Cinta Adalah Tidak Menyerah - Bab 39 Kamu Yang Membunuhnya
Bab 39 Kamu Yang Membunuhnya
Raymon mendengarkan perkataan Dokter, saat itu, emosi sedih perlahan-lahan menyebar keluar dari lubuk hatinya, seperti melakukan percobaan kimia, setetes tinta diteteskan ke dalam air murni yang tidak berwarna, kemudian perlahan-lahan, perlahan-lahan berubah menjadi segelas air hitam.
"Jangan katakan lagi, jangan katakan lagi..."
Dia menggerakkan bibirnya yang gemetar, seperti ingin terus mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba berbalik, menggenggam pergelangan tangan Ayunia.
Pergelangan tangannya yang kurus sangat dingin, begitu dingin, dingin seperti embun beku, dingin menusuk tulang.
Namun Raymon tidak peduli, membawanya masuk ke telapak tangannya: "Ayunia jangan berpura-pura mati, bangun kataku, bangun -- !!"
Perbuatan Raymon membuat kaget Dokter, dia belum pernah melihat reaksi keluarga yang begitu drastis.
Teddy yang sedari tadi merokok di lorong koridor kemudian masuk, memegang pergelangan tangan Raymon: "Apa yang kamu lakukan? Raymon, Ayunia sudah mati, apakah kamu berpikir bisa membangunkannya?!"
Raymon tertegun, matanya kosong tidak fokus, melihat Ayunia yang terbaring di ranjang rumah sakit, dia hanya merasakan sesak di dada.
Wanita ini sudah mati? Bagaimana dia bisa mati?
"Ini adalah hal terakhir yang Ayunia tinggalkan untukmu, jika kamu ingin melihatnya maka lihatlah..."
Teddy berkata, sambil meletakkan ponselnya sendiri ke tangan Raymon, kemudian melewati Raymon, mulai bertanya kepada Dokter mengenai hal-hal yang perlu diurus.
Raymon tiba-tiba merasa seluruh dunianya menjadi kacau, pikirannya berantakan seakan membentuk jaringan, makin lama makin erat, menggapai jantung, perlahan nyeri beberapa saat, kemudian menyerah.
Dia akhirnya menyadari, Ayunia sudah mati, wanita yang dibenci olehnya, dia sudah mati...
Di vila keluarga Ayunia.
Steffy sedang terburu-buru mondar-mandir di ruang tamu, dia dari tadi mencoba menelepon Raymon, tapi tidak diangkat, apakah Raymon mengetahui sesuatu?
Tapi tidak mungkin, ketika Teddy datang, dia berakting dengan sangat alami, tidak akan mungkin membiarkan orang lain menemukan keanehan!
Steffy mondar-mandir, tidak sengaja menginjak kaki Ibunya, Ibunya yang kesakitan langsung berteriak: "Untuk apa kamu mondar-mandir sedari tadi?"
Steffy kembali fokus, melihat Ibunya yang duduk di ruang tamu sambil menonton makan dan minum, emosinya langsung naik: "Mengapa kamu hanya tahu makan? Kamu tidak melihat Teddy membawa pergi wanita itu? Apa kamu tidak takut Kak Raymon mengetahui sesuatu?"
Ibunya meludah dengan menghina: "Raymon bisa mengetahui apa, lagipula, wanita itu sudah mati, bukankah harusnya dia bahagia? Dikarenakan kamu kehabisan kesabaran, benar-benar tidak berguna!"
"Ya, kamu sangat berguna!"
Steffy yang kacau menaikkan volume suaranya: "Waktu itu jika bukan karena kamu yang menggelapkan uang perusahaan, ayah Kak Raymon juga tidak mungkin pingsan, kamu memang sangat berguna! Setelah masalah itu kamu masih bisa berbuat buruk pada Ayah Ayunia, jelas-jelas dia berniat baik untuk membantu Kak Raymon, tapi malah dibilang olehmu bahwa dia yang menelan perusahaan milik ayah Kak Raymon!"
"Apa yang kamu bicarakan?"
Ibu Steffy tidak berpikir bahwa Steffy bisa mempermasalahkan hal lama, berdiri dan melebarkan matanya: "Dasar anak bodoh, untuk apa aku menggelapkan uang perusahaan? Itu semua juga untuk berjudi di Macau dan berharap untuk menang, sehingga kita berdua dapat hidup dengan nyaman bukan? Sekarang kamu malah menyalahkanku?! Sia-sia aku membesarkanmu selama bertahun-tahun! "
"Apa yang telah kamu berikan kepadaku? Selama bertahun-tahun Kak Raymon yang membesarkanku, juga merawatmu!"
Steffy melihat Ibunya, mengerutkan keningnya: "Jangan pikir aku tidak tahu, aku melihatnya di luar kamar rawat, ayah Kak Raymon di kamar ICU sudah sadar, kamu yang melepas tabung oksigennya, kamu yang membunuhnya dengan tanganmu sendiri!"
"Kalau memang jika aku yang membunuhnya, jadi apa? Sudah lewat bertahun-tahun, siapa yang memiliki bukti bahwa aku yang membunuhnya?"
Ibunya seperti anjing gila, mulai menggigit Steffy: "Jangan lupa, ketika malam pernikahan Ayunia dan Raymon, kamu mencari Ayunia untuk keluar, Ayunia bahkan tidak menyentuhmu seujung jaripun, kamu melompat sendiri ke bawah jembatan, jika bukan karena aku menghabiskan uang untuk mencari seseorang untuk memberimu laporan palsu untuk memfitnah Ayunia, apa kamu pikir Raymon akan menyayangimu selama bertahun-tahun?!"
"Brak--!"
Pintu yang tertutup tiba-tiba terbuka, angin dingin berhembus masuk ke ruang tamu melalui pintu.
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaCinta Yang Tak Biasa
WennieThe Great Guy
Vivi HuangAsisten Bos Cantik
Boris DreyMeet By Chance
Lena TanSomeday Unexpected Love
AlexanderCinta Adalah Tidak Menyerah×
- Bab 1 Mengidap Penyakit Mematikan
- Bab 2 Steffy
- Bab 3 Ayo Kita Bercerai
- Bab 4 Masa Lalu
- Bab 5 Masih Tidak Bisa Membiarkannya
- Bab 6 Steffy Dan Ibunya
- Bab 7 Cinta Atau Tidak Cinta
- Bab 8 Ulah Siapa
- Bab 9 Membawa Dia Pulang
- Bab 10 Hatimu Berwarna Apa?
- Bab 11 Memaksa Menempati Kamar
- Bab 12 Sudah Hamil
- Bab 13 Tidak Tahu Malu!
- Bab 14 Atas Dasar Apa Kamu Menyalahkanku?
- Bab 15 Ternyata Dia
- Bab 16 Kamu Tidak Cukup Memenuhi Syarat
- Bab 17 Dia Lebih Bagus Mati Di Luar
- Bab 18 Ayunia Sudah Akan Pergi
- Bab 19 Jika Aku Mati, Apa Yang Akan Kamu Lakukan?
- Bab 20 Tindakan Apa Yang Akan Dia Lakukan Lagi?!
- Bab 21 Tidak Kembali Akan Lebih Baik
- Bab 22 Keluar Rumah Dengan Tangan Kosong
- Bab 23 Kebenaran Yang Diragukan
- Bab 24 Jijik Tanpa Ada Alasan
- Bab 25 Benar-Benar Bisa Melepaskan?
- Bab 26 Tidak Bisa Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 27 Dia Akan Kembali
- Bab 28 Pulanglah Bersamaku
- Bab 29 Kecuali Kamu Mati
- Bab 30 Kemari Dan Minta Maaf Kepada Steffy!
- Bab 31 Siapa Dia?!
- Bab 32 Hati Seakan Mati
- Bab 33 Penderitaan Tanpa Akhir
- Bab 34 Untuk Apa Berpura-Pura Polos
- Bab 35 Raymon, Aku Membencimu
- Bab 36 Jatuh
- Bab 37 Tidak Ingin Kamu Menyesal
- Bab 38 Kamu Baru Saja Mengatakan Siapa Yang Meninggal?
- Bab 39 Kamu Yang Membunuhnya
- Bab 40 Kebenaran Yang Terlambat
- Bab 41 Maaf, Terima Kasih