Uangku Ya Milikku - Bab 31 Membunyikan Alarm Peringatan
Alfe telah menggeledah sebagian besar kamar di lantai 88, tapi Monica masih belum ditemukan.
Saat ini, ponselnya berdering!
Hati Alfe bergetar, setelah puluhan panggilan telepon, Monica akhirnya mengangkat telepon.
Alfe buru-buru bertanya "Monica, di mana kamu?"
"Eh? Tuan Muda, ini aku..." Tetapi di ujung telepon itu adalah suara Fatima.
Alfe mengusap matanya, barulah menyadari bahwa dirinya sudah berkeringat, tidak melihat siapa yang menelepon dan langsung menjawabnya. Ternyata itu panggilan telepon dari Fatima.
Fatima berkata "Aku telah mengambil 11% kontrak transfer ekuitas dari Grup Keluarga Laive, aku sedang naik helikopter kembali ke Gedung Universal."
Alfe berkata dengan gembira "Baik, langsung datang ke lantai 88 nanti."
Alfe menutup telepon dan akhirnya melihat Reyhan Laive yang sedang berbicara di telepon.
Kali ini tidak ada yang datang untuk menghalanginya lagi. Alfe berlari mendekat dengan cemas, meraih pakaian Reyhan dan menekannya ke dinding "pong".
Alfe langsung bertanya "Di mana Monica? Di kamar mana?"
Meskipun penampilan Reyhan sangat beretika, tetapi tubuhnya tinggi dan besar, tetapi tubuhnya langsung didorong oleh Alfe dan ditekan ke dinding. Punggungnya kesakitan dan juga menjadi marah. Lalu bertanya "Sial, siapa kamu?"
Alfe bertanya dengan nada keras "Nama aku Alfe Habibi, teman Monica, apakah kamu begini bisa dianggap sebagai abang? Mengambil kebahagiaan adik perempuan sendiri sebagai alat tawar-menawar demi imbalan kemakmuran dan kekayaanmu sendiri. Pernahkah kamu berpikir hal ini betapa menyakitkan bagi Monica?"
Reyhan tiba-tiba marah besar dan meninjunya "Pria tengik, aku sudah ingat dengan kamu, kamu ada di sana sewaktu di lapangan bulu tangkis. Huh, kamu cukup berkemampuan juga bisa mengejar sampai ke sini. Kenapa? Naksir adikku? Pria miskin berharap bisa mendapatkan bidadari cantik. Seberapa banyak yang kamu ketahui tentang keluargaku? Jangan merasa benar sendiri di sini. Jika kamu tidak bisa menyelamatkan Monica, maka menghilanglah di dunianya dengan patuh. "
Plak, Alfe mencengkeram tinju Reyhan dengan satu tangan, lalu membanting kepalanya, membuat kepala Reyhan kunang-kunang.
Alfe melepaskan tangannya dan berkata "Apakah aku berkemampuan atau tidak, kamu akan segera mengetahuinya. Katakan padaku, Monica ada di kamar mana."
Reyhan terjatuh ke lantai sambil memegang dahinya, kesakitan dan berkata "Kamu bermimpi saja, masalah ini sudah diputuskan. Jika kamu ingin mempertahankan situasi secara keseluruhan, harus ada seseorang yang berkorban. Apakah kamu menyukai adikku? Maka kamu harus membenci, membenci dirimu yang tidak punya uang, tidak memiliki kemampuan, tidak ada kekuatan, jika tidak punya uang, bagaimana bisa menggoda gadis? "
Pong, Alfe meninju lagi, sudut mulut Reyhan berdarah. Alfe meraih kemeja Reyhan dan berteriak "Monica ada di kamar mana?"
"Di sana, satpam, segera tangkap dia."
Tiba-tiba, Bombom, Rio dan Milka, yang basah kuyup di kawasan pejalan kaki, membawa tim petugas keamanan datang kemari.
Dengan wajah bengkak, Bombom menunjuk ke arah Alfe dengan marah dan berkata "Itu dia, kalian harus segera menangkapnya, jangan biarkan dia melarikan diri."
Dum dum dum, enam petugas keamanan berseragam segera berlari kemari. Alfe dengan serius menyadari bahwa tidak ada satupun petugas keamanan yang menyambutnya di bawah barusan, ini berarti bahwa mereka tidak memiliki status.
"Sial, jika tahu lebih awal, aku tadi tidak akan membiarkan manajer sibuk dengan urusannya." Alfe merasa kesal. Melihat enam pria kekar yang bergegas datang, mereka bukanlah orang biasa, mereka adalah orang-orang yang jago bertarung.
Dulu, Alfe mengandalkan kekejaman saat perkelahian di jalanan, tidak ada jurus apapun. Setelah tiga jurus frontal dengan seorang petugas keamanan, Alfe sudah merasa sangat tertekan.
Alfe buru-buru mundur tiga langkah dan berkata dengan nada keras "Tunggu sebentar, panggil manajer kalian untuk kemari, ini adalah kesalahpahaman."
Tiba-tiba, Milka berteriak "Kesalahpahaman apaan, tangkap dia dan lihat bagaimana aku dan Rio memukulimu? Dia pasti menyelinap masuk, jangan-jangan ingin mencuri sesuatu di sini."
Rio juga berteriak "Tahan dia."
Alfe gemetar karena marah "Rio, kamu ini sedang minta dipukul."
Milka dengan sombong berkata "Alfe sadari identitasmu. Kamu hanyalah pria miskin, bagaimana cara kamu menyelinap masuk? Untuk apa kamu menyelinap? Dan juga ingin memukul orang, huh, kamu benar-benar berpikir bahwa di dalam masyarakat ini tidak ada hukumnya? Kamu bisa bertarung, berarti kamu hebat? "
Alfe berkata dengan marah "Bangunan ini milikku. Aku bisa masuk dengan sesuka hatiku, tidak ada yang bisa menghalanginya."
Petugas keamanan terkejut, mereka barusan juga sudah mendengar bahwa bos yang sebenarnya sudah ada di sini dan manajer keamanan memperingatkan semua orang untuk bekerja keras dan semangat hari ini, jangan sampai membuat kesalahan.
Seorang petugas keamanan bertanya dengan curiga "Kalau begitu tolong tunjukkan kartu VIPmu."
Sudut mulut Alfe berkedut. Manejer umum sempat memberikannya pada Alfe saat membawa Alfe naik ke atas dan diperbolehkan menikmati semua konsumsi dan layanan di gedung ini, tetapi Alfe datang untuk mencari seseorang, jadi tidak mengambilnya.
Semua orang melihat Alfe yang tidak bisa mengeluarkan apapun. Semua orang mengerti bahwa bocah ini hanya membual.
Milka tertawa terbahak-bahak "Hahaha, ini sangat konyol, bangunan ini adalah milikmu? Alfe, lihatlah penampilanmu sekarang, seperti orang gila yang mencari alasan, petugas keamanan, dia pasti telah mencuri beberapa barang berharga dari para tamu, jadi sekarang ingin melarikan diri. Setelah ditangkap nanti langsung dibawa ke kantor polisi. "
Reyhan berdiri dan berkata "Dia tidak mencuri, tapi dia ingin mencegah adikku melakukan kencan buta. Petugas keamanan, tangkap dia agar dia tidak bisa membuat masalah lagi."
“Alfe, kamu masih begitu bodoh.” Rio berkata dengan nada mengejek “Sebelumnya Monica hanya berpura-pura menyamar menjadi kekasihmu karena ingin membantumu saja, kan? Milka sudah menceritakan semuanya padaku, hahaha, sekarang demi wanita itu menyelinap ke gedung Universal? Alfe, kamu semakin miskin, semakin gila. "
Bombom dengan jijik berkata "Pria bodoh tidak pantas untuk memiliki cinta, lajang saja seumur hidup."
Milka berkata dengan penuh kegilaan "Alfe, melihat dirimu yang semakin terhina, aku semakin bahagia, karena meninggalkan dirimu adalah keputusan paling benar yang telah aku buat dalam hidupku, karena aku bisa mengikuti Rio masuk kemari secara terbuka dan tidak perlu seperti kamu yang harus menyelinap masuk ke sini. "
Tatapan mata Reyhan tidak menentu. Ternyata pria di depannya memiliki hubungan yang tidak biasa dengan adiknya, tapi percuma saja banyak bicara. Jika ingin keluarga Laive terselamatkan, maka pernikahan ini adalah suatu keharusan.
Alfe benar-benar dibuat emosi oleh orang-orang ini, tapi sekarang bukan waktunya untuk berurusan dengan mereka, Alfe harus menemukan Monica.
Tiba-tiba, Alfe melihat dinding di samping, tombol peringatan melarikan diri dan Alfe langsung segera membuat rencana.
Alfe mengepalkan tinjunya dan menekan tombol alarm.
Ling Ling Ling ~!
Alarm berbunyi di seluruh gedung, para petugas keamanan panik satu per satu. Orang-orang VIP dan kaya di gedung Universal, membuat mereka semua terganggu dan ribut, semua yang ada diatas turun kebawah. Mereka semua merasa bahwa pekerjaan mereka tidak terjamin lagi.
Hampir seketika, orang-orang di ruang pribadi keluar satu per satu, koridornya tidak lebar, sejumlah besar orang berkerumun dalam sekejap. Tidak peduli seberapa kuat petugas keamanan, mereka juga tidak bisa menghentikan Alfe.
"Ada apa? Apakah kebakaran?"
"Cepat lari, di mana jalan keluarnya?"
"Kebakaran."
"Semuanya jangan panik, ini bukan alarm kebakaran sungguhan..."
"Sudah kebakaran, semuanya jangan dorong, cepat lari."
Petugas keamanan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga ketertiban, tapi tidak ada yang bisa dilakukan, alarm kebakaran tidak berhenti, kepanikan terus berlanjut dan para petugas keamanan dihimpit oleh massa.
Milka dan yang lainnya bahkan lebih panik. Menghadapi pelanggan yang tiba-tiba bergegas keluar, mereka kebetulan menghalangi jalan. Milka ditabrak oleh tiga pria yang baru saja selesai sauna hingga terjatuh "Hei! Jangan dorong aku! Siapa itu? Penutup baju renangku? Ahhh! "
Milka terjatuh ke lantai, baju renang itu dirobek seseorang tanpa sengaja, memperlihatkan dua kelompok bunga putih. Milka malu dan marah dan hanya bisa menutupinya dengan kedua lengannya "Tidak ada kebakaran, jangan berlarian. Ah? Siapa yang menyentuh sembarangan? Tidak tahu malu, manusia sampah. Ah, celana renangku... "
Namun suara alarm kebakaran terlalu keras, para tamu yang kebingungan mencari sendiri saluran pemadam kebakaran. Rio seketika terhanyut dalam kerumunan "Milka, kemarilah, sial, jangan dorong lagi, tidak ada alarm. Milka kamu dimana?"
Bombom yang paling sengsara. Tangan Bombom awalnya sudah cedera dan salepnya juga diremas hancur. Tangan yang baru saja sembuh sedikit, sekarang terkilir lagi. Kesakitannya membuat Bombom menjerit "Tanganku, tanganku... jangan remas. Huuu huu... "
Alfe hendak pergi, tapi malah melihat Yusuf yang kepalanya setengah botak. Alfe melihat Yusuf menarik Reyhan dan berlari bersama "Reyhan, alarm kebakaran, cepat lari, mengapa kamu masih linglung di sini?"
Reyhan buru-buru bertanya "Tidak, Tuan Muda Mansur, dimana adikku?"
Begitu mendengar terjadi kebakaran. Siapa yang peduli lagi dengan adikmu? Yusuf segera melepaskan tangan Reyhan dan lari menyelamatkan dirinya.
Saat melihat adegan ini, hati Alfe bergetar, pria setengah botak itu adalah Tuan Muda Mansur? Barusan Alfe menunjukkan foto Monica pada pria itu, tapi pria itu berkata belum pernah melihatnya? Jelas-jelas sedang menipu orang.
Monica ada di ruangan mana, jawabannya sudah bisa tahu dengan sendirinya.
Memanfaatkan kekacauan ini, Alfe berjalan ke pintu ruang pribadi tempat yang baru saja Yusuf duduk dan pintunya terhalang oleh sepasang sandal, yang kebetulan bisa membuat Alfe masuk begitu saja.
Setelah memasuki pintu, hal yang pertama dilakukan Alfe adalah menelepon Fatima, berkata "Fatima, sekarang alarm kebakaran di gedung itu adalah palsu. Aku terpaksa harus membunyikan alarm. Kamu jangan menyalahkan staf mana pun. Pada saat yang sama, segera tenangkan para tamu dan minimalkan kerugian. Dan terakhir, segera tutup lantai 88, jangan mengizinkan siapapun untuk masuk. Dan juga, usir beberapa teman sekelasku dan masukkan mereka ke daftar hitam. "
Setelah panggilan telepon, Alfe masuk ke kamar dan merasa lega saat melihat tempat tidurnya masih rapi.
Tepat waktu.
Hati yang terus tergantung akhirnya kembali tenang. Alfe telah melakukannya. Senyuman Monica yang selalu ingin Alfe lindungi, Alfe telah melakukannya.
Entah kenapa, Alfe tiba-tiba menangis, matanya dipenuhi air mata yang tak terbendung.
Novel Terkait
Back To You
CC LennyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensHabis Cerai Nikah Lagi
GibranAkibat Pernikahan Dini
CintiaLove at First Sight
Laura VanessaMeet By Chance
Lena TanUangku Ya Milikku×
- Bab 1 Canggung
- Bab 2 Ahli Waris
- Bab 3 Dari Mana Bau Makanan Busuk
- Bab 4 Ada Seorang Monica
- Bab 5 Rp 160 juta
- Bab 6 Bertindak Cepat
- Bab 7 Iblis Pencuri Foto
- Bab 8 Berbohong
- Bab 9 Rahmat Dan Keagungan
- Bab 10 Pertemuan Musuh
- Bab 11 Mereka Meremehkanmu
- Bab 12 Membuka Akun Investasi
- Bab 13 Bos Besar Datang
- Bab 14 Kekerasan Dengan Menggunakan Uang
- Bab 15 Kekerasan Di Dunia Maya
- Bab 16 Kalah Bersaing
- Bab 17 Ayo Kita Balikan
- Bab 18 Mempertaruhkan Segalanya
- Bab 19 Membantu Dengan Baik Hati
- Bab 20 Rugi Sekali
- Bab 21 Uang Palsu
- Bab 22 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 23 Siapa Berani Membuat Masalah
- Bab 24 Pembalikan Situasi
- Bab 25 Pertemuan Di Sore Hari
- Bab 26 Bersikap Lembut
- Bab 27 Kecanggungan Monica
- Bab 28 Aksi Alfe
- Bab 29 Memandang Rendah
- Bab 30 Orang Keji
- Bab 31 Membunyikan Alarm Peringatan
- Bab 32 Wanita Lajang Dan Pria Kesepian
- Bab 33 Telur yang Cedera
- Bab 34 Bubar
- Bab 35 Memamerkan Kekuatan
- Bab 36 Perusahaan Penagih Hutang
- Bab 37 Aku Akan Membayar Dua Kalilipat Gajimu Sekarang
- Bab 38 Persaingan Dan Pertarungan
- Bab 39 Yang Memperlihatkan Kehebatan Dan Kekuatan Malah Sebaliknya
- Bab 40 Pertarungan Sengit