Uangku Ya Milikku - Bab 26 Bersikap Lembut
Agatha berlari di depan dan Alfe mengejar di belakangnya.
Distrik Geumjeong terbentuk dari beberapa universitas, di tengahnya terdapat taman kecil dan waduk. Agatha berlari sampai ke tepi waduk, karena belum makan siang, dia benar-benar sudah tidak bertenaga lagi, dia menggigit bibir dan bersandar pada pagar pembatas.
Agatha panik dan cemas “Kamu jangan kemari, jika kamu mendekat lagi, aku akan lompat dari sini.”
Alfe terengah-engah, melihat gadis yang setengah badannya telah melayang di udara, dia merasa heran, apakah dirinya terlihat seperti binatang buas?
Melihat Agatha mengancam dengan nyawa, Alfe merasa kesal, apakah waduk yang sedalam satu setengah meter ini mampu untuk menenggelamkan orang? Sungguh lelucon.
Alfe berkata congkak “Lompat saja, ayo lompat.”
Agatha menggigit bibir, dia menatap pada air waduk yang bergerak tertiup angin, menatap pada Alfe yang terus mengejarnya, lalu teringat bahwa kakaknya telah kabur dengan membawa lari uang dan dia terpaksa harus membayarkan utang pinjaman rentenir, serta sekarang ibunya yang berada di rumah sakit sedang menunggunya untuk mengantarkan makanan, kesedihan pun muncul di dasar hatinya.
“Jika harus lompat ke dalam waduk barulah kamu bisa melepaskan aku, aku lompat.” Air mata merembes keluar dari sudut mata Agatha, lalu dia berbalik badan dan melompat.
Alfe terkejut, dia bergegas berlari ke sana dan menangkap pergelangan tangan Agatha.
Di saat genting, Alfe berhasil menangkap Agatha, dia menariknya ke atas dan merangkul pinggangnya yang ramping, mereka berdua berpelukan dengan mengapit pagar pembatas.
“Hhmm!” Agatha mendengus pelan dan wajahnya yang pucat berubah menjadi merah di saat bersamaan. Ini adalah pertama kalinya dia dipeluk dengan begitu kuat oleh seorang pria, dia bergegas mendorong Alfe “Kamu, kamu cepat lepaskan aku. Aku tidak memiliki uang, aku benar-benar sudah tidak memiliki uang. Kumohon, lepaskanlah aku.”
Semakin Agatha meronta, semakin kuat Alfe memeluknya. Alfe pernah memeluk Milka, badannya tidak sekurus ini, juga tidak selembut ini, dia merasa dia sedikit paham apa yang dimaksud dengan lembut tak bertulang, sepertinya adalah perasaan sekarang.
Alfe berkata “Jika aku lepas tangan, kamu benar-benar akan jatuh ke dalam waduk, ayo ke sini dulu, aku berjanji, aku tidak akan melukaimu.”
Agatha melangkahi pagar pembatas dengan setengah waspada, lalu duduk lemas di tanah.
Alfe membungkuk dan menatap cinderella yang cantik itu sambil tersenyum, lalu berkata “Sungguh menyedihkan sekali kamu.”
Agatha memeluk kedua kakinya dan membenamkan wajahnya, lalu berkata “Aku tahu kamu mencariku, pasti adalah untuk 176 juta rupiah itu. Maaf, mungkin kamu tidak akan percaya dengan yang aku katakan, awalnya semua itu seharusnya kakak serahkan kepada rumah sakit agar Ibu bisa menjalankan operasi bypass jantung, tetapi Kakak menggantikan uang itu dengan uang palsu, lalu kabur. Oleh karena itu, aku tidak memiliki uang untuk mengembalikannya padamu. Jika kamu bisa memberi tenggang waktu untukku, aku akan mencari cara mengembalikannya padamu.”
Hati Alfe tergerakkan, ternyata gadis bodoh ini mengira dia datang untuk menuntut utang, sehingga lari dengan begitu cepat, sungguh bodoh dan lucu.
Namun, sekarang dia adalah orang kaya sedunia, tidak kekurangan 176 juta rupiah itu.
Tetapi meskipun begitu, Agatha tetap tidak melarikan diri dari tanggung jawab, dia memikul seluruh beban utang dan tidak menyuruh Alfe pergi menuntut uang kepada kakaknya.
Alfe berkata “Kamu bodoh sekali, aku menyumbangkannya padamu waktu itu, sama sekali tidak berpikir untuk mengambilnya kembali.”
Agatha tiba-tiba menangis, air matanya mengalir turun “Tetapi, jika tidak ada uang itu, bukankah pacarmu akan pergi? Aku benar-benar bukan sengaja merusak hubungan kalian, aku tidak ingin menjadi wanita jahat, wuuu… maaf.”
Alfe termangu, entah kenapa dalam hatinya terasa masam. Untuk pertama kalinya, ada orang yang menangis karena dia telah putus dengan cinta pertamanya dan orang itu adalah orang luar yang tidak tahu apa-apa.
Melihat Agatha yang sedang menangis, Alfe menyeka air matanya dan berkata “Kami sudah putus, bukan karena 176 juta rupiah itu, kamu berpikir terlalu banyak.”
“Benarkah? Kamu tidak hanya sekedar ingin menghiburku bukan?” Tanya Agatha dengan tampang kasihan sambil menatapnya.
Alfe menjitaknya dengan kesal dan berkata “Benar, kamu juga adalah seorang mahasiswa, kenapa seperti anak sekolah dasar saja? Apakah kamu tidak bisa membedakannya sendiri? Jika pacarmu telah kehilangan 176 juta rupiah, apakah kamu akan putus dengan dia? Jika putus karena masalah uang, maka itu bukanlah cinta sejati.”
Agatha sekali lagi membenamkan wajahnya di antara kakinya dan berkata “Aku tidak pernah berpacaran, aku tidak tahu.”
Alfe menjulurkan tangan dan berkata “Ayo berkenalan, aku Alfe Habibi dari jurusan ekonomi dan kamu?”
Agatha mengulurkan tangan dengan tersipu-sipu, dia berjabat tangan dengan Alfe, lalu berkata “Jurusan bisnis digital, tahun kedua perkuliahan. Namaku Agatha Early.”
Tangan Agatha terasa lembut tak bertenaga dan jarinya ramping, tetapi kulitnya memiliki kapalan tebal, mungkin adalah karena dia telah bekerja untuk waktu lama.
Alfe tersenyum kecil “Ternyata kamu adalah dek, kamu terlihat lumayan menyedihkan, apakah perlu aku bantu?”
Agatha bergeleng dan berkata “Tidak perlu, aku sudah beranjak dewasa, aku bisa mandiri, terima kasih atas kebaikanmu.”
Alfe berkata dengan kaget “Benarkah? Aku kenal dengan satu orang hebat dalam pasar saham, akhir-akhir ini dia membutuh sekretaris dan gajinya tidak sedikit, jika kamu melamar pekerjaan itu, setiap bulan kamu akan mendapatkan penghasilan tetap yang lumayan, serta akan segera menjalani kehidupan baik.”
Mendengarnya, Agatha mengernyit, orang hebat dalam pasar saham? Bukankah mereka adalah para paman mesum berusia empat atau lima puluhan tahun yang secara khusus mengelabui para pemain saham? Dalam benaknya muncul sosok pria separuh baya berkacamata dengan senyum mesum dan kepalanya sudah setengah botak.
Gaji tinggi? Dia seorang mahasiswi yang belum lulus, bagaimana mungkin bisa mendapatkan gaji tinggi? Bukankah biasanya itu adalah wanita simpanan para bos?
Menjadi wanita simpanan memang memiliki gaji tinggi, mungkin juga tidak perlu bekerja, cukup dengan membuka paha setiap hari saja.
Agatha memeluk lengan secara refleks, dia bergeleng dengan kua,t, lalu berkata “Terima kasih banyak senior, sungguh tidak perlu, aku memiliki kaki dan tangan, aku bisa medapatkan uang sendiri.”
Melihatnya begitu bersikap teguh, dalam hati Alfe merasa tidak berdaya, tetapi dia juga tidak ingin memaksanya.
Alfe berkata “Oh iya, mengejarmu hingga sejauh ini, kamu juga belum makan siang, aku mentraktirmu makan saja sebagai penggantinya.”
Agatha bergegas bergeleng dan berkata “Tidak perlu, aku sudah menghilangkan uang senior, juga telah menyia-nyiakan banyak waktu kamu, sebenarnya aku sama sekali tidak lapar….”
Kruk… perut Agatha berbunyi keroncongan.
Agatha mendekap perutnya dengan canggung, sebenarnya dia juga belum makan pagi, karena harus menghemat uang dan membeli jamu untuk ibunya.
Melihat Agatha yang berwaspada tinggi, Alfe tidak hanya tidak merasa marah, sebaliknya dia merasa sakit hati untuknya. Meskipun terus menolak, tetapi Agatha tetap menjaga sopan santun, mungkin dia sudah lama terbiasa dengan kejahatan dunia ini, hanya bisa melindungi dirinya yang kecil dan lemah dengan berhati-hati.
Alfe mengeluarkan dompet, lalu dia meletakkan dua ratus ribu rupiah ke telapak tangan Agatha dan berkata “Aku traktir kamu makan, simpan baik-baik. Dek, aku pernah mengalami kesusahan yang kamu alami, aku juga memahami kehidupan yang kamu pahami. Semoga lain kali ketika bertemu lagi denganmu, kamu masih adalah kamu.”
Agatha memegangi dua ratus ribu rupiah itu, angin sepoi meniupkan rambutnya, dia menatap bayangan punggung Alfe yang berjalan pergi dan hatinya tergerakkan. Mungkin orang ini mendekatinya, bukan karena ingin mempermainkannya, mungkin dia benar-benar berniat baik.
Alfe sudah berjalan jauh, dia menelepon Fatima dan berkata “Fatima, gadis yang aku minta kamu menolongnya kemarin, bagaimana operasi ibunya?”
Fatima melapor “Operasinya lumayan lancar, sisanya hanya perlu beristirahat dan menambah nutrisi.”
Alfe berpikir sejenak, lalu berkata “Oh iya, kamu cari satu alasan, antarkan uang 20 juta rupiah untuknya sebagai biaya nutrisi.”
Fatima sangat kaget dan berkata “Apakah Tuan muda suka dengan gadis itu? Apakah aku perlu mengatur orang untuk melindungi gadis itu?”
Alfe tertawa “Bukan, hanya memberi secercah cahaya kepada seorang gadis biasa, karena aku adalah orang kaya sedunia. Aku bisa mewariskan begitu banyak uang dari ayah angkat, juga adalah berkat punya kebaikan di kehidupan sebelumnya.”
Di ujung telepon sebelah sana, Fatima tersenyum mendengar jawaban ini dan dia berkata “Tuan muda, tenang saja, aku akan melaksanakannya dengan baik. Tuan muda, masih ada satu hal lagi, para pimpinan dari Pasukan Hunter di dalam Korea, mereka berharap bisa bertemu dengan Tuan muda, apakah perlu mengatur pertemuan dengan mereka?”
Hati Alfe tergerakkan, lalu dia segera mengiyakan “Malam ini jam enam saja, biarkan mereka yang menentukan tempatnya, nanti kamu jemput aku di kampus.”
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraDemanding Husband
MarshallMy Only One
Alice SongKisah Si Dewa Perang
Daron JaySi Menantu Buta
DeddyUangku Ya Milikku×
- Bab 1 Canggung
- Bab 2 Ahli Waris
- Bab 3 Dari Mana Bau Makanan Busuk
- Bab 4 Ada Seorang Monica
- Bab 5 Rp 160 juta
- Bab 6 Bertindak Cepat
- Bab 7 Iblis Pencuri Foto
- Bab 8 Berbohong
- Bab 9 Rahmat Dan Keagungan
- Bab 10 Pertemuan Musuh
- Bab 11 Mereka Meremehkanmu
- Bab 12 Membuka Akun Investasi
- Bab 13 Bos Besar Datang
- Bab 14 Kekerasan Dengan Menggunakan Uang
- Bab 15 Kekerasan Di Dunia Maya
- Bab 16 Kalah Bersaing
- Bab 17 Ayo Kita Balikan
- Bab 18 Mempertaruhkan Segalanya
- Bab 19 Membantu Dengan Baik Hati
- Bab 20 Rugi Sekali
- Bab 21 Uang Palsu
- Bab 22 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 23 Siapa Berani Membuat Masalah
- Bab 24 Pembalikan Situasi
- Bab 25 Pertemuan Di Sore Hari
- Bab 26 Bersikap Lembut
- Bab 27 Kecanggungan Monica
- Bab 28 Aksi Alfe
- Bab 29 Memandang Rendah
- Bab 30 Orang Keji
- Bab 31 Membunyikan Alarm Peringatan
- Bab 32 Wanita Lajang Dan Pria Kesepian
- Bab 33 Telur yang Cedera
- Bab 34 Bubar
- Bab 35 Memamerkan Kekuatan
- Bab 36 Perusahaan Penagih Hutang
- Bab 37 Aku Akan Membayar Dua Kalilipat Gajimu Sekarang
- Bab 38 Persaingan Dan Pertarungan
- Bab 39 Yang Memperlihatkan Kehebatan Dan Kekuatan Malah Sebaliknya
- Bab 40 Pertarungan Sengit