Cinta Adalah Tidak Menyerah - Bab 11 Memaksa Menempati Kamar
Bab 11 Memaksa Menempati Kamar
Pandangan Raymon, perlahan-lahan menjadi dingin mengikuti suaranya, setiap kata yang keluar dari mulutnya, seperti pisau tajam, tusukan demi tusukan masuk ke dalam tubuh Ayunia, masuk ke dalam jantung hatinya, memotongnya bahkan hingga ke sumsum tulang yang tersembunyi di balik tulang juga ikut merasakan sakit!!
Melihat Ayunia yang ingin bersuara tetapi susah untuk mengutarakannya, Raymon sangat marah kemudian tertawa.
Bagus, bagus sekali.
Akhirnya dia mengakuinya?!
Saat menarik tubuh Steffy untuk bangun, tiba-tiba dia mengangkat sudut bibirnya: "Ayunia, bukankah kamu ingin agar aku selalu pulang? Sekarang aku pulang dengan membawa Steffy."
Teddy dari tadi terus diam, tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, uratnya menonjol dikarenakan mengepal terlalu kencang, setelah menunggu Raymon membawa Steffy ke ruang tamu untuk membalut lukanya, dia baru beranjak ke sisi Ayunia.
Menjulurkan tangan, ingin membantunya bangun: "Apa kamu perlu kuantar ke rumah sakit?"
Ayunia berdiri, dengan lembut mendorong tangan Teddy: "Tidak, terima kasih."
Melangkah ke depan, berjalan menuju tangga ke lantai dua, meninggalkan Teddy sendirian, berdiri di pintu, jantungnya menegang sampai sulit untuk bernafas.
Melihat Ayunia selangkah demi selangkah bersusah payah berjuang untuk naik ke atas, jantung Teddy terguncang sekali lagi, dia terus bertanya pada dirinya sendiri berulang kali.
Jika Ayunia benar-benar mati, apa Raymon tidak akan sedih?
Tidak sedikit pun kah?
Malam hari.
Ayunia berbaring di ranjang sendirian, mendengarkan tawa yang terdengar dari lantai bawah terus menerus, air matanya telah membasahi bantal, dengan linglung dia tertidur, kemudian terbangun dalam kebingungan, mendengar ada orang yang mengetuk pintu.
Tidak menunggu dia membuka mulutnya, pintu kamarnya didorong terbuka, dia duduk, melihat Ibu Steffy menarik Steffy masuk.
"Tolong keluar."
Dalam menghadapi Steffy dan Ibunya, Ayunia benar-benar malas untuk melihatnya.
Steffy mendengar perkataan ini, awalnya ingin pergi keluar, tetapi ditarik kembali oleh Ibu Steffy, mendongak, melihat ranjang utama di mana Ayunia berada.
"Nona Ayunia."
Ibu Steffy mengamati sekeliling, mengembalikan pandangannya, dia tersenyum pada Ayunia, mengatakan bahwa ingin bernegosisasi, tetapi nadanya sangat terlihat wajar: "Kamu juga tahu, kondisi tubuh Steffy tidak begitu baik, aku telah melihat kamar lain di sini, terlalu ujung, matahari tidak cukup pada siang hari, kata Dokter, Steffy harus tinggal di ruangan yang cukup cahaya matahari, jadi ... bisakah meminta Nona Ayunia untuk memberikan ruangan ini?
"Apa yang kamu katakan?" Ayunia bukannya tidak mengerti, tetapi tidak percaya.
Dua orang wanita tua dan muda ini, yang muda merebut lelakinya, yang tua sekarang berada di sini dan ingin merebut kamarnya?!
Ibu Steffy masih tertawa, dengan nada nyonya rumah berkata: "Kamar di seberang kamar tidur utama kupikir lebih cocok untuk Nona Ayunia, aku sudah membersihkannya, silahkan Nona Ayunia lihat barang apa yang ingin diambil untuk dibawa ke sana? Tubuh Steffy terlalu lemah, mentalnya juga tidak baik, harus istirahat lebih awal."
Ketika berbicara, Ibu Steffy telah mengambil inisiatif untuk membongkar kamar tidur, memegang sandal dan pakaian Ayunia di pelukannya.
Ketika dia membuka lemari, Ibu Steffy terdiam, mata tamaknya berlama-lama di dalam lemari yang penuh dengan pakaian.
"Pergi--!"
Ayunia benar-benar sudah muak, ini rumahnya, setiap barang yang ada di dalam rumah ini, dibeli dengan menggunakan uang keluarganya, atas dasar apa sekarang dia diusir oleh dua orang wanita yang tak tahu malu ini? !
"Kalian pergi! Pergi--!!" terus berteriak, Ayunia melempar bantal di ranjang ke arah Ibu Steffy.
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiMy Superhero
JessiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensHanya Kamu Hidupku
RenataWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiAfter The End
Selena BeePergilah Suamiku
DanisCinta Adalah Tidak Menyerah×
- Bab 1 Mengidap Penyakit Mematikan
- Bab 2 Steffy
- Bab 3 Ayo Kita Bercerai
- Bab 4 Masa Lalu
- Bab 5 Masih Tidak Bisa Membiarkannya
- Bab 6 Steffy Dan Ibunya
- Bab 7 Cinta Atau Tidak Cinta
- Bab 8 Ulah Siapa
- Bab 9 Membawa Dia Pulang
- Bab 10 Hatimu Berwarna Apa?
- Bab 11 Memaksa Menempati Kamar
- Bab 12 Sudah Hamil
- Bab 13 Tidak Tahu Malu!
- Bab 14 Atas Dasar Apa Kamu Menyalahkanku?
- Bab 15 Ternyata Dia
- Bab 16 Kamu Tidak Cukup Memenuhi Syarat
- Bab 17 Dia Lebih Bagus Mati Di Luar
- Bab 18 Ayunia Sudah Akan Pergi
- Bab 19 Jika Aku Mati, Apa Yang Akan Kamu Lakukan?
- Bab 20 Tindakan Apa Yang Akan Dia Lakukan Lagi?!
- Bab 21 Tidak Kembali Akan Lebih Baik
- Bab 22 Keluar Rumah Dengan Tangan Kosong
- Bab 23 Kebenaran Yang Diragukan
- Bab 24 Jijik Tanpa Ada Alasan
- Bab 25 Benar-Benar Bisa Melepaskan?
- Bab 26 Tidak Bisa Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 27 Dia Akan Kembali
- Bab 28 Pulanglah Bersamaku
- Bab 29 Kecuali Kamu Mati
- Bab 30 Kemari Dan Minta Maaf Kepada Steffy!
- Bab 31 Siapa Dia?!
- Bab 32 Hati Seakan Mati
- Bab 33 Penderitaan Tanpa Akhir
- Bab 34 Untuk Apa Berpura-Pura Polos
- Bab 35 Raymon, Aku Membencimu
- Bab 36 Jatuh
- Bab 37 Tidak Ingin Kamu Menyesal
- Bab 38 Kamu Baru Saja Mengatakan Siapa Yang Meninggal?
- Bab 39 Kamu Yang Membunuhnya
- Bab 40 Kebenaran Yang Terlambat
- Bab 41 Maaf, Terima Kasih