Uangku Ya Milikku - Bab 20 Rugi Sekali

"Ah! Jangan!"

Milka menunggu terlalu lama, tapi Alfe masih belum kembali. Dia takut Alfe melarikan diri setelah menidurinya. Kalau memang begitu, bukankah dirinya sangat rugi? Setelah putus, dia ditiduri dengan sia-sia. Untuk menyenangkan Alfe dan mendapatkan kepercayaannya, dia bahkan menginjak-injak ponsel Iphone terbaru yang diberikan Rio.

Jadi, dia datang untuk mencari Alfe.

Begitu dia tiba di sini, dia melihat Alfe menuangkan 200 juta rupiah ke dalam kotak sumbangan.

Milka tercengang. iPhone terbaru, parfum Gucci, tas LV, pakaian Celine, jam tangan Cartier, lipstik Dior, cincin berlian, semuanya hangus.

Semua fantasi indah di pikiran lenyap begitu saja!

Dia kesal, dia pasrah, dia marah. Dia mengeluarkan jeritan yang memekakkan telinga.

“Uangku.” Milka seperti menggila. Dia mendorong kerumunan, bergegas ke gadis yang berlutut di lantai. Dia merebut kotak sumbangan dengan brutal, bertingkah seperti wanita gila “Ini punyaku, punyaku! Dasar kamu murahan yang menipu uang, aku akan membunuh kamu, dasar murahan, beraninya kamu tipu uang pacarku."

PLAK PLAK PLAK!

Milka sangat marah. Dia mengulurkan tangan untuk menjambak rambut gadis itu, telapak tangan menamparnya berkali-kali. Gadis itu membiarkan tamparan melambai ke tubuhnya, dirinya hanya memeluk erat kotak sumbangan, berkata dengan tersedak "Bukan, aku tidak menipu, aku benar-benar tidak menipu, semua ini adalah uang penyelamat "

Alfe terpana, kenapa Milka tiba-tiba menggila? Bukankah itu hanya 200 juta? Bagi Alfe, itu tidak berbeda dengan dua ribu.

Dia buru-buru menarik Milka dan berkata "Milka, jangan seperti ini, dia sangat kasihan."

PLAK!

Milka, dengan rambut berantakan, berbalik dan menampar Alfe. Dia menggertakkan gigi sambil mengutuk "Dia kasihan, apakah aku tidak kasihan? Alfe, apakah otakmu kemasukan air? Kamu tidak mengenalnya, tapi kamu malah memberinya begitu banyak uang? Bagaimana dengan aku? Aku adalah pacarmu, aku tidak mendapatkan sepeser pun. Kamu sungguh hanyalah pria miskin yang tidak kompeten. Kamu susah payah mendapatkan sedikit uang ini, tapi kamu malah memberikan semuanya. Apakah kamu gila?"

Alfe menjelaskan "Bukan, Milka. Dia membutuhkan uang ini untuk menyelamatkan orang. Menyelamatkan nyawa merupakan budi yang tak terbalaskan. Apa yang telah aku janji padamu pasti akan aku tepati, aku akan membelikan apapun yang kamu inginkan. Sekarang aku....."

PLAK!

Sebelum Alfe selesai berbicara, Milka menamparnya lagi. Milka sudah kehilangan akal sehat.

Dia menunjuk ke hidung Alfe dan mengutuk "Aku sudah mendengarkan kalimat ini selama dua tahun bahwa kamu akan membelikan apapun yang aku inginkan, tapi pernahkah kamu membelinya? Kamu beruntung sehingga mendapatkan uang dari pasar saham. Aku belum membelanjakan sepeser pun, tapi kamu sudah memberikan semuanya kepada orang lain. Sekarang kamu kembali menjadi pria miskin lagi, kamu mau mengingkari janjimu lagi, kan? "

Hati Alfe tersentak, berkata "Milka, bukankah kamu bilang bahwa kamu mencintai diriku dan kamu sama sekali tidak peduli dengan uang?"

“Siapa yang mau balikan denganmu kalau kamu tidak punya uang?” Emosi Milka meledak “Tidak ada uang, apakah kamu pantas untuk berpacaran denganku? Tidak ada uang, bukankah kamu hanya pencuci piring? Satpam? Ah~! Aku benar-benar kesal denganmu. Kamu tidak mudah untuk bisa menghasilkan uang dari transaksi saham, tapi kamu malah berlagak pahlawan dan memberikan semua uangnya kepada orang lain. Hari ini aku mengorbankan begitu banyak, aku bahkan membanting ponselku, tetapi aku bahkan tidak mendapatkan sepeser pun, sebaliknya malah ditiduri kamu. Aku benar-benar rugi sekali."

"Keluarga Rio kaya. Dia adalah anak dari keluarga kaya. Dia bisa meminta uang dari keluarganya setiap bulan. Bagaimana denganmu? Kamu hanya beruntung sehingga dapat menghasilkan banyak uang dari pasar saham. Apakah kamu bisa dibandingkan dengan Rio? Aku hanya berusaha membuatmu senang agar aku bisa mendapatkan uangmu. Hasilnya? Kamu memberikan semua uang itu kepada orang lain."

"Begitu punya uang, kamu tidak memanjakan pacarmu terlebih dulu, sebaliknya malah memberikan semua uang kepada orang lain? Kamu yang miskin ini memang pantas menjadi pria jalang."

Hati Alfe yang baru saja pulih meretak lagi.

Dia mengira Milka menghancurkan ponsel yang diberikan oleh Rio dan berinisiatif tidur bersamanya adalah bukti bahwa Milka benar-benar ingin balikan dengannya, dia mengira Milka memilih cinta antara cinta dan uang.

Alhasil, itu semua hanyalah angan-angannya.

Alfe tersenyum sedih. Dia menggeleng-gelengkan kepala, mencibir pada diri sendiri dengan suara rendah "Untungnya, aku bersikap defensif. Aku tidak terlalu cepat mengatakan bahwa aku telah menjadi orang terkaya di dunia. Jika tidak, kedepannya aku mungkin bakal memiliki akhiran seperti ayah angkat."

Tetapi dia masih tidak menyerah, dia mengulurkan tangan "Milka, meskipun aku tidak punya uang lagi, tapi aku masih bisa menghasilkan uang di masa depan. Lihat, aku membelikan kamu coklat TEUSCHER."

Milka mengangkat tangan dan menjatuhkan coklat ke lantai. Tanpa melihat Alfe, dia bergegas ke gadis pengemis "Dasar murahan, uang itu punya pacarku, kembalikan uangnya, semua uang itu milikku, itu semua milikku."

Gadis pengemis itu cukup pintar. Saat keduanya bertengkar, dia sudah berlari ke stasiun dengan membawa kotak sumbangan.

Bencana alam tidak pernah bisa diduga. Awan petir tiba-tiba menyala di langit, badai petir melanda kota. Alfe berhenti di tempat, tidak bergerak walau hujan badai menerpanya.

Di persimpangan alun-alun, tidak ada pertunjukan yang bisa disaksikan lagi, para penonton pun bubar.

Sebenarnya Alfe tidak rugi hari ini, sebaliknya dia bisa meniduri Milka. Namun, dia tidak senang.

Dia benar-benar mengira bahwa Milka telah berubah pikiran. Dia mengira mereka berdua adalah cinta sejati yang telah bertahan dalam ujian. Tetapi semua itu hanyalah khayalannya.

Dia mendongak, menghadapi hujan lebat, berkata dengan emosional "Benar saja, cinta pertama adalah sesuatu yang paling berkesan dan yang paling menyedihkan. Milka sekali lagi membuatku mengerti bahwa cinta sejati tidak ternilai harganya. Kamu melewatkan dua kali kekayaan yang bisa didapatkan dirimu. Mungkin inilah takdirmu."

Alfe menyeka air hujan dari wajah. Saat dia hendak pulang, tiba-tiba sebuah payung muncul di atas kepalanya.

Alfe sangat kaget. Orang yang memayunginya ternyata adalah Agatha, gadis yang mengemis sumbangan. Dia memegang payung dan kembali ke perempatan.

Agatha bertingkah agak kaku, berkata "Untung kamu masih ada di sini. Maaf, karena aku, kamu putus dengan pacarmu. Setelah dipikir-pikir, meskipun aku sangat membutuhkan uang ini, tapi aku merasa tidak enak jika hal ini menyebabkan kamu putus dengan pacarmu. Aku kembalikan uang ini padamu."

Sambil berkata, Agatha menyodorkan kantong plastik hitam yang berisi uang yang diberikan Alfe.

Alfe terkejut, bertanya "Bukankah ibumu menunggu uang untuk operasi? Karena aku sudah memberikannya kepadamu, itu menunjukkan bahwa aku tidak kekurangan uang ini."

Agatha berkata "Tidak apa-apa. Tadi ada perusahaan peminjaman uang menghubungi aku dan mengatakan bahwa mereka bersedia meminjamkan uang kepadaku, serta mengizinkan aku untuk membayar uangnya secara berangsur. Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu, kamu cepat berdamai dengan pacarmu."

Alfe mengambil uang itu, agak emosional. Milka bisa mengorbankan tubuh demi uang ini, hanya untuk membeli barang mewah.

Sedangkan gadis ini jelas membutuhkan uang ini untuk kepentingan keluarganya, tetapi dia malah salah paham bahwa dirinya mengakibatkan Alfe putus dengan pacar, jadi dia sengaja kembali ke sini.

Usai berkata, Agatha segera berlari ke pintu masuk stasiun terdekat sambil memegang payung.

Alfe menatap sosoknya yang menjauh, entah kenapa hatinya seolahterobati. Benar, ada ribuan gadis di dunia ini, pasti ada yang mencintai dengan tulus tanpa memandang uang.

Alfe menyeka air di wajah. Dia hendak menghubungi sekretarisnya, Fatima,untuk membawanya kembali ke kampus. Bagaimanapun, dia basah kuyup, tidak akan ada taksi yang mau mengantarnya.

Alfe berpikir di dalam hati "Lebih baik beli mobil saja."

Namun, begitu Alfe menyalakan ponsel, ponsel langsung berdering. Itu adalah panggilan dari Endy, teman seasrama.

Ada urusan apa sehingga Endy menghubunginya pada jam segini. Alfe menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri "Hei, ada apa Abang Endy?"

Di sisi lain telepon, Endy berkata " Alfe, di mana kamu? Keluarlah untuk makan malam, Victoria juga ada di sini. Setelah upaya tak henti-hentinya dari pacar Sultan Sutris, dia akhirnya tidak mempermasalahkan perihal kamu mencuri kuenya. Bar Geboy yang ada di luar kampus, datang sekarang juga."

Alfe tidak bisa berkata apa-apa. Kenapa teman asrama memperkenalkannya kepada Victoria?

Dia menolak "Tidak, aku basah kuyup. Halo? Abang Endy? Cz, aku matikan dulu."

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu