Uangku Ya Milikku - Bab 10 Pertemuan Musuh

Saat kembali ke sekolah, hari sudah malam.

Saat hendak pergi makan, tiga bersaudara di asrama menelepon "Fe, Gedung Puas Lemas, memperkenalkan gadis cantik di sekolah bisnis padamu."

Alfe menolak "Tidak tertarik."

Endy bersikeras "Fe, jika yang lama tidak pergi, maka sesuatu yang baru tidak akan datang. Bukankah kebenarannya adalah begitu? Milka setiap hari memamerkan makanan, minuman dan bersenang-senang dengan Rio setiap hari di grup kelas, sangat arogan. Kita tidak boleh membiarkan Milka si jalang itu meremehkanmu, bukankah begitu? Selain itu, jika kamu tidak tertarik juga tidak apa-apa, tidak dipaksakan. "

Alfe juga sulit untuk menolak niat baik orang lain. Masalahnya ini telah membuat saudara-saudara di asrama menaruh perhatian, sulit untuk bersikap dingin atas kebaikan mereka, jadi Alfe menjawab "Baiklah, aku akan segera ke sana."

Gedung Puas Lemas, ruang VIP.

Alfe baru saja berjalan sampai di depan pintu, begitu membuka pintu, Alfe langsung mendengar suara seorang wanita yang tidak asing berbicara dengan keras "Aku katakan pada kalian, hari ini aku benar-benar melihat apa yang dinamakan dengan orang aneh. Dulu aku mengetahuinya lewat internet, hari ini aku benar-benar bertemu dengan orang aneh yang mencuri sarapanku."

"Tsk tsk, siapa yang begitu miskin dan mencuri sarapan orang lain? Pria konyol yang keluar dari gunung?"

"Orang miskin yang sangat tidak berkualitas,

Orang yang sangat, sangat miskin dan jijik. "

Wanita itu berkata dengan marah "Tidak hanya itu, setelah mencuri makan, dia sama sekali tidak mau mengakuinya. Seseorang di sampingnya sudah membuktikannya, bahkan satu kelas dengannya. Di zaman sekarang, tidak apa jika menjadi miskin, tetapi tidak boleh tidak memiliki harga diri dan tanggung jawab, benar kan? Tidak mengapa jika dia sudah memakannya, tetapi malah bertindak mengeluarkan dompet seolah-olah ingin memberikan uang, tetapi alhasil di dalamnya 200 ribu pun tidak cukup. "

“Hahaha, begitu aneh?” Orang-orang disekitarnya ikut tertawa.

Alfe melihat melalui celah di pintu. Bukankah orang yang sedang berbicara ini adalah Victoria dari sekolah bisnis yang tadi pagi ketemu di perpustakaan?

Tidak pernah disangka, Victoria ada di sana.

Victoria menarik tangan seorang gadis dan berkata "Kak Dea, jangan perkenalkan pria yang seperti itu padaku, kalau tidak, aku tidak akan bertahan."

Kekasih Sutris adalah Dea Susan, seorang senior di sekolah bisnis.

Dea buru-buru berkata "Bagaimana mungkin? Pria yang dikenalkan oleh Sutris lumayan baik. Siswa terbaik di kelas ekonomi yang menduduki peringkat pertama selama tiga tahun terakhir."

Sutris juga tersenyum dan berkata " Victoria, jangan khawatir, karakter saudara kami bisa dipercaya, dia adalah orang yang sangat berdedikasi."

Sule juga ikut bersuara dan berkata "Sudah selama 3 tahun bersama kami, mungkinkah orangnya buruk? Meskipun latar belakang keluarga biasa-biasa saja, tetapi dia sangat suka belajar dan ingin maju. Setelah lulus, dia pasti bisa berkarier."

Endy bahkan menepuk dadanya, mendukung dan berkata "Benar, Fe itu sangat hebat. Dia bisa mendapatkan beasiswa setiap tahun, hanya saja bertemu dengan yang tidak baik dan di tipu. Tetapi sekarang sudah berlalu, ah, baru saja di bilang, orangnya sudah sampai, bukankah sudah datang? "

Alfe awalnya tidak ingin masuk, karena dirinya mengenali Victoria, jika dirinya masuk ke dalam, bukankah terasa sangat canggung?

Tetapi setelah berdiri di depan pintu dan mendengarkan sejenak, kebetulan Endy menoleh ke arah pintu dan langsung terlihat dari celah pintu bahwa Alfe sudah datang.

Alfe juga tidak punya pilihan selain mendorong pintu dan masuk. Jika melarikan diri saat ini, pasti akan terasa lebih memalukan.

Begitu Alfe masuk, Victoria menunjuk ke arah dirinya dan berteriak "Ah, ternyata kamu?"

Begitu Alfe masuk, selain terlihat tiga orang di asrama, ada juga kekasih Sutris dan Sule mereka dan juga Victoria dan seorang gadis lainnya. Awalnya hanyalah makan malam yang sangat biasa.

Namun, karena pagi ini di perpustakaan, setelah Alfe memakan kue Victoria, suasananya menjadi agak aneh sekarang.

Dea memandang keduanya dengan aneh dan bertanya " Victoria, apakah kalian saling kenal? Baguslah jika begitu, jadi kami tidak perlu memperkenalkannya lagi."

Victoria tertawa, nadanya sedikit meremehkan.

Victoria melipatkan tanganya di depan dada dan menonjolkan dadanya yang berisi. Kakinya yang panjang meringkuk memperlihatkan sosok yang ramping, tapi ekspresinya seperti merasa jijik "Tidak kenal, dia adalah pria aneh yang mencuri kue dan masih tidak mau mengakuinya. "

"Apa?"

Semua orang tampak kaget. Barusan mereka menertawakan lelucon tentang pria miskin yang mencuri makan kue orang lain, tetapi ternyata itu adalah Alfe yang akan mereka perkenalkan.

Suasana di ruang VIP sempat sangat canggung, mereka belum pernah mengalami situasi seperti ini, suasananya benar-benar sangat canggung.

Semua orang saling memandang, tidak tahu harus bagaimana berbicara untuk meredakan suasana canggung itu.

Namun, beberapa gadis memandangi Alfe, meskipun tampak biasa-biasa saja, tetapi penampilannya cukup bersih dan tampan, namun tidak terpikirkan oleh mereka, ternyata adalah seorang brengsek yang mencuri makan kue orang lain.

Dalam hati para gadis-gadis itu mulai meremehkan Alfe, dalam hati mereka berpikir, ternyata memang benar, sikap seseorang tidak bisa di nilai dari penampilan luarnya.

Dan kebencian mereka berangsur-angsur pindah dari hati ke tatapan mata mereka.

Alfe mengerutkan kening, dirinya sudah terbiasa dengan penghinaan semacam ini, dirinya telah merasakan tatapan sombong dan angkuh semacam ini yang menekannya seperti gunung sejak dirinya masih kecil.

Endy menggaruk kepalanya. Awalnya ingin memperkenalkan gadis cantik yang baik kepada saudara baik di asrama untuk mengubah suasana hati. Akibatnya, keduanya pernah mengalami hal canggung sebelumnya. Endy sebagai ketua asrama harus segera mencari jalan keluar.

Endy bertanya "Ada apa? Fe."

Alfe menjelaskan "Hanya sebuah kesalahpahaman di perpustakaan. Bombom merubah posisi kue itu dan aku pikir ada yang memberika kue itu kepadaku, makanya aku memakannya. Hal itu memang kecerobohanku."

Sutris mengepalkan tangannya dan berkata "Ternyata Bombom, si penjahat keji itu. Aku sudah mengatakannya, bagaimana mungkin."

Sutris berkata sambil mendorong-dorong kekasihnya, Dea langsung mengerti, meskipun tidak begitu percaya, tetapi karena kekasihnya telah berkata demikian, maka Dea segera berkata " Victoria, kamu lihat, semua ini hanya kesalahpahaman, ada orang yang menjebaknya."

Awalnya mengira Victoria akan merasa puas dengan penjelasan ini, alhasil bukan hanya tidak puas, emosi Victoria juga meledak.

Victoria bangkit, mengarahkan lengannya yang mulus ke arah Alfe dan berkata "Itu semua hanya alasan. Kue itu hanya seharga dua ratus ribu lebih. Jika sudah terlanjur makan ya sudah. Intinya, kamu malah tidak mengakuinya dan masih menuduh orang lain sengaja menjebakmu? Kamu kira kamu itu siapa? Sampai orang lain melakukan itu padamu? Menjebakmu dengan sebuah kue tart? Kamu tidak lihat dirimu yang miskin ini, benar-benar memandang tinggi diri sendiri, hehe. "

"Jika kamu mengakuinya dengan jujur, aku masih berpikir kamu adalah pria sejati, tetapi kamu dua kali tidak mau mengakuinya. Apakah begitu sulit untuk mengakui kesalahan sendiri?"

"Hehe, prestasi akademismu bagus? Apa gunanya? Karakter tidak bagus dan juga sangat miskin."

"Kak Dea, bukannya aku tidak menghargaimu, tapi aku merasa jijik saat melihat dia, aku tidak bisa tinggal lagi dan aku, Victoria bukan tidak ada pria yang menyukai.

Victoria sangat marah, awalnya selama beberapa tahun di perguruan tinggi, dirinya memang lajang. Setelah kenal dengan Dea, melihat Dea setiap hari kemana-mana bersama kekasihnya, begitu bahagia dan manis, Victoria juga tersentuh dan ingin seperti Dea.

Kebetulan Dea membicarakannya, ingin memperkenalkan dengan siswa terbaik di kelas ekonomi, Victoria ingin bertemu satu sama lain, Jika tertarik, dirinya juga bisa merasakan perasaan jatuh cinta.

Ternyata malah sebaliknya. Victoria bertemu dengan pria yang sangat, sangat tidak berkualitas, mencuri kuenya, tidak mau mengakui dan masih menjilat kotak kuenya sampai bersih. Benar-benar menjijikkan baginya.

Victoria mengambil tas LV dan hendak pergi, tapi ditahan oleh beberapa gadis.

Jika Victoria pergi, bukankah suasananya akan menjadi lebih canggung?

Alfe melihat bahwa dirinya telah membuat suasana hati semua orang menjadi tidak nyaman, meskipun sangat berterima kasih atas bantuan saudara-saudaranya, tetapi dirinya tidak boleh mempermalukan saudara-saudaranya.

Alfe berkata "Oh, ya, aku lupa bahwa aku masih memiliki pekerjaan paruh waktu. Waduh, aku pergi dulu, lain kali baru makan saja."

Pada akhirnya, Alfe dengan inisiatif sendiri meninggalkan tempat, Alfe tidak ingin menyulitkan Endy dan yang lainnya.

Ponselnya bergetar, Monica mengirim pesan singkat " Alfe, apakah kamu masih menginginkan kamera SLR-mu? Aku menunggumu di Hutan Bambu."

Melihat pesan singkat itu, Alfe tahu malam ini dirinya tidak perlu makan lagi.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu