Uangku Ya Milikku - Bab 29 Memandang Rendah

Alfe turun dari mobil, seluruh staf yang menyambut pun terpana.

Anak muda di depan mata yang sangat biasa-biasa ini adalah Tuan muda yang bahkan sangat dihormati oleh Sekretaris Zahra?

Apakah tidak bercanda?

Mereka telah menemui seluruh orang kaya baru, anak orang kaya, anak pejabat dan orang kaya luar negeri yang masuk keluar di sini, yang mana yang bukan bergaya besar, yang mana yang bukan berpenampilan tampan? Tidak mengenakan setelan jas kustomisasi, setidaknya juga adalah merek bernama, setidaknya juga memakai jam tangan di pergelangan tangan. Sementara Alfe masih menggunakan sepatu olahraga, celana jeans biru gelapnya memutih karena terlalu sering cuci dan atasannya adalah kaos imitasi merek Adidas, terlihat sangat lusuh, bahkan tidak lebih baik daripada mereka yang bekerja sebagai petugas keamanan.

Tetapi Sekretaris Zahra adalah bos mereka, Sekretaris Zahra berdiri dengan hormat di samping bocah itu, bagaimana mereka berani untuk berpendapat?

Fatima berkata “Ingat, ini adalah bos kalian yang sesungguhnya, Alfe.”

“Hormat pada Bos.” Seluruh staf membungkuk memberi hormat, kalaupun merasa heran dalam hati, juga hanya mendesah bahwa bos mereka Alfe bersikap dengan sangat tidak mencolok, apakah dulunya bos pernah diculik sehingga tidak berani memamerkan kekayaan karena bayangan gelap dalam hati?

Alfe tidak menduganya, dia masih berpikir untuk meneboros masuk ke dalam Gedung Universal dengan paksa lalu menuntaskan masalah dengan membayarkan uang, tetapi Gedung ini adalah miliknya.

Alfe mengeluarkan foto Monica dan bertanya “Sudah berapa lama gadis ini masuk ke dalam, di mana dia?”

Melihatnya, seorang manager berkata “Bos, ini adalah klien VIP, ada di kafe di lantai delapan puluh delapan dari Gedung ini.”

Alfe mengangguk dan berkata “Fatima, kamu dan Kobe pergi mendapatkan sebelas persen kepemilikan saham dari tangan Keluarga Mansur, hubungi aku di saat pertama setelah mendapatkannya.”

Fatima mengiyakan dan pergi melaksanakannya.

Di bawah pimpinan manager, Alfe bergegas menuju lantai delapan puluh delapan dari Gedung Universal.

Di lantai delapan puluh delapan Gedung Universal, tidak banyak orang di sini, tetapi identitas dari seluruh orang yang sedang menikmati waktu tenggang sore hari di sini tidaklah rendah. Di luar sana, terdapat sebuah kolam renang terbuka dan ada beberapa orang kaya yang sedang bersenang-senang dengan wanita cantik di dalamnya.

Mata Alfe menyapu berkeliling dengan cepat, mencari bayangan punggung Monica.

Tetapi Alfe tidak menemukan Monica, melainkan bertemu dengan kakaknya, Jason, lalu Alfe bergegas maju.

Alfe sambil mendekat sambil mendengarkan perbincangan telepon Jason “Ayah, kamu tenang…, aku… persiapan… mereka… ruang pertemuan, begitu berhasil…, Keluarga Mansur pasti akan menjualnya dengan harga rendah… kita… meskipun… mengorbankan, tetapi dia akan… mengerti.”

Karena berjarak jauh, Alfe tidak bisa mendengarkan perkataan Jason dengan jelas, tetapi firasatnya semakin memburuk.

Namun, Alfe berjalan terlalu cepat dan tidak melihat ada orang yang berjalan keluar dari sudut belokan, dia pun bertabrakan. Alfe merasa orang itu halus sekali, dia bergegas mundur dan langsung berkata maaf “Maaf, aku berjalan terlalu cepat, hhmm? Milka?”

Orang yang bertabrakan dengannya adalah Milka.

Milka juga terbengong, bagaimana mungkin dia bertemu dengan Alfe di tempat seperti ini?

Gedung Universal bukanlah tempat berfoya-foya berkelas atas yang biasa-biasa saja, harga tiket biasa saja dimulai dari enam ratus ribu rupiah, rata-rata biaya makannya adalah sekitar empat juta rupiah per orang. Apalagi kafe eksklusif di lantai delapan puluh delapan ini yang juga memiliki fasilitas hiburan, kolam renang terbuka, pemandangan kota yang tak terkalahkan, masuk ke dalam sini pun memerlukan jutaan rupiah, belum lagi pelayanan lainnya.

Di belakang Milka diikuti oleh seorang gadis yang sekelas dengannya, juga ada Rio, Bombom dan Gonzal.

Alfe bisa melihatnya, mereka datang ke tempat ini untuk bersenang-senang.

Namun yang konyol adalah, tangan Bombom dibungkus gips, tetapi dia masih mengenakan pakaian renang.

“Hei, Alfe.” Rio merangkul Milka dan berkata dengan bangga “Kamu sungguh cinta sejati, kemarin malam berkutat dengan Milka semalaman dan merusak ponselnya, lalu hari ini pun mengejar lagi ke sini. Kamu ini, katakan saja bahwa dalam hatimu tidak merelakan Milka, untuk apa berpura-pura mulia?”

Bombom berkata dengan jijik “Apakah kamu cacat otak? Sekarang Milka adalah wanita dari Bro Rio, apakah kamu si katak ini ingin menjadi lembu? Tidak pernah aku melihat orang yang bermuka tebal sepertimu.”

