Gaun Pengantin Kecilku - Bab 94 aku ingin mendengar kamu memanggil ayah!

“Tuan Huo, laporan kamu telah keluar.” Staf menyerahkan kantong dokumen yang tertutup rapat.

Jeffery Huo mengangguk, mengambil kantong itu, membawa Simon He kembali ke mobil.

“Paman Huo, bagaimana kalau pulang dulu baru buka?” Kata Simon He.

“Ini mungkin terakhir kali kamu memanggil aku paman.” Jeffery Huo sambal berkata, membuka kantong yang tertutup rapat itu.

Simon He dengan gugup memperhatikan Jeffery Huo mengeluarkan dokumen itu, pada saat ini, pikiran kecilnya menjadi sedikit rumit.

Selama ini, meskipun dia tidak mengatakannya, tetapi memang benar dia menginginkan seorang ayah.

Masih ingat waktu kecil, saat dia ulang tahun dia pernah bertanya kepada Giovanni He, dimana ayahnya berada. Saat itu Giovanni He berkata, ayahnya telah pergi ketempat yang jauh, tidak akan pulang lagi.

Meskipun dia masih kecil, tetapi melihat Giovanni He dengan sekejap berubah sedih, jadi secara bertahap mengerti, dan tidak bertanya lagi.

Karena itu, memiliki pemikiran untuk berharap memiliki seorang ayah, menjadi rahasia yang tidak pernah dia ucapkan.

Tetapi sekarang, Jeffery Huo menerobos kehidupan mereka perlahan-lahan mulai, dan berkata bahwa dia adalah putranya sendiri.

Keinginan kecil yang telah lama berada dalam debu, sekali lagi muncul.

Dia dan Giovanni He berbeda, sejak kecil berada di lingkungan, dia tidak merasa kesulitan, bahkan karena dia dilahirkan seperti itu, jadi sudah terbiasa.

Namun, sekarang tiba-tiba da memiliki segalanya, jika hasilnya mengecewakannya, Simon He menemukan, dia mungkin akan sedih, dan kecewa.

Ternyata apa yang ibunya katakan benar, hal-hal yang indah, itu akan membuat orang menjadi tergantung, begitu mereka terbiasa bergantung dan dibawa pergi, mereka tidak mampu beradaptasi.

Simon He menggigit bibirnya, dengan diam menunggu Jeffery Huo melihat laporan.

Saat ini, Jeffery Huo juga sama gugupnya.

Meskipun di dalam hatinya di yakin bahwa Simon He adalah miliknya, tetapi, pada saat mengungkapkan kebenaran, dia menemukan bahwa detak jantungnya masih saja bertambah cepat.

Dia dengan cepat melewati kata-kata yang tidak penting, sampai dia jatuh pada hasilnya.

“Menurut hasil dari center kami, Jeffery Huo dan Simon Lee memiliki hubungan ayah dan anak.”

Pupil mata Jeffery Huo menegang, nafasnya hampir berhenti saat itu, butuh waktu setengah hari, baru perlahan memandang ke wajah Simon He: “Sim, kamu adalah putraku, Simon Huo.”

Si kecil mendengarkan, dia tertegun beberapa detik, lalu, kemudian meraih hasil laporan itu: “Coba aku lihat!”

Jeffery Huo kemudian menunjukkan kesimpulan terakhir: “Sim, aku bacakan untuk kamu.”

“Aku tahu cara membaca!” Si kecil baru saja selesai berbicara, menemukan ada beberapa kata yang dia kenal, tidak bisa menahan untuk tidak menampar wajahnya, jadi, menunjuk ke kata ‘Huo’ berkata: “Sepertinya ini familiar.”

“Ini adalah marga keluarga aku, juga punya kamu.” Jeffery Huo membacakan kata demi kata kepada Simon He: “Jeffery Huo dan Simon Lee memiliki hubungan ayah dan anak, maka, kamu adalah putra kandung aku.”

Si kecil mendengarkan, cukup lama, baru berkata: “Kamu benar-benar ayah aku!”

“Ekspresi kamu, seperti tidak bersedia?” Jeffery Huo tidak puas, sikap seperti apa ini?!

“Aku sedang berpikir.” Simon He, oh tidak, seharusnya Simon Huo berkata.

“Saat itu sudah di katakan, setelah hasilnya keluar, panggilan juga harus diganti!” Jeffery Huo menggoda: “Panggil ayah, anak baik, pulanglah dan beri kamu hadiah!”

“Hadiah apa?” Mata si kecil berbinar, menimbang.

“Bukankah kamu suka arsitek?” Jeffery Huo berkata: “Aku belikan satu paket, terserah kamu ingin membangun Gedung-gedung tinggi di kamar sesuka kamu.”

Sangat menggoda! Hati Simon Huo berbunga bunga.

Tetapi, tiba-tiba memanggil ayah, jadi canggung.

“Aku mempertimbangkan dulu!” Simon Huo mempertimbangkan.

“Sesampai di rumah, masih tidak memanggil, kedepannya tidak ada keuntungan lagi memanggil!” kata Jeffery Huo, lalu menyalakan mobil.

Dengan kata lain, istri harus di manjakan, tetapi putra, meskipun juga harus dimanja, tetapi harus turun dua tingkat.

Entahlah, si kecil keras kepala, mendengar Jeffery Huo mengamcamnya, dia langsung berkata: “Tidak ada maka tidak ada, aku memiliki ibu yang cantik sudah cukup! Huh, Paman Huo!”

Sangat bagus, si kecil ini berani melawannya?! Dada Jeffery Huo naik turun, dan akan menjadi gila, tiba-tiba menyadari, sekarang Giovanni He baru saja bersedia mencoba untuk Bersama dengan dia, jika dia menyinggung putranya, putranya ribut di depan istrinya, maka….

Namun, sepertinya dia tidak bisa melunak lalu menurunkan derajatnya. Jadi, Jeffery Huo sepertinya berkata secara tidak sengaja: “Dulu Vanni berkata dia suka memelihara hewan peliharaan, awalnya berencana untuk memilih anak anjing, sepertinya dilupakan.”

Setelah Simon He mendngar, bahwa dia masih bisa membesarkan anak anjing, dia selalu mengimpikan!

Dia menoleh dan melirik Jeffery Huo, menggigit bibir, lalu sedikit membuka tutup: “Ayah-----”

Suaranya kecil, sedikit tidak jelas.

Namun, Jeffery Huo malah mendengar. Tangannya menegang di setir, detak jantungnya meleset.

Tetapi tidak ada ekspresi di wajahnya, masih dapat berkata dengan tenang dengan nada datar: “Vanni, apa yang baru saja kamu katakan? Aku tidak mendengar dengan jelas.”

Simon Huo kembali menyeduh beberapa detik, melihat Jeffery Huo yang berwajah tampan, lalu tiba-tiba merasa, bahwa dia sepertinya tidak ada bedanya dengan ayah yang selalu dia bayangkan, jadi,kali ini dia membuka mulut dan berbicara dengan jelas dan keras: “Ayah!”

Suara tajam anak itu meledak di telinganya, perasaan itu, seolah olah mengenai pusat tertentu di darahnya, membuat seluruh tubuh dan pikirannya mendidih dan bahagia.

Jeffery Huo memarkirkan mobil di pinggir jalan, kepalanya menoleh, dan memandang Simon Huo: “Sim, aku sudah mendengarkannya!”

Setelah itu, dia membungkuk, dan mencium kening Simon Huo.

“Menjengkelkan, membuat wajah orang penuh dengan air liur!” Si kecil sangat keberatan.

Jeffery Huo tidak peduli, tetapi matanya panas menatap putranya: “Panggil lagi sekali lagi!”

“Aku bukan radio repeater!” Simon Huo membuang muka.

“Jika kamu tidak memanggil, aku akan mencium wajah kamu lagi!” Jeffery Huo mengancam.

“Ayah jahat!” Simon Huo menatap.

Meskipun ada kata sifat di depannya, Jeffery Huo juga senang mendengarnya.

Dia menggendong Simon Huo dari tempat duduknya ke pangkuannya: “Sim, sepulang nanti ingin apa beritahu ayah, aku akan membelikan! Ada juga anak anjing, kamu dan ibu memilihlah dari album, mana yang kamu sukd maka pelihara!”

“Benarkah?” mata Simon Huo berbinar-binar.

“Kamu adalah puta aku, bagaimana aku bisa berbohong pada kamu?” Jeffery Huo meremas wajah kecil Simon Huo.

“Wah, ayah sangat baik!” Simon Huo tiba-tiba tersenyum, melingkarkan tangannya di belakang leher Jeffery Huo, lali membungkuk, mencium pipinya.

Dia takut Jeffery Huo berkata, maka dia duluan berkata: “Siapa yang suruh kamu mencium aku, aku baru saja mencium kembali!”

Jeffery Huo hanya merasa dia dicium putranya, seluruh tubuhnya dipenuhi kegembiraan, dia membungkuk: “Seberapa banyak kamu mencium juga boleh!”

“Malu!” Simon Huo memberi isyarat: “Kita masih di jalan!”

Jeffery Huo tersenyum dan mengembalikannya: “Kalau begitu pulang baru lanjutkan!”

“Tidak mau, kamu suka dicium, pulanglah ada ibu cantik yang mencium kamu!” Simon Huo mengingat Giovanni He juga senang mencium wajah kecilnya, tiba-tiba merasa orangtuanya sangat cocok.

Jeffery Huo menyalakan mobil lagi: “Oke, tapi masalah ibu kamu mencium aku, masih perlu bantuan dari kamu!”

Simon Huo duduk di kursi, dan menoleh kearah Jeffery Huo, tiba-tiba aku merasa perasaan ini agak aneh tetapi diinginkan.

Dia akhirnya menemukan ayahnya, dan dia tinggi, tampan, dan tampak baik dalam segala hal. Ya ampun, bukankah dia sedang bermimpi?

Si kecil itu duduk di kursinya dan tersenyum diam-diam.

Setelah pulang ke rumah, asisten Jeffery Huo juga telah mengirimkan gambar anak anjing tersebut.

Giovanni He dan Simon Huo melihat anjnng jenis Teddy berwarna merah kecokelatan, mereka sama sekali tidak bisa melepaskan pandangannya.

Teddy kecil ditempatkan di tengah-tengah tumpukan mainan berbulu, jika tidak melihat dengan jelas, tidak mungkin menemukan bahwa itu bagaimana tercampur.

Ukurannya yang sangat kecil, matanya yang sangat polos, melihatnya membuat orang terdorong untuk membawanya pulang.

Mereka berdua bernegosiasi untuk memelihara ini, maka Simon Huo segera mengambil foto itu, berlari ke sofa menuju Jeffery Huo yang sedang membaca laporan: “Ayah, ayah, aku dan ibu sudah memilih!”

Giovanni He masih tidak tahu kalau Simon Huo sudaj mengganti panggilan, mendengar kalimat ini, dia tertegun selama beberapa detik.

Kemudian, dia melihat Jeffery Huo dengan santai menggendong Simon Huo ke pangkuannya, lalu berkata: “Oke, maka pilih yang ini. Tetapi satu sangat kesepian, aku akan menyuruh orang untuk memilih mainan Teddy yang sama?”

“Wow, Hebat!” mata Simon Huo berbinar-binar: “Ayah sangat baik!”

“Kalau begitu pergi diskusikan dengan ibu kamu akan memberi nama apa kepada mereka!” Jeffery Huo berkata.

“Baik!” Simon Huo dengan semangat dia berlari kearah Giovanni He: “Ibu cantik, kita beri nama dulu!”

Giovanni He melihat kegembiraan putranya, sedikit bingung.

Sepertinya, tampaknya ini adalah model kehidupan keluarga yang lengkap? Sepertinya, semuanya penuh dengan sinar matahari dan kehangatan. Dia tiba-tiba merasa, dia bernai mencobanya, sepertinya pilihannya telah tepat.

Setelah itu segalanya, juga mulai berjalan sesuai rencana, studio Luciana Huo telah selesai renovasi, stafnya dipindahkan oleh Perusahan Besar Huo, semuanya sudah siap, tunggu saja hari pembukaannya.

Waktu, akhirnya tiba pada tanggal 3, pagi sekali, Jeffery Huo datang ke studio percetakan, saat ini, media yang diundang juga silih berganti, menunggu Jeffery Huo dan Luciana Huo memotong pita.

Meskipun, untuk pembukaan sebuah studio desain fashion, bukanlah hal yang besar.

Namun, ketika media mengetahui nama pendirinya, semuanya mendidih!

Luciana Huo, juga adalah permata di telapak tangan keluarga Huo, sekarang muncul, dan mendirikan Studio tempat berkerja!

Apalagi, orang yang memotong pita, adalah dia sendiri dan Perusahan Besar Huo sekarang yaitu Jeffery Huo.

Dua karakter yang jarang terlihat di media ini muncul secara bersaman, bagaimana tidak kaget!

Oleh karena itu, hari itu para wartawan yang diundang telah menyiapkan tempat duduk mereka, sangat semangat menunggu saat ini.

Pemotongan pita dimulai pukul 10 pagi, di Weibo telah menjadi topik hangat, di bawah pengaruh Jeffery Huo secara sengaja atau tidak sengaja, ‘Studio percetakan’ menempati predikat tiga teratas dalam penelusuran popular.

Pada saat ini, di sebuah ruangan abu-abu, seorang pria memasuki halaman Weibo, saat ketika dia melihat nama yang dikenalnya di pencarian panas, tangannya yang memegang mouse bergetar.

Selang beberapa detik, dia baru mengklik alamat pencarian terpanas, lalu, melihat wanita yang ada di dalam foto.

Hampir selama sepuluh tahun tidak berjumpa, dan dia masih terlihat seperti yang ada di ingatannya.

Biarkan darahnya yang sedingin es mendidih, tetapi tiba-tiba menjadi dingin, membekukan setiap inci darinya menjadi es.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu