"
Di dalam kamar rawat, Dokter melangkah datang, bertanya pada Raymon.
Raymon mendongak dengan terpaku, menunjuk Ayunia di ranjang rumah sakit kemudian bertanya, "Apa yang terjadi padanya? Mengapa dia tidur di sini?"
Menghadapi pertanyaan Raymon yang memaksa, Dokter menhela napas dengan berat: "Pasien ini didiagnosa terkena kanker stadium akhir belum lama ini, sudah tidak banyak waktu lagi, tapi tidak disangka ......"
"Apa yang kamu bicarakan?"
Tubuh Raymon menjadi kaku, matanya mendelik seketika: "Kamu bilang dia menderita kanker?!"
"Ya, jika tidak kamu pikir mengapa dia ingin melakukan tindakan aborsi? Dia hanya memiliki waktu kurang dari sebulan, bahkan jika dia hamil juga tidak akan bisa melahirkan anaknya."
Dokter itu menatapnya dengan tidak mengerti: "Apakah kamu suami pasien?"
Raymon kaku di tempat, dia ingin mengangguk, tetapi bagaimanapun juga tidak bisa bergerak.
Tapi meskipun dia tidak menjawab, tapi Dokter itu dapat melihatnya, menepuk-nepuk bahunya, nadanya tidak bisa diketahui apakah menyalahkan atau menghibur: "Kamu menikah dengan seorang istri yang baik, biasanya jika melakukan tindakan aborsi membutuhkan tanda tangan dari pihak keluarga, tapi istrimu memohon padaku, dia tidak ingin membiarkan kamu tahu tentang anak itu, tidak ingin membiarkan kamu tahu bahwa dia memiliki penyakit kanker stadium akhir, sehingga dia diam-diam sendirian melakukan tindakan aborsi."
"Tapi kamu, bagaimana kamu sebagai seorang suami? Istrimu baru saja melakukan aborsi, bagaimana bisa kamu melakukan persetubuhan dengannya? Apa kamu tidak tahu bahwa itu dapat menyebabkan pendarahan parah dan juga rahimnya menjadi turun?"
Novel Terkait
Ten Years
VivianLove And War
JaneMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniAkibat Pernikahan Dini
CintiaDoctor Stranger
Kevin WongThe Revival of the King
ShintaCinta Adalah Tidak Menyerah×
- Bab 1 Mengidap Penyakit Mematikan
- Bab 2 Steffy
- Bab 3 Ayo Kita Bercerai
- Bab 4 Masa Lalu
- Bab 5 Masih Tidak Bisa Membiarkannya
- Bab 6 Steffy Dan Ibunya
- Bab 7 Cinta Atau Tidak Cinta
- Bab 8 Ulah Siapa
- Bab 9 Membawa Dia Pulang
- Bab 10 Hatimu Berwarna Apa?
- Bab 11 Memaksa Menempati Kamar
- Bab 12 Sudah Hamil
- Bab 13 Tidak Tahu Malu!
- Bab 14 Atas Dasar Apa Kamu Menyalahkanku?
- Bab 15 Ternyata Dia
- Bab 16 Kamu Tidak Cukup Memenuhi Syarat
- Bab 17 Dia Lebih Bagus Mati Di Luar
- Bab 18 Ayunia Sudah Akan Pergi
- Bab 19 Jika Aku Mati, Apa Yang Akan Kamu Lakukan?
- Bab 20 Tindakan Apa Yang Akan Dia Lakukan Lagi?!
- Bab 21 Tidak Kembali Akan Lebih Baik
- Bab 22 Keluar Rumah Dengan Tangan Kosong
- Bab 23 Kebenaran Yang Diragukan
- Bab 24 Jijik Tanpa Ada Alasan
- Bab 25 Benar-Benar Bisa Melepaskan?
- Bab 26 Tidak Bisa Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 27 Dia Akan Kembali
- Bab 28 Pulanglah Bersamaku
- Bab 29 Kecuali Kamu Mati
- Bab 30 Kemari Dan Minta Maaf Kepada Steffy!
- Bab 31 Siapa Dia?!
- Bab 32 Hati Seakan Mati
- Bab 33 Penderitaan Tanpa Akhir
- Bab 34 Untuk Apa Berpura-Pura Polos
- Bab 35 Raymon, Aku Membencimu
- Bab 36 Jatuh
- Bab 37 Tidak Ingin Kamu Menyesal
- Bab 38 Kamu Baru Saja Mengatakan Siapa Yang Meninggal?
- Bab 39 Kamu Yang Membunuhnya
- Bab 40 Kebenaran Yang Terlambat
- Bab 41 Maaf, Terima Kasih