Cinta Adalah Tidak Menyerah - Bab 32 Hati Seakan Mati
Bab 32 Hati Seakan Mati
Ayunia tidak pernah memikirkan, dia masih bisa berjalan masuk ke rumah sakit hidup-hidup, dia berpikir, bahwa ketika dia masuk ke rumah sakit lagi, seharusnya sudah mati.
Berbaring di ranjang ruang B-ultrasonik, dia merasakan dinginnya detektor B-ultrasonik yang dimasukkan ke tubuh bawahnya, dia tidak merasakan rasa sakit dan ketakutan sama sekali, karena semua perhatiannya sekarang terfokus pada layar, layar yang hanya berwarna hitam dan putih, dia melihat kehidupan kecil, bernapas di rahimnya, bertumbuh besar.
Ini adalah anaknya, anak yang dia impikan ...
Tapi sekarang, dia harus menggugurkannya.
Air mata, seperti mutiara yang talinya terputus, mengalir turun satu persatu tak terkendali di wajahnya, Ayunia menggigit bibirnya dengan kencang, tidak membiarkan dirinya menangis.
Dokter yang merawatnya melihatnya yang seperti ini, juga tidak tega, dia mengeluarkan detektor B-ultrasonik, menghela nafas dengan berat, "Nyonya Raymon, apa Anda benar-benar sudah yakin?"
Ayunia sepertinya sudah tidak mendengar perkataan Dokter sama sekali, matanya tertuju pada layar B-ultrasonik, dia tidak rela melepas pandangannya sedikit pun, biarkan dia melihat anaknya lagi, melihatnya beberapa kali untuk terakhir kalinya...
Dokter yang melihat ini, tidak berdaya kemudian berdiri dengan sedikit kesedihan: "Nyonya Raymon, melakukan tindakan aborsi memerlukan tanda tangan suami Anda, apakah Anda sudah menghubungi suami Anda, atau kami yang akan menghubunginya?"
Mendengar kata-kata suami, Ayunia kembali fokus, dia perlahan bangkit, menggelengkan kepalanya: "Dokter, aku ..."
Ruang B-ultrasonik sangat tenang, hanya terdengar suara kering dan tenang Ayunia, terdengar dari waktu ke waktu, kecuali Dokter yang merawatnya, tidak ada lagi yang tahu apa yang dikatakannya.
Lima menit kemudian, Ayunia keluar dari ruang B-ultrasonik, duduk di kursi plastik di koridor panjang, menunggu untuk melakukan aborsi beberapa saat lagi.
Karena di bagian ginekologi, di koridor, dari waktu ke waktu akan ada wanita hamil dengan perut besar yang lewat, Ayunia diam-diam memperhatikan wanita hamil dengan suami mereka, bibir gemetar tanpa bisa ditahan.
Jika dia adalah seorang wanita hamil normal, tidak tahu apakah Raymon akan datang menemaninya untuk melakukan pemeriksaan? Lalu sama seperti suami lainnya, dengan sabar menunggu berbagai pemeriksaan, kemudian menunggu dia yang keluar dengan kelelahan, dengan lembut menopang lengannya, menanyakan dengan hati-hati, apa dia haus? Apa dia lapar? Ingin memakan apa?
Berpikir begitu, tanpa disadari bibir Ayunia terangkat, dalam bayangannya, dia sepertinya melihat bayangan dirinya dengan perut besarnya, berjalan sambil menopang di dinding rumah sakit, dan Raymon, dengan sangat lembut dan hati-hati menemani di sampingnya ...
Dia melihat, di wajahnya dan wajah Raymon, ada senyum cerah sebagai orang yang akan menjadi ayah dan ibu.
"Ayunia, masuk!"
Suara perawat yang tanpa perasaan, mengganggu bayangan Ayunia, ketika dia kembali fokus, dia menemukan bahwa dia sendirian di koridor yang kosong.
Dan tadi, tempat di mana dia melihat Raymon dan dirinya, sebenarnya hanya bagian kosong ...
Siapa yang pernah mengatakan, fantasi itu penuh, dan kenyataan kurus seperti tulang?
Ketika dia mendengar kalimat ini, dia mendengarkan sambil menganggapnya lelucon, tetapi sekarang dia baru menyadari, ternyata arti dari kalimat ini sangat kejam.
Berbaring di meja operasi yang dingin, ketika mesin dingin itu disisipkan di bagian bawah tubuhnya, Ayunia tidak bisa menahan untuk mengcengkram seprai di bawah tubuhnya, dia tidak pernah tahu, ternyata menggugurkan anak sangat menyakitkan, sakit ini terlalu jelas, begitu jelas sehingga dia bahkan bisa membayangkan, ada sebuah pisau, lagi dan lagi, dengan kejamnya dan dinginnya menggores rahimnya.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMy Goddes
Riski saputroMendadak Kaya Raya
Tirta Ardani1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSee You Next Time
Cherry BlossomAnak Sultan Super
Tristan XuPrecious Moment
Louise LeeCinta Adalah Tidak Menyerah×
- Bab 1 Mengidap Penyakit Mematikan
- Bab 2 Steffy
- Bab 3 Ayo Kita Bercerai
- Bab 4 Masa Lalu
- Bab 5 Masih Tidak Bisa Membiarkannya
- Bab 6 Steffy Dan Ibunya
- Bab 7 Cinta Atau Tidak Cinta
- Bab 8 Ulah Siapa
- Bab 9 Membawa Dia Pulang
- Bab 10 Hatimu Berwarna Apa?
- Bab 11 Memaksa Menempati Kamar
- Bab 12 Sudah Hamil
- Bab 13 Tidak Tahu Malu!
- Bab 14 Atas Dasar Apa Kamu Menyalahkanku?
- Bab 15 Ternyata Dia
- Bab 16 Kamu Tidak Cukup Memenuhi Syarat
- Bab 17 Dia Lebih Bagus Mati Di Luar
- Bab 18 Ayunia Sudah Akan Pergi
- Bab 19 Jika Aku Mati, Apa Yang Akan Kamu Lakukan?
- Bab 20 Tindakan Apa Yang Akan Dia Lakukan Lagi?!
- Bab 21 Tidak Kembali Akan Lebih Baik
- Bab 22 Keluar Rumah Dengan Tangan Kosong
- Bab 23 Kebenaran Yang Diragukan
- Bab 24 Jijik Tanpa Ada Alasan
- Bab 25 Benar-Benar Bisa Melepaskan?
- Bab 26 Tidak Bisa Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 27 Dia Akan Kembali
- Bab 28 Pulanglah Bersamaku
- Bab 29 Kecuali Kamu Mati
- Bab 30 Kemari Dan Minta Maaf Kepada Steffy!
- Bab 31 Siapa Dia?!
- Bab 32 Hati Seakan Mati
- Bab 33 Penderitaan Tanpa Akhir
- Bab 34 Untuk Apa Berpura-Pura Polos
- Bab 35 Raymon, Aku Membencimu
- Bab 36 Jatuh
- Bab 37 Tidak Ingin Kamu Menyesal
- Bab 38 Kamu Baru Saja Mengatakan Siapa Yang Meninggal?
- Bab 39 Kamu Yang Membunuhnya
- Bab 40 Kebenaran Yang Terlambat
- Bab 41 Maaf, Terima Kasih