Uangku Ya Milikku - Bab 33 Telur yang Cedera
Alfe merasa ciuman Monica selembut permen kapas, lidah kecilnya begitu gesit dan lincah, dan cairan tubuh manis dan sejuk seperti segelas limun di musim panas, sangat menyegarkan hatinya.
Setelah cukup lama, bibir terpisah.
Keduanya saling memandang, Monica tiba-tiba dengan malu-malu mendorong Alfe pergi.
Monica berlari ke tempat tidur dan mengenakan handuk mandi besar, dan berkata dengan acuh tak acuh: "Alfe, kamu, kamu jangan salah paham, kakiku hanya tergelincir. Itu ... karena itu sudah terjadi, aku juga bukan orang yang berpikiran kuno, hanya ciuman pertama saja. Jika hilang, biarkan hilang. Anggap saja sebagai hadiah untukmu karena telah menyelamatkan aku, jangan merasa terbebani dengan hal itu. "
Alfe menyentuh bibirnya, rasa manis di mulutnya masih terasa.
Namun, pernyataan Monica yang arogan ini menghangatkan hatinya, benar-benar gadis kecil yang tidak jujur.
Alfe perlahan membuka matanya dan melihat penampilan Monica yang berbalut handuk mandi dan tampak malu, Alfe tersenyum dan berkata, "Monica, kamu sangat cantik."
Monica merasa senang, bibirnya berkilau.
Monica merasa semuanya seperti mimpi, dan diam-diam mencubit sepotong dagingnya sendiri, karena khawatir semuanya adalah palsu. Tetapi rasa sakit mengatakan padanya bahwa semuanya adalah nyata, Monica menjadi lebih bahagia lagi.
Monica awalnya sudah menyerah dan putus asa, bahkan memberitahu Felicia untuk tidak memberitahu Alfe, tetapi pada akhirnya Alfe tetap datang dan datang untuk menyelamatkan dirinya.
Monica merasa seperti Pangeran berkuda putih sedang menyelamatkan sang putri, sekarang mendengar pujian Alfe pada dirinya, hati Monica terasa seperti telah makan madu.
Tidak sedikit orang yang memuji Monica karena kecantikannya, namun Monica tidak pernah merasakan apapun karena Monica tahu bahwa dirinya adalah wanita cantik, namun saat Alfe memujinya, Monica merasa sangat bersemangat, sangat bahagia, dan sangat pemalu.
Alfe berbalik dan berkata, "Monica, kamu kenakan pakaianmu dulu, aku tidak akan mengintip."
Monica merasa hangat di hatinya dan pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Setelah beberapa saat, Monica berjalan keluar dengan mengenakan rok, postur tubuhnya ramping, benar-benar wanita cantik dengan senyuman di wajahnya. Monica yang biasa tersenyum sudah kembali.
Pada saat ini, Monica melihat tatapan mata Alfe sedikit berbeda. Bagaimanapun juga sudah mengalami beberapa hal dan perasaannya semakin dalam. Monica bahkan memberinya ciuman pertama.
Alfe juga merasa Monica tampak lebih lembut dari biasanya, dan senyumnya menjadi lebih indah.
Alfe tidak ingin terlalu lama tinggal di sini, dan berkata, "Ayo pergi."
Keluar dari kawasan pejalan kaki, Monica melihat kedai kopi yang semrawut dan berkata dengan aneh: "Wah, alarm kebakaran itu palsu, kan. Tapi, ada apa? Kenapa tidak ada orang?"
Alfe tentu saja tidak akan mengatakan bahwa dirinya yang memerintahkan semua orang untuk tidak datang ke lantai 88.
Alfe dan Monica naik lift langsung ke lantai dasar. Mereka tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi. Alfe berencana mengantar Monica kembali dengan mobil Rolls Royce. Sekalian ingin memberinya kejutan lagi, sudah waktunya untuk memamerkan kekayaan.
Tetapi begitu keluar dari lift, bertemu lagi dengan Yusuf. Yusuf sepertinya baru saja turun. Seluruh tubuhnya kotor dengan jejak kaki, dan lehernya terkilir karena dorongan dan desakan.
Yusuf langsung cemburu saat melihat Monica, dan berkata, "Nona Laive, kamu mau kemana? Keluarga Laive kalian tidak menginginkan 11% saham itu? Apakah kamu lupa dengan apa yang kamu janjikan padaku?"
Monica merasa sedikit takut dan berdiri di belakang Alfe.
Alfe marah, orang ini benar-benar berbahaya dan tidak tahu malu, jelas-jelas sudah mengetahui bahwa keluarga Laive sekarang baik-baik saja, dan masih saja ingin memanfaatkan Monica.
Monica tidak bodoh, lalu berkata: "Tuan Muda Mansur, kamu sekarang sudah tidak memiliki sesuatu yang bisa kamu tawar untuk memaksaku tunduk padamu, jadi jangan berbohong lagi."
Yusuf mengerutkan kening, menatap Alfe, dan berkata dengan marah: "Kamu, orang miskin tengik pemakai ponsel Huawei yang seharga dua jutaan, apakah kamu yang mengatakannya? Merusak rencana baikku, apakah kamu tahu siapa Yusuf?"
Yusuf tidak rela wanita cantik yang hampir didapatkan menghilang begitu saja, kemudian kesal dan marah, lalu melangkah maju ingin menampar Alfe.
Alfe tentu saja tidak akan membiarkan Yusuf melakukan tindakan apapun. Alfe menegakkan punggung dan menangkap pergelangan tangan Yusuf dengan tangan kosong. Yusuf ingin membebaskan diri, tetapi tidak bisa karena pemuda ini sangat kuat.
Alfe berkata dengan nada muram: "Aku tidak peduli siapa dirimu. Jika kamu berani memikirkan rencana lain terhadap Monica di masa mendatang, aku akan mencabut kamu dan juga keluarga Mansur."
Yusuf dengan jijik berkata: "Kamu tidak malu, kamu kira kamu siapa. Aku ... ah!"
Yusuf belum selesai berbicara, tiba-tiba bokongnya miring ke belakang dan kakinya terjepit. Ternyata, Alfe menendangkan kakinya langsung ke arah selangkangan Yusuf.
Kekuatan kaki Alfe tidak ringan, membuat Yusuf membuka mulutnya dan berteriak kesakitan, lalu terjatuh ke lantai dan berguling. Setelah beberapa saat, ada darah di lantai. Sepertinya telurnya pecah.
Yusuf membungkukkan tubuhnya di lantai dan terus menggeliat, melolong kesakitan: "Ah, sakit sekali. Kamu, kamu binatang, pria tengik, aku tidak akan memaafkanmu, aku ingin kamu mati!!! Ah, telurku, ah, darah, darah !! Kenapa hanya tersisa satu saja? "
Setelah mendengar bahwa Yusuf hendak membalas dendam, Monica menjadi sedikit khawatir dan berkata, "Alfe, kamu, kamu terlalu sembrono. Keluarga Mansur sangat kaya dan berkuasa, sulit untuk dihadapi."
Wajah Alfe menjadi serius dan dengan marah berkata: "Dia sejak awal sudah tahu bahwa ekuitas telah dijual, tetapi dia masih berbohong kepadamu. Dia pantas untuk mati. Aku hanya akan mengebiri dia secara fisik, sudah bisa dianggap sangat berbelas kasihan. Kamu jangan khawatir, Monica, orang jahat memiliki kejahatannya sendiri. Tentu saja ada ketakutannya tersendiri. "
Alfe berjalan mendekatinya dengan dingin, lalu membungkuk dan mengatakan beberapa kata di telinga Yusuf, tiba-tiba mata Yusuf melebar dan wajahnya berubah.
Yusuf langsung berjuang untuk bangun, bersandar ke dinding, buru-buru berkata: “Aku ini hanya cedera ringan, tidak perlu memperbesarkan masalah ini. Hehe, dan tidak akan merepotkan kalian, aku akan pergi ke rumah sakit sendirian, eh ... ha, ha ... sakit."
Monica tersenyum bangga pada Yusuf yang akan pergi, lalu berbalik dan berkata, "Akhirnya bisa tenang, dia tidak akan mengganggu kita karena masalah ini."
Monica merasa sangat aneh: "Eh? Kenapa? Alfe, apa yang baru saja kamu katakan padanya?"
Alfe berkata: "Aku menggertaknya, aku mengatakan bahwa orang yang membantu keluarga Laive kali ini harusnya sudah tahu siapa orangnya dan aku adalah bawahan dari Tuan Muda itu. Jika kamu ingin menggangguku lagi, berarti kamu mencari masalah dengan Tuan Muda. Yusuf ketakutan. Selain itu, dia mencoba berkomplot melawanmu, meskipun tidak berhasil, memecahkan telurnya sudah sangat berbelaskasihan. "
Monica menanggapinya dan kemudian dengan penasaran berkata: "Oh iya, Alfe, bagaimana kamu bisa tahu begitu banyak? Aku juga baru saja tahu bahwa keluargaku sudah terselamatkan, dan ayahku juga tidak tahu siapa yang menyelamatkan keluarga kami."
Alfe tersenyum misterius: "Lalu kamu tebak, kenapa?"
Alfe merasa sangat bangga, bagaimanapun juga, sebentar lagi Monica akan segera tahu setelah mobil Rolls Royce-nya yang diperpanjang keluar dari tempat parkir.
Sekarang biarkan Monica menebak identitasnya, mengapa tidak?
Alfe tidak berencana untuk menyembunyikannya, inilah saatnya untuk memamerkan kekayaannya.
"Um ..." Monica mengguncang tubuhnya dan tiba-tiba mengulurkan jari putihnya, dan berkata: "Tuan muda itu sebenarnya adalah pemimpin pasar saham di Qnet Corperation, yang sebelumnya kamu katakan padaku, kan? Gertakkanmu terhadap Yusuf. Jadi, kenyataannya ... kamu meminta bantuan temanmu itu, kan? "
Sudut mulut Alfe miring, bagaimana ke mana arah jalan pikiran ini pergi? Sama sekali tidak benar.
"... Uh, ini." Alfe sedikit dilema, Alfe tidak ingin mengatakannya secara langsung, ini sama sekali tidak berarti jika tidak ada kejutan.
Sebelum Alfe sempat menjelaskan, Monica meraih tangannya dan berkata dengan penuh terima kasih: "Alfe beritahu aku, apa yang telah kamu korbankan demi membantu keluargaku? Meskipun kamu berteman dengan tokoh besar itu, meskipun pihak lawan sangat menghargaimu, kamu juga tidak mudah meminta bantuan orang lain melakukan sesuatu, kan? Kamu tidak mengorbankan apapun, kan?
"Uh ... tidak ada pengorbanan apapun." Alfe bahkan menjadi lebih malu. Sangat mudah untuk berbohong dan sulit untuk menyempurnakan kebohongan.
Namun, pada saat ini, Reyhan muncul. Melihat tangan keduanya saling berpegangan, tapi langsung berpikir bahwa Alfe mencengkeram tangan adiknya. Reyhan menjadi sangat marah. Kemudan berlari mendekat dan berteriak, "Kamu binatang buas, lepaskan adikku. "
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiMy Charming Lady Boss
AndikaGet Back To You
LexyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMy Secret Love
Fang FangMarriage Journey
Hyon SongUangku Ya Milikku×
- Bab 1 Canggung
- Bab 2 Ahli Waris
- Bab 3 Dari Mana Bau Makanan Busuk
- Bab 4 Ada Seorang Monica
- Bab 5 Rp 160 juta
- Bab 6 Bertindak Cepat
- Bab 7 Iblis Pencuri Foto
- Bab 8 Berbohong
- Bab 9 Rahmat Dan Keagungan
- Bab 10 Pertemuan Musuh
- Bab 11 Mereka Meremehkanmu
- Bab 12 Membuka Akun Investasi
- Bab 13 Bos Besar Datang
- Bab 14 Kekerasan Dengan Menggunakan Uang
- Bab 15 Kekerasan Di Dunia Maya
- Bab 16 Kalah Bersaing
- Bab 17 Ayo Kita Balikan
- Bab 18 Mempertaruhkan Segalanya
- Bab 19 Membantu Dengan Baik Hati
- Bab 20 Rugi Sekali
- Bab 21 Uang Palsu
- Bab 22 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 23 Siapa Berani Membuat Masalah
- Bab 24 Pembalikan Situasi
- Bab 25 Pertemuan Di Sore Hari
- Bab 26 Bersikap Lembut
- Bab 27 Kecanggungan Monica
- Bab 28 Aksi Alfe
- Bab 29 Memandang Rendah
- Bab 30 Orang Keji
- Bab 31 Membunyikan Alarm Peringatan
- Bab 32 Wanita Lajang Dan Pria Kesepian
- Bab 33 Telur yang Cedera
- Bab 34 Bubar
- Bab 35 Memamerkan Kekuatan
- Bab 36 Perusahaan Penagih Hutang
- Bab 37 Aku Akan Membayar Dua Kalilipat Gajimu Sekarang
- Bab 38 Persaingan Dan Pertarungan
- Bab 39 Yang Memperlihatkan Kehebatan Dan Kekuatan Malah Sebaliknya
- Bab 40 Pertarungan Sengit