Uangku Ya Milikku - Bab 6 Bertindak Cepat

Keesokan paginya, karena tidak ada kelas di pagi hari, Alfe mandi dengan nyaman, bau di badannya pun akhirnya hilang.

Alfe hari ini akan membuat "Laporan Esai Ekonomi Makro", setelah mengemasi barang-barangnya, Alfe langsung pergi ke Perpustakaan.

Perpustakaan di universitas sangat ramai, karena tidak semua orang itu seperti Rio dan Milka, yang datang ke sekolah hanya untuk menghabiskan waktu, ujian pun harus diselesaikan dengan mengirimkan uang.

Alfe segera duduk dan menyelesaikan tugasnya, tetapi Alfe harus melihat beberapa data yang lain, saat data kurang lengkap, dia berjalan lagi.

Setelah berjalan beberapa kali, Alfe menyadari bahwa ada kue tart yang sangat indah di tempat duduknya?

Alfe melihat sekeliling, tidak ada yang mengintip dirinya secara diam-diam. Siapa yang memberinya kue mahal itu?

Alfe berkata dalam hati "Apakah Monica yang mengirimnya? Kemarin aku mengobrol asyik dengan dirinya. Apakah hari ini dia datang mencariku?"

Alfe sebenarnya belum sarapan. Karena ada di tempat duduknya, maka dia tidak segan-segan lagi dan makan dua gigitan. Manisnya sedang, rasanya enak dan luar biasa.

Dengan sigap, Alfe menghabiskannya dengan cepat, agar tidak terbuang sia-sia, dia bahkan mengambil plastik bagian bawah dan menjilatnya.

Tiba-tiba, seorang gadis cantik berambut panjang menghampirinya dan berteriak "Ah ~ Ah ~ Ah! Kue tart Goldenku, kamu siapa? Mengapa kamu mencuri makan kueku?"

“Um?” Hati Alfe bergetar, bukankah ini pemberian dari seseorang untuknya?

Wanita itu menunjuk ke arah Alfe dengan marah "Kamu masih menjilat? Apakah kamu begitu miskin? Mencuri makanan orang lain, tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu miskin sepertimu?"

Alfe merasa canggung dan dengan cepat menjelaskan "Uh, tidak, itu, teman kelas, kamu sudah salah paham. Sebenarnya aku..."

Tiba-tiba, seorang laki-laki di sampingnya mengejek "Sebenarnya, kamu sangat miskin, bahkan sampai tidak punya uang untuk sarapan. Setelah melihat kue itu, kamu curi dan memakannya, kan?"

Alfe mengangkat alisnya, bukankah orang itu adalah teman sekelasnya, C?

Bombom Prasta adalah generasi kedua keluarga kaya, berhubungan baik dengan Rio. Biasanya dengan sangat arogan meremehkan Alfe. Kemarin, Alfe ditertawakan oleh orang-orang karena berbau seperti sayur basi dan Bombom tertawa paling bahagia.

Bombom berkata "Mbak, keluarga orang ini adalah yang termiskin di kelas kami. Setiap hari bekerja paruh waktu, terlambat masuk kelas, bahkan tidak sempat menggantikan pakaiannya. Sekarang berpura-pura giat datang ke perpustakaan. Ternyata datang mencuri makanan penutup orang lain untuk dijadikan sarapan. Benar-benar orang yang berambisi kecil dan tidak memiliki harga diri. "

Setelah mendengar ini, gadis cantik itu menunjukkan ekspresi jijik "Tsk tsk tsk."

Siswa lain yang sedang mengerjakan tugas mereka dengan tenang mulai merasa terganggu, semuanya mengangkat kepala dan melihat Alfe.

"Wow, mesum sekali, mencuri kue orang lain."

"Jika begitu miskin, kenapa tidak bekerja saja, buat apa sekolah?"

"Bukankah dia adalah orang yang kepergok pacarnya selingkuh kemarin saat bekerja di kantin?"

"Hehe, ternyata orang miskin itu sangat murahan, tidak heran jika dirinya diselingkuhin."

Orang-orang di sekitar semuanya terhasut oleh omongan Bombom dan mulai membicarakan tentang Alfe.

Alfe mengabaikan Bombom, kemudian menjelaskan kepada gadis cantik itu "Tapi teman, kue ini ada di tempat dudukku, jadi aku pikir..."

Gadis itu langsung emosi "Tempat dudukmu? Kamu sudah menncuri makanan, tetapi masih beralasana begitu banyak? Jelas-jelas aku letak di sini, jaraknya sangat jauh ini dari posisimu, gelas airku masih ada di sini. Apakah kamu tahu, kue tart Golden ini dibatasi setiap hari. Satu porsi harganya 200 ribu lebih. Yang punya uang, belum tentu bisa memakannya. Apakah kamu tahu sudah berapa lama aku mengantri? "

Mendengar ini, Alfe tahu ada yang tidak beres. Jika kue itu diletakkan di posisi yang seperti gadis ini katakan dan bukan diletakkan di tempat duduk Alfe, lalu siapa yang membuat keonaran ini?

Alfe memandang Bombom, sepertinya Bombom sedang berusaha untuk menahan tawa.

Sayang sekali, tidak ada kamera di ruang belajar perpustakaan, jika tidak, kebenaran akan terungkap dan sekarang Alfe tidak dapat membuktikan dirinya sendiri.

Alfe menggelengkan kepalanya, sambil memegang dompetnya dan berkata "Teman, aku akan menggantikannya dengan uang."

Namun, Alfe mengeluarkan dompetnya dan menghitung dua kali tumpukan uang receh. Hasilnya hanya ada 134 ribu dan uang itu semuanya kotor, sama sekali tidak cukup untuk ganti rugi.

Melihat Alfe memegang setumpuk uang receh yang tidak cukup untuk ganti rugi, Bombom tidak bisa menahan tawa "Puff ha ha ha... Kemiskinan ini membuatku tertawa ngakak, masih mau ganti rugi, jangan banyak mimpi."

Beberapa siswa lainnya juga ikut tertawa.

"Sudah mencuri, tetapi tidak mau mengaku, mau ganti rugi, uangnya saja tidak cukup. Benar-benar sebuah lelucon."

"Hei, bukankah itu Victoria Yovita dari sekolah bisnis? Dia itu adalah seseorang yang bertemperamen buruk, dengan kepribadiannya tidak sabar, gadis kaya yang cantik, yang bahkan tidak peduli dengan dewa dan langit."

"Jangan-jangan, ini adalah trik baru untuk menggoda gadis. Hanya saja, Victoria tidak tertipu, hahaha."

"Jika aku jadi dia, aku benar-benar sangat malu."

"Orang ini benar-benar tidak tahu malu."

Saat Victoria mendengar ada orang yang membicarakan dirinya, Victoria menjadi sangat marah dan berkata "Aku belum pernah melihat orang yang begitu miskin selama ini. Bahkan uang 200 ribu saja tidak punya. Sudah mencuri sarapanku, tetapi tidak mau mengaku. Benar-benar menjijikkan. "

Alfe tidak tahu harus bagaimana. Dirinya memang memakan kue orang lain. Dia bingung. Di dalam kartunya memang ada uang 800 juta lebih. Kemudian menjelaskan "Teman, sisanya, aku akan mengirimkannya padamu lewat WeChat."

Melihat Alfe menyodorkan uangnya, Victoria menepis tangannya. Uang itu berserakan di mana-mana. Wajah Victoria memerah karena marah dan berkata "Apakah kamu mengganggap aku ini pernah melihat uang receh yang kamu miliki? Aku belum pernah menggunakan uang tunai di bawah dua ratus ribu. Aku tidak ingin uang kotormu. "

Victoria mundur dua langkah dengan jijik dan dengan marah menegur "Tdak perlu kamu yang ganti rugi, aku sudah kenyang karena jijik padamu. Hanya dua ratus ribu lebih saja, anggap saja untuk mengusir pengemis."

Alfe tidak menyalahkan Victoria, Victoria juga korban, pelaku yang sengaja meletakkan kue Victoria di tempat Alfe adalah Bombom.

Tapi Alfe tidak memiliki bukti untuk membuktikan bahwa Bombom yang melakukannya. Mereka menertawakan Alfe yang tidak bisa membuktikan apa-apa.

Pada saat ini, seorang guru wanita muda berjalan mendekat dan memarahi "Di sini adalah perpustakaan, apa yang berisik sekali? Yang berisik keluar."

Melihat guru datang, Victoria berkata lebih keras "Bu, orang ini, tidak punya uang untuk membeli sarapan, kemudian mencuri sarapanku. Sudah ketahuan, tetapi tidak mau mengaku."

Alfe membungkuk dan memungut uang yang berserakan di lantai.

Alfe menjelaskan "Bu, bukan begitu. Saat aku mengambil buku dan kembali, kue itu sudah ada di tempat dudukku, aku pikir seseorang yang memberikannya padaku."

Victoria sangat emosi dan mengejek "Mengaku sajalah. Nota tanda terima masih ada, aku bisa memberikannya padamu. Kamu benar-benar murahan. Aku tidak peduli dengan kue itu, tetapi menghirup udara yang sama di perpustakaan bersamanya, membuat aku tidak bisa menahan amarahku. "

Victoria melihat Alfe memungut uang receh yang da di lantai. Ternyata masih ada lima lemar uang dua ratus rupiah. Hari gini, jangan kan dua ratus rupiah,uang dua ribu saja jatuh di lantai, orang-orang saja berpikir itu kotor dan tidak akan memungutnya. Sebenarnya oeang ini seberapa miskin?

Dalam hati Guru wanita ini sedikit percaya pada kata-kata Victoria.

Guru wanita ini melambaikan tangannya ke arah Alfe dengan dingin dan berkata "Ini juga pertama kalinya aku melihat siswa yang tidak tahu malu seperti itu. Orang boleh miskin, tetapi tidak boleh kehilangan harga diri. Segera kemasi buku-bukumu dan keluar dari perpustakaan. Kamu tidak diizinkan untuk masuk selama sebulan. "

Setelah Alfe selesai memungut uang itu, dirinya dikeluarkan dari perpustakaan, dirinya tidak mungkin berkelahi dengan guru untuk membuktikan dirinya, kan?

Tetapi saat melihat wajah licik Bombom yang tampak bangga, Bombom bahkan membuat mimik wajah aneh untuk memprovokasi dirinya, Alfe tidak perlu memikirkannya lagi,

pasti Bombom diam-diam bertindak saat Alfe sedang memilih-milih buku.

Dirinya tidak bersalah, tetapi diusir dari perpustakaan.

Alfe merasa sangat kesal "Apakah kamu benar-benar menganggap aku, Alfe tidak bisa memberimu pelajaran?"

Alfe mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan teks ke Fatima, yang bersiaga di Manor Bukit Mecca "Di kelasku ada seseorang yang bernama Bombom. Sekarang di perpustakaan sekolahku, segera beri dia sedikit pelajaran kecil, patahkan tangan kanannya."

Fatima membalas pesannya dalam beberapa detik.

"Baik, Tuan Muda."

Begitu Alfe selesai mengirim pesan, langsung melihat Bombom bersama salah satu pengikutnya berjalan keluar.

Bombom mencibir dengan bangga "Hahaha, Alfe, bocah bodoh, kamu pasti sudah bisa menebak kalau aku yang melakukannya, kan? Benar, aku yang melakukannya, hahaha."

Bombom tertawa dan menjadi semakin arogan, menjulurkan lidahnya dan membuat mimik wajah aneh, lalu menggoyangkan pinggulnya untuk memancing emosi Alfe.

Alfe bertanya dengan wajah dingin " Bombom, aku tidak punya dendam denganmu, mengapa kamu selalu ingin menindasku? Apakah pembalasan untuk Rio?"

Bombom mencibir dan berkata "Hahaha, konyol, orang bodoh sepertimu, bukankah sumber kebahagiaanku di sekolah setiap hari? Melihat yang kamu pakai dan gunakan, terlalu hambar, tapi kebetulan bisa membuat aku bahagia dan menghilangkan kebosananku. Memangnya kenapa kalau aku menindasmu? Apakah kamu memiliki kemampuan untuk membalasku? Kamu hanyalah seekor semut, aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan. "

"Mempermainkan orang bodoh dan miskin sepertimu memang menghabiskan waktu saja, tetapi rasanya sangat menyenangkan."

"Barusan kamu mengambil banyak uang receh dan dengan cukup memalukan memungutnya kembali. Aduh, hahaha, lucu sekali, dalam dompet bahkan tidak ada uang 200 ribu, hahaha.

Bombom dan pengikutnya tertawa bersama, lalu memalingkan wajah mereka dengan kejam dan berkata "Marah? Pukul aku? Hei, pengecut, orang miskin, hahaha, apakah alasan terakhirmu mengatakan pada dirimu bahwa kamu adalah orang miskin, tidak dapat memprovokasi generasi kedua keluarga kaya sepertiku? Hehe, aku sangat suka melihat kemarahan orang bodoh yang tidak kompeten seperti kalian. Bahkan disuruh pukul juga tidak berani pukul, penakut.

Alfe sudah tidak bisa menahan diri lagi, kemudian mengangkat tangan menamparnya.

Tsskkk~!

Tiba-tiba sebuah mpv Mercedes-Benz hitam melaju di jalan sekolah dan ban mobil itu meninggalkan jejak hitam, kemudian berhenti tepat di depan tiga orang itu.

Traaa laa, pintu mobil terbuka, terlihat lengan kekar terentang keluar, meraih kerah belakang Bombom dan menariknya ke dalam mobil.

Pong!

Begitu akselerator berdering, mpv Mercedes-Benz itu menjauh lagi, bukannya berjalan lebih dari sepuluh meter, hanya terdengar suara dari mpv "Siapa kalian? Ayahku adalah... ahhhh, tanganku."

Kemudian pintu mpv Mercedes-Benz terbuka lagi dan Bombom terlempar keluar, lalu mobil itu mengemudi pergi.

Semuanya berlangsung dalam sepuluh detik.

Pengikut Bombom itu barulah bereaksi. Dia sangat ketakutan hingga pucat, lalu segera berjalan mendekatinya "Bang Bombom, bang Bombom, ada apa denganmu? Siapa? Siapa yang bisa bantu?"

Di saat yang sama, tit tit, ponsel Alfe menerima pesan berupa tiga lembar foto di ponselnya.

Foto pertama adalah ekspresi kaget Bombom saat tiba-tiba ditarik ke dalam mobil. Foto kedua adalah tangan kanan Bombom yang dipatahkan dengan tangan kosong oleh seorang pria kekar. Foto ketiga adalah Bombom dilempar keluar dari mobil.

Terakhirnya, disertai dengan pesan kalimat dari Fatima "Tuan muda, tugas selesai."

Alfe tersenyum tipis, efisiensi kerja Fatima sangat bagus.

Alfe baru saja hendak menyimpan ponselnya, ada pesan lain yang masuk " Alfe, datanglah ke lapangan bulu tangkis untuk berpartisipasi dalam kegiatan klub."

Alfe mengerutkan kening, mencari dirinya untuk memungut bola dan menyerahkan handuk? Tidak bual.

Alfe langsung membalas bahwa dirinya ada urusan lain dan tidak bisa pergi.

Namun, setelah berjalan dua langkah, ponselnya bergetar lagi. Kali ini gantian Monica yang mengirim pesan padanya "Ayolah, main bersama."

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu