Uangku Ya Milikku - Bab 39 Yang Memperlihatkan Kehebatan Dan Kekuatan Malah Sebaliknya
Pukul tujuh malam, deretan mobil mewah antipeluru terparkir di depan pelataran Villa Gunung Gose.
Ada sejumlah pengawal berpakaian hitam berdiri di kedua sisi vila mengawasi mobil mewah itu dengan sangat waspada. Orang-orang yang turun adalah rekan kerja mereka. Walaupun mereka semua adalah orang sendiri, namun para pengawal tahu kalau malam ini, bau mesiu akan sangat tercium tajam.
Reksi dan 18 pimpinan tim Pasukan Hunter berdiri di depan gerbang tembaga di halaman vila itu.
“Cih, jelas tahu kalau kita datang. Tapi masih saja bersembunyi di dalam sana. Nyali tuan muda itu benar-benar kecil sekali. Aku Daito sungguh sangat memandang rendah dia.” Gumam Daito pimpinan tim pasukan ketiga meremehkannya.
Pimpinan pasukan keempat Endo, berkata sambil tersenyum "Daito, tahan amarahmu. Mungkin Pak Bob sedang mengamati kita disini.”
Begitu mengatakan nama Pak Bob, Daito langsung menarik lehernya dan melihat ke sekelilingnya. Apakah ada cctv yang disembunyikan disini. Pak Bob apakah sebenarnya sedang menonton siaran live disini?
Reksi melangkah maju dan berkata kepada pengawal di depan pintu "Reksi dan juga para pimpinan Pasukan Hunter yang ada di sini mau meminta maaf kepada tuan muda. Jadi, tolong tuan muda beri kami kesempatan untuk menjelaskan ini.”
Baru saja ucapan ini keluar, Alfe berjalan keluar dari kediaman. Lalu, berkata dari kejauhan “Tuan Reksi, tolong undurkan diri saja. Cukup mengumumkannya saja. Kamu tidak perlu datang kepadaku untuk bicara secara langsung seperti ini."
Alfe keluar, Fatima di kiri dan Brody di kanan. Wajahnya sangat tenang. Meski tidak memiliki aura sekuat Reksi, tapi dia cukup dingin dan mengerikan juga..
Reksi dan yang lainnya maju selangkah dan memandang ke arah Alfe. Bagaimanapun foto Alfe terlihat lebih biasa-biasa saja. Apalagi karena miskin, di wajahnya tampak tidak percaya diri dan bingung.
Alfe kini memiliki penampilan yang punya aura atasan dan pimpinan yang pasti. Khususnya sikap dan tindakannya yang begitu merendah, sungguh pintar menyembunyikannya.
Ini adalah sebuah kebiasaan. Dan kebiasaan ini membuat Reksi yang sudah banyak pengalaman dan juga bertemu begitu banyak dan berbagai macam orang, tidak bisa melihat jelas bagaimana Alfe ini. Alfe memberikan perasaan aneh yang mana tidak bisa ditebak oleh mereka.
Setelah semua orang melihat Alfe, Reksi berkata dengan sedikit menggertakkan gigi “Salam bertemu tuan muda.”
Reksi maju selangkah dan berkata "Kali ini kami datang untuk menemui tuan muda. Karena tidak ada lokasi yang sama sehingga merusak rencana sehari-hari tuan muda. Aku Reksi minta maaf kepada tuan muda.”
Alfe tersenyum dan berkata " Tuan Reksi tidak usah terlalu sungkan seperti ini. Itu hanyalah sebuah makan bersama saja. Aku tidak keberatan dan tersinggung sama sekali. Apalagi, sebentar lagi kalian bukan lagi pegawai dari Grup Universal Earth. Kenapa harus repot-repot memberi hormat?”
Daito kesal dan tiba-tiba langsung berjalan melewati Reksi dan berkata "Benar-benar membuatku marah saja. kenapa kamu bergumam tidak jelas seperti ini sih? Pak Bob masih ada kok. Tapi kamu ini sudah punya pemikiran yang berbeda dengan kami?”
Daito ditarik kembali oleh yang lain segera setelah dia selesai berbicara.
Alfe sangat gembira, pria yang kurang ajar ini mulai menunjukkan sifat dan tujuannya saat muncul begitu.
Alfe memiringkan kepalanya dan berbisik "Pemikiran berbeda? Daito, menurutmu siapa yang punya pemikiran berbeda? Ternyata, kalian ini tidak satu hati dan sejalan denganku ya? Ternyata tidak semua dari kalian bekerja untuk grup ini?”
Daito membuka mulutnya dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sulit sekali menjelaskan dalam waktu singkat. Namun, otaknya ini hanya mengerti sebatas ini saja. Atasan ganti maka bawahannya akan ganti. Dia hanya tahu kalau Alfe ingin menjatuhkan semua pasukannya Bob.
Reksi merasa ini tidak baik. Tuan muda ini tidak sebodoh yang dia kira. Meskipun masih muda, dia tampak seperti seseorang yang berpikiran sangat dalam dan cukup licik. Daito orang yang bodoh ini masuk dalam jebakannya.
Alfe memanfaatkan kesempatan tersebut dan terus bicara, dengan mengatakan "Aku telah melihat informasi kalian. 18 tim Pasukan Hunter. Umur dari setiap pimpinan pasukan sekitar empat puluh tahun. Yang umurnya paling tua adalah Tuan Reksi yang telah bekerja keras seumur hidupnya untuk grup ini. Yang juga pernah menghalangi tiga peluru menembak ayahku hingga dia sendiri yang tertembak. Sekarang sudah berumur enam puluh dua tahun. Bukankah ini umur yang tepat untuk pensiun? Mana mungkin aku tega menyuruh Tuan Reksi bekerja mati-matian dengan keras seperti biasanya? Aku telah mengatur agar Tuan Reksi pensiun. Apa ada masalah dengan ini? Apa jangan-jangan aku harus membiarkan kalian bekerja seumur hidup sampai tua dan hanya menikmati hidup dengan seenaknya. Apakah ini yang dimaksud dengan pemikiran berbeda?”
Semua orang terdiam beberapa saat, pengaturan ini sepertinya cukup bagus, ini sangat sempurna dan tidak ada pilihan yang lebih baik dari ini, jika kamu berani pilih-pilih maka itu namanya mencari gara-gara.
Tapi pada kenyataannya, bukankah ini sama saja membuatmu menyerahkan hak dan kekuasaan di tangan? Tapi inilah yang dinamakan seni bahasa.
Daito berkata dengan keras "Kentutmu, ini namanya kamu mau merebut seluruh kekuasaan. Tuan Reksi tidak bilang kalau dia mau pensiun kok. Apalagi, walaupun umur Tuan Reksi tua, Tapi aku Daito baru berusia tiga puluh lima tahun kok, apakah aku tua? Tapi kamu mau menyuruh kami semua mengundurkan diri, apa maksudnya ini? Jika kamu tidak menjelaskan dengan jelas, aku tidak akan mengakui....”
Plakkk, Tuan Reksi langsung menamparnya. Tamparan ini membuat Daito langsung diam.
Reksi tersenyum dan berkata "Tuan Muda, Daito adalah orang yang kasar dan terlalu ceplas ceplos. Aku harap tuan muda bisa memaklumi dan memaafkannya.”
Alfe memiringkan tubuhnya melihat ke arah Daito dan orang paruh baya lainnya, lalu tersenyum "Kamu? Kalian? Di mataku, kalian belum memenuhi level yang cukup. Aku khawatir jika aku dalam bahaya, tidak ada yang bisa melindungiku. Aku baru saja menemukan seseorang. Dia adalah pria yang telah pensiun dari tentara, memiliki keterampilan yang baik dan sangat kuat. Apalagi, dia cukup murah. Sebulan hanya enam puluh juta. Menurut kalian, siapa dari kalian yang lebih kuat dan hebat darinya?”
Setelah mendengar ini, Brody segera melangkah maju.
Wajah para pimpinan pasukan langsung menggelap. Mereka semua hidup dengan melewati berbagai mata pisau yang tajam dan juga peluru. Pekerjaan menjaga dan berburu mereka ini penuh bahaya. Setiap pimpinan pasti memiliki kemampuan nyata yang hebat. Jadi, mana mungkin mereka dengan mudah menyetujui ini?
Secara khusus, Alfe secara terbuka mengejek kalau mereka tidak dapat melindungi Alfe dan ini merupakan penghinaan terhadap profesionalisme mereka.
Alfe bisa melihat amarah di mata semua orang. Tapi dia merasa api amarah ini belum cukup panas. Harus dikipasi lagi agar semakin membara.
Dia dengan sengaja berkata "Pimpinan Pasukan ketujuh belas, tiga belas, lima belas, delapan, kedua dan pertama tidak perlu maju. Bagaimanapun, kalian semua sudah berusia lima puluh tahunan, jadi aku harus tetap menghormati orang yang lebih tua seperti kalian."
Begitu kata-kata ini keluar, para pimpinan Pasukan Hunter benar-benar meledak marah. Alfe semakin meremehkan mereka, semakin sulit bagi mereka untuk menahan amarah di hati mereka.
Tapi Alfe juga sangat percaya diri. Karena Alfe baru saja menguji kekuatan Brody. Ada lebih dari 20 pengawal level teratas di negara ini di dalam vila dan mereka mengepung Brody pada saat yang bersamaan. Brody mengalahkan 20 pengawal ini hanya dalam waktu lima menit.
Fatima menilai kalau Brody jauh lebih baik dari pimpinan Pasukan Hunter dan hampir sama levelnya dengannya.
Tetapi Brody dengan rendah hati menyatakan kalau dia belum mengerahkan kekuatan sebenarnya. Apalagi saat ini, dia tidak dalam kondisi puncaknya ketika dia menjadi seorang tentara dan kekuatannya sudah menurun drastis.
Alfe senang sekali waktu itu. Pertandingan satu lawan dua puluh orang berakhir dengan mudah seperti ini. Ini mah namanya ritme mendapatkan dengan muda prajurit berharga?
Sekarang Alfe meminta Brody untuk bersaing dengan orang-orang ini, hanya untuk membunuh kesombongan mereka dan membuat mereka tahu siapa yang lebih hebat dan kuat.
Bagaimana cara menjinakkan kuda liar yang sulit diatur ini? Maka yang benar adalah dengan menumpangi tubuh kuda itu hingga mereka mengakui kehebatanmu.
Reksi dan yang lainnya mundur beberapa langkah dan berkumpul untuk membahas tindakan menghadapinya.
Seseorang menyesal dan berkata "Setelah ini maka merupakan kekacauan besar loh. Ternyata dari awal, tuan muda bertekad untuk mengusir kami. Jika tahu dari awal begini, maka dari tadi tidak perlu sesopan ini kita.”
Seseorang juga berkata "Tidak ada gunanya banyak bicara. Tuan muda ini tidak sebodoh yang kita bayangkan, dia punya banyak perhitungan. Sekarang dia sudah merencanakan ini, jika kita tidak mengambil tantangan ini, dia punya alasan untuk mengusir dan mendepak kita.”
Endo berkata "Orang yang bernama Brody itu, menurutku tidak sesederhana kelihatannya. Dia seperti orang yang mau balas dendam, yang baru saja kembali dari medan perang. Auranya mirip dengan beberapa pasukan khusus tentara AS level teratas yang aku lihat ketika aku menjadi tentara bayaran di Suriah. Itu sangat berbahaya."
Daito meludah "Sialan dia, hanya seorang mantan tentara saja kan? Aku Daito belum pernah takut pada siapa pun."
Reksi berkata dengan suara berat “Saudara-saudaraku, ini adalah kesempatan agar tuan muda bisa melihat kehebatan dan kekuatan kita ini. Karena tuan muda sudah menemukan seorang tukang pukul, kalau begitu kita harus menerima tantangan ini. Bertarung dengan menggunakan seluruh tubuh sekeras mungkin adalah ketrampilan dasar setiap orang dari kita. Jika kali ini kalah, itu benar-benar sangat memalukan. Endo, kamu majulah. Kami semua percaya sekali dengan ketrampilanmu bertarung.
Semua orang menoleh untuk melihat Endo di waktu yang sama ini. Endo tampak muda, baru berusia 27 tahun. Dia adalah seorang magang yang diterima oleh mantan pimpinan dari pasukan keempat. Dia pernah bertugas sebagai tentara bayaran dan juga bertugas sebagai penjaga keamanan bagi para pimpinan negara amerika selatan dan beberapa negara yang lain. Ketrampilan dan kemampuannya sangat luar biasa.
Endo mengangguk dan berkata "Tidak masalah. Aku maju."
Di depan gerbang vila, semua orang mundur memberikan ruang terbuka luas kepada mereka. Jarak antara Brody dan Endo adalah sepuluh langkah. Mata mereka berdua itu bersinar dengan cahaya dingin. Pertarungan hari ini adalah pertarungan yang mana dua-duanya sama-sama mau membuktikan diri.
Novel Terkait
Love And War
JaneCinta Yang Berpaling
NajokurataUntouchable Love
Devil BuddyLoving Handsome
Glen ValoraMeet By Chance
Lena TanUangku Ya Milikku×
- Bab 1 Canggung
- Bab 2 Ahli Waris
- Bab 3 Dari Mana Bau Makanan Busuk
- Bab 4 Ada Seorang Monica
- Bab 5 Rp 160 juta
- Bab 6 Bertindak Cepat
- Bab 7 Iblis Pencuri Foto
- Bab 8 Berbohong
- Bab 9 Rahmat Dan Keagungan
- Bab 10 Pertemuan Musuh
- Bab 11 Mereka Meremehkanmu
- Bab 12 Membuka Akun Investasi
- Bab 13 Bos Besar Datang
- Bab 14 Kekerasan Dengan Menggunakan Uang
- Bab 15 Kekerasan Di Dunia Maya
- Bab 16 Kalah Bersaing
- Bab 17 Ayo Kita Balikan
- Bab 18 Mempertaruhkan Segalanya
- Bab 19 Membantu Dengan Baik Hati
- Bab 20 Rugi Sekali
- Bab 21 Uang Palsu
- Bab 22 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 23 Siapa Berani Membuat Masalah
- Bab 24 Pembalikan Situasi
- Bab 25 Pertemuan Di Sore Hari
- Bab 26 Bersikap Lembut
- Bab 27 Kecanggungan Monica
- Bab 28 Aksi Alfe
- Bab 29 Memandang Rendah
- Bab 30 Orang Keji
- Bab 31 Membunyikan Alarm Peringatan
- Bab 32 Wanita Lajang Dan Pria Kesepian
- Bab 33 Telur yang Cedera
- Bab 34 Bubar
- Bab 35 Memamerkan Kekuatan
- Bab 36 Perusahaan Penagih Hutang
- Bab 37 Aku Akan Membayar Dua Kalilipat Gajimu Sekarang
- Bab 38 Persaingan Dan Pertarungan
- Bab 39 Yang Memperlihatkan Kehebatan Dan Kekuatan Malah Sebaliknya
- Bab 40 Pertarungan Sengit