Gonzal berkata penasaran “Kak Bombom, Kak Rodan, bagaimana dia masuk ke dalam? Harga tiket juga tidak sedikit bukan, dia juga rela membayarnya? Apakah kamu menyelinap masuk dengan diam-diam?”

Alfe terburu-terburu untuk berjalan melewati mereka, dia berkata dengan cemas “Aku bukan mencari kalian, tolong minggir.”

Rio berkata menyindir “Bukan mencari kita? Kalau begitu kamu mencari manager yang tadi? Oh, aku tahu, kamu datang untuk melamar pekerjaan, bekerja di tempat seperti ini, gajinya juga tidak sedikit untuk pekerja sambilan, hahaha. Alfe, kamu sudah berambisi, sudah tahu untuk memilih pekerjaan. Tetapi meskipun kamu bekerja di sini, juga adalah melayani kami.”

Bombom berkata dengan sombong “Iya, kamu juga hanya pantas melakukan pekerjaan yang melayani orang lain.”

Alfe gusar, dia langsung mendorong mereka dan ingin menyerbu dengan paksa, jika lebih lama lagi, sosok Jason pun akan menghilang.

Tetapi Alfe ingin pergi, Rio dan Bombom semakin menghadangnya.

Mereka sangat yakin bahwa Alfe datang untuk melamar pekerjaan, kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa masuk? Selain itu, tadi manager juga berjalan melewati tempat ini, bukankah Alfe mencari manager?

Rio menarik lengan Alfe dengan erat dan berkata “Pergi ke mana kamu? Alfe, kita semua adalah teman satu kampus, kenapa tidak mengobrol sebentar saja? Masalah pekerjaan, dikesampingkan saja terlebih dahulu.”

Gonzal juga adalah kacung yang setia, dia bersikeras tidak membiarkan Alfe lewat.

Karena masalah tadi malam, Milka masih sedikit takut kepada Alfe, dia takut Alfe tiba-tiba mengatakan bahwa mereka telah membuka kamar kemarin, jika dia dipandang hina oleh Rio, maka habislah dia. Dia justru berharap Alfe segera berjalan lewat.

Alfe terburu-buru untuk pergi mencari Jason, dia sama sekali tidak ingin menghiraukan mereka, tetapi mereka menggunakan seluruh cara untuk menghadangnya. Ketika dia mendongak lagi, sosok Jason telah menghilang.

“Dasar sialan, aku tidak mengeluarkan emosi, maka kalian menganggapku tidak memiliki emosi?”

Alfe sepenuhnya naik pitam, dia melepaskan diri dengan sekuat tenaga dari dua orang itu, lalu menarik belakang kerah Gonzal dan menghantamkannya dengan keras ke dinding di samping.

Dum! Kepala Gonzal langsung menabrak pada dinding dan mengucurkan darah, pandangannya hitam, lalu dia terjatuh lemas ke lantai dan tidak sanggup bangkit berdiri.

Rio bergidik ketakutan, dia teringat bahwa teman satu kampung halamannya ini, Alfe, berkelahi sejak kecil dari desa ke daerah, lalu ke kabupaten, karena dulunya dia adalah preman, Alfe bukanlah orang yang bijak.

Setelah lulus dari sekolah menengah atas, Alfe sepenuhnya menyembunyikan sifatnya. Rio mengira dalam waktu empat tahun itu, lingkungan masyarakat ini sudah mengikis ketajaman dan ketegakkannya, serta harta kekayaan telah merobohkan harga dirinya.

Tetapi ketika Alfe menyeka noda darah yang terciprat pada wajahnya dan menoleh menatap padanya, Rio gemetaran sampai ke gigi saking takutnya.

Alfe langsung mengangkat kaki menendang Rio ke dalam kolam renang.

Wajah Milka dan seorang gadis lainnya juga menjadi pucat, sudah tiga tahun lamanya mereka kenal dengan Alfe, tetapi tidak pernah melihat tampang Alfe yang seganas ini.

Bombom segera berteriak “Ada yang memukul orang, petugas keamanan, petugas keamanan! Alfe, apakah kamu sudah gila, beraninya kamu turun tangan di dalam Gedung Universal, jangan harap kamu bisa….”

Plak! Alfe langsung melayangkan tamparan dan wajah Bombom segera membengkak.

Alfe melontarkan satu tamparan lagi dan berkata gusar “Aku memang memukulmu. Setiap harinya tidak ada kerjaan dan datang mencari masalah denganku, kamu tidak bosan, aku pun sudah bosan.”

Bombom pusing tujuh keliling karena kedua tamparan itu, langkah kakinya terhuyung dan dia juga ikut terjatuh ke dalam kolam renang.

Alfe malas untuk menghiraukan orang-orang ini, dia bergegas pergi mencari Jason.

Tetapi lantai delapan puluh delapan sangat besar, selain kolam renang terbuka, masih ada kafe internet, ruang permainan, golf dalam ruangan, sauna, spa kecantikan dan lain-lain. Jika ingin mencari Jason, sungguh tidak mudah.

Semakin tidak menemukan Jason, semakin Alfe merasa cemas, dia khawatir akan terjadi sesuatu pada Monica, maka dia langsung menerobos masuk ke setiap ruang pertemuan.”

Sementara di sisi lain, Rio dan Bombom memanjat keluar dari kolam renang, melihat petugas keamanan yang baru datang, mereka gusar sekali dan berteriak marah “Di sana, ikuti aku, Alfe bajingan, hari ini aku akan membuatmu mati.”

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu