Uangku Ya Milikku - Bab 21 Uang Palsu

Alfe kembali ke sekolah dengan menenteng kantong plastik berisi uang tunai sebanyak 200 juta rupiah. Dia tidak ingin menghadiri pesta makan malam yang disebut Endy. Meskipun para wanita itu berpenampilan cantik, tetapi mereka semua berhati busuk, sama sekali meremehkannya. Apalagi dirinya yang sekarang basah kuyup seperti gelandangan.

Alfe ingin kembali ke Villa Gunung Gose, tetapi besok dia harus kuliah, dia juga tidak boleh terlalu boros.

"Hei? Fe, kamu sudah datang?"

Di gerbang sekolah, Alfe bertemu dengan Endy, Sutris dan Sule. Ada seorang pria dan empat wanita lainnya di samping mereka.

Alfe berparas muram. Kenapa dia bisa kebetulan bertemu mereka yang hendak berangkat ke Bar Geboy, benar-benar sial sekali.

Endy melangkah maju dengan senang, meletakkan tangannya di bahu Alfe, berkata "Kamu sangat tepat waktu. Ah? Kenapa kamu basah kuyup?"

Semua orang menengok Alfe, menemukan bahwa dia basah kuyup.

Seorang gadis tertawa sinis sambil berkata "Tadi ada badai petir. Setelah mendengar bahwa kamu bisa pergi ke bar bersama Tata, apakah kamu bergegas pulang dengan naik sepeda? Czcz. Tata, kamu memiliki pesona yang luar biasa."

“Hahaha.” Selain tiga teman seasrama Alfe, semua orang tertawa.

Pacar Sutris, Dea sangat marah. Dia berkata " Alfe terlalu mengecewakan. Sutris, demi sobatmu, aku telah mengesampingkan muka untuk mengajak Tata keluar. Lihat, dia ini apaan?"

Sutris juga amat tertekan. Dia melangkah maju dan berkata " Fe, ada apa denganmu? Ada banyak orang yang mengejar Victoria, dia juga kebetulan mau pacaran. Hari ini ada anak dari keluarga kaya yang ngotot untuk bareng dengan kita, tapi Victoria tidak terlalu menyukainya. Makanya dia mau memberimu kesempatan."

Sule juga melangkah maju, bertanya "Fe, ini adalah kesempatan langka. Victoria lebih baik dari Milka dalam segala aspek. Kalau kamu berhasil mendapatkannya, kamu tidak perlu menanggung amarah Milka lagi."

Alfe sangat ingin mengatakan bahwa dia sama sekali tidak peduli dengan Victoria.

Tetapi menghadapi tiga teman asrama yang telah melakukan begitu banyak supaya dirinya bisa keluar dari bayang-bayang cinta yang hancur, kata-katanya pun tersangkut di tenggorokan, tidak bisa dikeluarkan.

Dia tidak boleh mengecawakan teman.

Seorang pria muncul dengan sikap sombong, dagu terangkat tinggi, berkata "Hei, kamu adalah Alfe, si katak yang mendambakan angsa? Aku mendengar bahwa kamu tidak punya uang sampai-sampai kamu harus curi sarapan Tata di perpustakaan. Apakah kamu masih terhitung pria? Kamu bahkan tidak berpakaian lebih baik untuk berkencan?"

Seorang gadis di sebelah Victoria berkata "Benar sekali, Tuan Darko. Dia adalah Alfe. Kenapa Tata bisa tertarik padanya? Tata cantik, memiliki keluarga yang kaya, satu gaunnya bahkan setara dengan gaji bulanannya. "

Endy berkata dengan tidak puas "Fe memiliki nilai yang sangat bagus, dia bakal menghasilkan banyak uang setelah lulus."

Tuan Darko tersenyum hina "Benarkah? Ternyata Tuan Habibi adalah siswa berprestasi, sungguh luar biasa. Sayang sekali aku hanyalah anak dari keluarga kaya yang tidak terpelajar, keseharianku hanya menunggu untuk mewarisi bisnis ayah. Kebetulan baru-baru ini perusahaan ayahku kekurangan manajer regional dengan gaji bulanan 60 juta rupiah. Bagaimana kalau aku memberi tahu ayahku bahwa Tuan Habibi adalah sobatku. Ayahku mungkin akan langsung memberikan jabatan itu kepada Tuan Habibi. Kedepannya Tuan Habibi akan punya uang. Saat itu pula, Tuan Habibi pun memenuhi syarat untuk bersaing denganku. Bagaimanapun aku punya uang jajan 100 juta sebulan."

"Haha, Tuan Darko, tidakkah kamu terlalu baik? Terlalu murah hati untuk memberi gaji pada mahasiswa yang belum lulus sebanyak 60 juta. Namun, tidak peduli seberapa baik dia, dia tetap saja merupakan bawahan kamu."

"Wow, Tuan Darko kaya sekali. Betapa baiknya jika Tuan Darko menyukaiku. Tata, kamu beruntung sekali. Tuan Darko begitu menyukaimu."

"Orang seperti Tuan Darko adalah kekasih impian kami."

"Si pria miskin itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, kan? Cz, penampilan gelandangan seperti ini masih berani menaksir Tata, sungguh pria bodoh."

"Dia bahkan masih punya muka untuk berdiri di sini? Apakah dia tidak merasa malu."

Beberapa gadis di sekitar Victoria tidak henti menghina Alfe. Sebenarnya mereka telah disogok oleh Tuan Darko lebih awal. Hari ini mereka datang untuk membantu Tuan Darko menaksir gadis.

Melihat penampilan Alfe, bahkan tanpa disogok Tuan Darko pun mereka akan menertawakan Alfe.

Dengan penampilan Alfe, jangan katakan menaksir Victoria, walau target Alfe adalah mereka, mereka pun tidak mau menerima dia.

Endy bertanya dengan cemas " Fe, bagaimana kalau kamu ganti pakaian dulu."

Alfe menggelengkan kepala, berkata "Lupakan saja, abang Endy. Aku sangat berterima kasih atas kebaikan kalian. Tapi penampilanku sekarang memang agak memalukan. Aku pulang dulu. Aku tidak mengganggu kalian lagi."

Tuan Darko diam-diam mengangguk ketika mendengar Alfe berinisiatif untuk pamit. Dia yang tahu mundur adalah pria bijak. Tidak berebutan wanita dengan dirinya, Tuan Darko, adalah pilihan yang tepat.

Pada saat ini, Alfe menoleh ke arah Victoria. Dia tidak tertarik pada Victoria dan tidak ingin menimbulkan masalah padanya. Jika dia menolak sekali lagi, Endy dan yang lainnya mungkin tidak akan mencoba untuk menyatukan dirinya dengan Victoria lagi.

Victoria diam sepanjang waktu. Sebenarnya dia juga tidak terlalu tertarik pada Alfe, tetapi dia tidak bisa menolak tawaran sahabat baiknya, Dea. Lagipula Alfe memang merupakan siswa berprestasi, kemungkinan bisa sukses di masa depan.

Tapi sebaik apapun Alfe, bisakah dia lebih hebat dari Tuan Darko yang merupakan anak dari keluarga kaya?

Namun, Tuan Darko terkenal sebagai pria yang tidak setia. Selama beberapa tahun kuliah, dia telah berganti lebih dari selusin pacar, termasuk gadis dari kampus lain di Busan ini. Setelah bosan meniduri wanita, dia akan mencampaknya. Victoria sangat membenci gaya hidup tanpa prinsip seperti ini. Dia belum pernah pacaran, jadi wajar saja dia ingin mencari pria yang berkarakter lebih baik, tentu saja harus tampan juga.

Dea berkata " Victoria, katakan sesuatu. Alfe seharusnya sedang bekerja paruh waktu. Setelah mendengar kamu juga mau pergi ke bar, dia mungkin pulang dengan menerobos hujan. Dia mau pulang ke asrama untuk mengganti pakaian. Bertemu di sini hanyalah kebetulan. Meskipun dia agak miskin dan lusuh, setidaknya dia lebih perhatian padamu. "

Meskipun Dea juga tidak menyukai Alfe, tapi pacarnya adalah Sutris. Jadi, dia pun berpihak pada pacar.

Victoria mengangguk, berkata di dalam hati "Benar juga, aku juga tidak mau diikuti Darko setiap hari. Aku bisa memanfaatkan Alfe untuk menghindar dari Darko terlebih dahulu."

Victoria berkata "Alfe, kamu diundang olehku. Kata-kata yang aku ucapkan di Restoran Puas Lemas agak keterlaluan, kali ini aku mengundangmu minum untuk meminta maaf. Apakah kamu tidak mau kasih muka?"

Alfe terbengong, Victoria mau meminta maaf padanya?

Dalam sekejap, kesan Alfe terhadap Victoria meningkat pesat. Gadis ini sangat angkuh, tapi dia malah bersedia mengakui kesalahannya di depan umum, serta mengundangnya untuk minum bersama sebagai tanda permintaan maaf. Sepertinya wanita ini tidak terlalu buruk.

Alfe berkata "Karena Yovita yang cantik sudah berkata demikian, aku lebih baik menurut daripada melawan."

Namun, gadis di sebelah Victoria tidak puas, berkata "Aduh, Tata, kenapa kamu harus bersama pria miskin ini? Pria lusuh yang basah kuyup."

"Iya, apa status kita, apakah dia pantas? Dia bahkan tidak pantas untuk bersama aku, apalagi kamu, Tata."

"Dia terlalu tidak tahu malu, Tuan Darko sudah memberinya muka, tapi dia malah tidak tahu diri."

Mendengarkan sindiran ini, Alfe benar-benar marah. Meskipun dia selalu rendah hati, tapi apa yang terjadi hari ini membuatnya merasa bahwa dirinya perlu untuk menunjukkan kekayaannya guna membalas para wanita pemuja emas ini.

Dia mengangkat kantong plastik hitam di tangannya, berkata dengan marah "Siapa bilang aku tidak punya uang? Aku punya uang. Ada 200 juta rupiah di sini. Semua ini baru saja aku dapat dari transaksi saham."

Seorang gadis memasang ekspresi hina "Aduh, dapat dari pasar saham, isi di dalam kantong itu mungkin hanyalah beberapa balok batu bata."

Alfe langsung mengeluarkan setumpuk uang, berkata "Apakah uang ini batu bata?"

Semua orang melihatnya, kemudian tertawa terbahak-bahak.

Alfe terkejut, apa yang mereka tertawakan? Dia pun melihat uang yang ada di tangannya, sial! Apa yang terjadi?

Uang yang ada di tangan Alfe bukanlah uang asli, tetapi “uang kertas latihan” yang digunakan karyawan bank untuk berlatih menghitung uang. Ketika dia mengambilnya, dia lupa memeriksanya. Alhasil, adegan keliru ini pun terjadi.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu