Cinta Adalah Tidak Menyerah - Bab 17 Dia Lebih Bagus Mati Di Luar
Bab 17 Dia Lebih Bagus Mati Di Luar
"Kak Raymon ..."
Sebuah bisikan ringan, terdengar di ruang VIP, Raymon dan Dika bersamaan melihat ke sumber suara, melihat Steffy mengenakan gaun putih, berdiri di ambang pintu.
"Steffy, bagaimana kamu bisa datang?"
Ketika Raymon melihat Steffy, dengan cepat berjalan ke arahnya, melihat dia berpakaian tipis, kemudian melepas mantelnya dan meletakkannya di bahunya.
Steffy menundukkan kepala, dengan manja berkata: "Sore tadi, Kak Ayunia tidak senang melihatku dan juga Ibu lalu dia pergi keluar, ponselnya tertinggal di ruang tamu, sewaktu kamu menelepon tadi aku yang mengangkatnya ......"
Tidak senang?
Wanita itulah yang benar-benar membuat orang lain tidak senang!
Ternyata dia mencari Dika untuk menyelidikiku, pasti tahu bahwa Dika malam ini datang untuk showdown, wanita yang licik itu pasti sekarang berada di luar entah di mana untuk merayakannya bukan?
"Kak Raymon, jika tidak aku akan menemanimu untuk mencari Kak Ayunia?"
"Untuk apa mencarinya? Dia lebih bagus mati di luar!"
Raymon menahan rasa jijik yang muncul di dalam hatinya, merangkul bahu Steffy ingin pergi, tapi, tindakannya yang terlalu dekat dengan Steffy, pada akhirnya malah membuat marah Dika, tidak bisa menahan lagi Dika kemudian berdiri, melangkah menuju ke arahnya.
"Raymon, kamu adalah binatang berdarah dingin!" Dika mengangkat tinjunya, mengarahkannya ke arah Raymon.
Ada sedikit angin lewat di telinganya, Raymon mendorong Steffy pergi, ketika dia berbalik ingin menghindari kepalan tangan, sudah terlambat, tinjunya yang penuh dengan keras bersarang di dadanya.
Rasa sakit yang tiba-tiba di dadanya, membuat wajah Raymon benar-benar menggelap, dia mengulurkan tangan memotong pergerakan lengan Dika, lalu satu tinju bersarang di sudut bibirnya, kemudian satu tendangan bersarang di perutnya.
"Brukkk--!" Dika jatuh ke lantai.
Raymon menghempas-hempaskan pergelangan tangannya, menatapnya dengan nada merendahkan: "Dika, jangan melakukan hal yang memalukan wajahmu."
"Raymon, bukankah kamu yang lebih tidak tahu malu?"
Dika menyeka darah di sudut bibirnya, bangkit dari lantai: "Raymon, apakah hatimu telah dimakan oleh anjing? Waktu itu ketika sedang berkemah di pegunungan, jika bukan Ayunia yang menemukanmu yang jatuh di jurang, apa kamu bisa berlaku arogan seperti ini sekarang?"
Raymon tertegun, matanya sedikit menyipit: "Apa yang kamu katakan?"
"Apa yang aku katakan?"
Dika meludahkan darahnya ke lantai: "Aku berkata Ayunia wanita ini betapa bodohnya dia! Waktu itu kami tidak percaya bahwa kamu jatuh ke dalam celah-celah di dalam jurang, demi membuat kami percaya, dengan tidak mempedulikan nyawanya Ayunia melompat masuk ke dalam jurang, menggunakan suhu tubuhnya sendiri untuk menghangatkanmu selama satu malam, jadi kamu bisa bertahan sampai tim penyelamat datang! Wanita yang bisa berbuat apapun demi dirimu, bahkan dia tidak mempedulikan nyawanya, pada akhirnya bagaimana kamu memperlakukannya?!"
Tahun itu, tahun itu...
Raymon terpaku di tempat yang sama, anggota badannya mati rasa, otaknya agak kacau.
Di bawah bantuan Steffy, Raymon keluar dari ruang VIP, duduk di dalam mobilnya.
"Kak Raymon, aku akan mengemudi dengan sangat lambat, jika kamu tidak nyaman, katakan padaku ..."
Steffy menginjak pedal gas, suara lembut menggema di mobil yang tertutup, tapi Raymon yang duduk di kursi kulit, untuk pertama kalinya mengabaikan kata-katanya, tidak ada jawaban, bahkan gumaman pun tidak ada.
Sekarang, pikiran dan telinga Raymon, yang bergema, dan yang muncul, hanyalah ekspresi Dika, dan apa yang dikatakan Dika tadi.
Novel Terkait
Beautiful Lady
ElsaLelaki Greget
Rudy GoldBeautiful Love
Stefen LeeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaUntouchable Love
Devil BuddyCinta Adalah Tidak Menyerah×
- Bab 1 Mengidap Penyakit Mematikan
- Bab 2 Steffy
- Bab 3 Ayo Kita Bercerai
- Bab 4 Masa Lalu
- Bab 5 Masih Tidak Bisa Membiarkannya
- Bab 6 Steffy Dan Ibunya
- Bab 7 Cinta Atau Tidak Cinta
- Bab 8 Ulah Siapa
- Bab 9 Membawa Dia Pulang
- Bab 10 Hatimu Berwarna Apa?
- Bab 11 Memaksa Menempati Kamar
- Bab 12 Sudah Hamil
- Bab 13 Tidak Tahu Malu!
- Bab 14 Atas Dasar Apa Kamu Menyalahkanku?
- Bab 15 Ternyata Dia
- Bab 16 Kamu Tidak Cukup Memenuhi Syarat
- Bab 17 Dia Lebih Bagus Mati Di Luar
- Bab 18 Ayunia Sudah Akan Pergi
- Bab 19 Jika Aku Mati, Apa Yang Akan Kamu Lakukan?
- Bab 20 Tindakan Apa Yang Akan Dia Lakukan Lagi?!
- Bab 21 Tidak Kembali Akan Lebih Baik
- Bab 22 Keluar Rumah Dengan Tangan Kosong
- Bab 23 Kebenaran Yang Diragukan
- Bab 24 Jijik Tanpa Ada Alasan
- Bab 25 Benar-Benar Bisa Melepaskan?
- Bab 26 Tidak Bisa Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 27 Dia Akan Kembali
- Bab 28 Pulanglah Bersamaku
- Bab 29 Kecuali Kamu Mati
- Bab 30 Kemari Dan Minta Maaf Kepada Steffy!
- Bab 31 Siapa Dia?!
- Bab 32 Hati Seakan Mati
- Bab 33 Penderitaan Tanpa Akhir
- Bab 34 Untuk Apa Berpura-Pura Polos
- Bab 35 Raymon, Aku Membencimu
- Bab 36 Jatuh
- Bab 37 Tidak Ingin Kamu Menyesal
- Bab 38 Kamu Baru Saja Mengatakan Siapa Yang Meninggal?
- Bab 39 Kamu Yang Membunuhnya
- Bab 40 Kebenaran Yang Terlambat
- Bab 41 Maaf, Terima Kasih