Uangku Ya Milikku - Bab 17 Ayo Kita Balikan
Keesokan harinya, sesudah menyelesaikan kelas, Alfe hendak pergi ke bank untuk mengambil uang tunai.
Velove yang merupakan teman sekelasnya menghentikannya, bertanya " Alfe, jujur padaku, apakah ID ' Alfe klinik Tong Fang’ adalah milikmu?"
Alfe sebenarnya menerima pesan obrolan pribadi dari Velove kemarin, tetapi dia tidak membalasnya karena dia sangat capek sehingga tidur lebih awal.
Alfe menggelengkan kepala, berkata "Itu bukan aku, mungkin namanya sama denganku."
Velove tampak kecewa. Setelah merespons “oh”, dia berkata lagi "Kalau begitu, kedepannya kamu harus menonton siaranku ketika kamu punya waktu luang. Ngomong-ngomong, aku dukung kamu untuk putus dengan Milka."
Alfe tersenyum, mengucapkan terima kasih banyak.
Begitu Velove berbalik dan berjalan dua langkah, gadis di sebelahnya berkata " Alfe hanyalah orang miskin, apa gunanya kamu memintanya untuk menjadi penggemarmu? Kamu tidak mengira bahwa pemilik ID tadi malam adalah Alfe dari kelas kita, kan? Kalau dia punya modal untuk memberikan hadiah 400 juta, aku akan ikut marganya."
Teman lain juga berkata "Benar, kamu cukup mempunyai penggemar si klinik Tong Fang itu. Velove, kamu punya wajah indah dan payudara besar, si klinik Tong Fang itu mungkin tertarik padamu."
"Iya, ada dermawan yang begitu besar, kamu tidak perlu mengkhawatirkan biaya hidup lagi. Betapa baiknya kalau aku juga mendapat perhatian dari dermawan besar."
"Kamu harus mempunyai wajah cantik dan postur tubuh bagus seperti Velove."
" Velove, kalau kamu jadi penyiar populer ataupun selebriti populer, jangan lupakan kami yang merupakan teman sekelas kamu ya."
Velove tersenyum malu-malu "Sudah, aku akan mengingat dukungan kalian terhadapku. Ngomong-ngomong, siang ini makan di Majesty. Bagi yang mau ikut, ayo. Aku traktir."
"Oke, aku pergi."
"Si cantik Vexia mau traktir, tentu saja aku harus pergi."
Saat ini, di depan pintu kelas, Milka yang diam-diam menyaksikan adegan ini diliputi amarah. Dia cemburu. Sebagai dua gadis tercantik di kelas, Velove mnejadi penyiar cantik yang disukai teman-teman sekelas, sedangkan dia malah disindir dan ditertawakan sebagai satu tembakan seharga 96 ribu rupiah.
Dia merasa tidak adil. Meskipun payudaranya tidak sebesar Velove, tapi tinggi badan dan penampilannya tidak kalah dari Velove.
Mengapa mereka semua menyukai Velove, tapi menyindirnya?
Wajah Milka murung. Dia menatap Alfe yang menolak untuk makan di Majesty, berkata dengan ganas "Ini semua gara-gara Alfe, si bajingan. Dia pasti mengandalkan wanita. Aku bakal menangkap bukti dan mengumumkannya di seluruh kelas. Hehe, lihat betapa memalukannya dirimu. "
Ketika Alfe berjalan keluar dari gedung sekolah, dia bertemu dengan Monica yang mendatanginya.
Dia bertanya dengan kaget " Monica, ada apa?"
“Bayar uang.” Monica memberinya sebuah kantong, berkata: “ Felicia akhirnya mendapatkan kembali uang makan di Majesty, dia membayarnya padaku, tapi kamu yang sebenarnya membayar uang makan itu, jadi aku datang untuk membayar uangnya ke kamu."
Alfe tiba-tiba teringat Dharma, pemuda kaya dari Jurusan Teknik Elektro yang mentraktir mereka makan, tapi malah pergi karena orang tuanya di pertengahan makan.
Dia menerima kantong itu, mengeluarkan setumpuk uang kertas, sekilas melihatnya, lalu memasukkan kembali ke kantong. Ada uang tunai, dia pun tidak perlu pergi ke bank untuk menarik uang lagi.
Milka menyaksikan semua ini dari kejauhan. Melihat Alfe mendapat begitu banyak uang, dia sangat iri. Sekantong uang tunai itu setidaknya ada 200 juta rupiah, bukan? Dari kecil sampai sekarang, Milka belum pernah melihat uang tunai sebanyak 200 juta rupiah.
Milka sangat cemburu "Bagus sekali, Alfe. Dia benar-benar mengandalkan wanita. Monica cukup buta sampai-sampai bisa tertarik padanya? Apa yang baik dengan dia? Betapa baiknya jika Rio juga bisa memberiku 200 juta rupiah."
Rio hanya diberi uang jajan sebanyak 40 juta rupiah dalam sebulan. Setelah pacaran beberapa hari dengan Milka, Rio menghabiskan puluhan juta untuknya.
Meskipun itu sudah terbilang cukup bagus, tapi Milka masih saja belum puas. Dia menginginkan tas LV, parfum Gucci, baju Celine, jam tangan Cartier, perhiasan Dior dan masih banyak lagi.
Milka bergumam pada diri sendiri "Sungguh menjengkelkan sekali, kenapa Alfe yang miskin ini bisa mendapatkan wanita cantik yang kaya untuk mempergundiknya, serta mendapatkan begitu banyak uang? Sedangkan Rio malah begitu lemah? Setelah kalah dari pertarungan siaran langsung dan kehabisan uang, Rio terus menghindariku."
“Ah, benar!” Milka tiba-tiba memikirkan sebuah konspirasi, menampilkan senyuman berbahaya: “Kalau aku meminta untuk balikan, si miskin Alfe pasti akan setuju. Nantinya uang itu akan menjadi milikku."
Di depan, setelah membayar uang, Monica berkata " Felicia bilang klub bulu tangkis mau makan bersama, kamu ikut?"
Alfe merasa dirinya tetap saja tidak bisa akur dengan Felicia, jadi dia pun menggelengkan kepala "Tidak, kamu pergi saja. Beri tahu ketua bahwa aku harus bekerja paruh waktu."
Setelah Alfe berpisah dengan Monica, dia berpikir bawah 200 juta rupiah adalah jumlah yang banyak, dia harus menemukan cara untuk mengirim sejumlah uang kepada keluarga supaya keluarganya percaya bahwa dia memiliki kemampuan untuk menghasilkan uang.
Tiba-tiba, sebuah sosok memblokir jalan Alfe.
Alfe berekspresi heran sambil memandangi Milka yang bergegas ke arahnya. Suasana hatinya agak kacau. Cinta pertamanya merupakan wanita yang menyakitinya dengan parah. Dia berkata " Milka, ada apa denganmu?"
Milka tiba-tiba berkata dengan sedih " Alfe, ayo kita balikan."
Hati Alfe tergerak, Milka meminta untuk balikan? Mendadak sekali? Semalam dia jelas melontarkan kata-kata yang begitu tidak enak untuk didengar.
Alfe berkata "Apakah menurutmu itu mungkin? Aku mengakui bahwa dulunya aku tidak punya kemampuan untuk memberimu kebahagiaan, tetapi kamu malah selingkuh sebelum kamu putus denganku. Sekarang kamu masih punya muka untuk minta balikan?"
Milka berkata dengan ekspresi sedih "Kenapa tidak mungkin? Apakah kamu tidak pernah mencintaiku dalam dua tahun ini? Aku awalnya tidak mau putus denganmu, aku hanya menginginkan ponsel terbaru. Aku tidak mau kamu bekerja terlalu keras sampai harus bekerja paruh waktu di tiga tempat dalam sehari. Tapi hal ini malah ketahuan kamu. Saat itu, aku juga sangat marah."
Alfe merasa lucu. Alasan ini benar-benar segar dan tidak pasaran. Dia bertanya balik dengan lucu "Kamu tertangkap selingkuh, apa yang membuat kamu marah?"
Milka merangkapkan kedua tangan di depan dada, tiba-tiba berkata dengan penuh emosional "Tentu saja aku marah. Supaya kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, aku mengorbankan penampilanku untuk menipu Rio dan memintanya untuk membelikan aku ponsel terbaru. Kamu tidak hanya tidak memahami aku, tetapi sebaliknya kamu malah memarahi aku. Karena emosi, aku pun mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar. Aku berencana untuk menjelaskannya kepadamu, karena bagaimanapun ponsel sudah ada di tanganku. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu malah melontarkan kata-kata yang begitu menjengkelkan di depan umum, menyebutku sebagai satu tembakan seharga 96 ribu rupiah, uh....."
Berkata sampai sini, Milka menangis. Air matanya bercucuran.
Dia menyeka air mata dan melanjutkan "Kamu mempermalukan aku seperti itu, kedepannya di mana mukaku harus diletakkan? Karena marah, aku pun pergi mencari Rio. Alfe, coba kamu bilang, saat aku pacaran denganmu, apakah kamu pernah punya uang? Ketika aku menyerahkan tubuhku kepadamu, apakah aku pernah meremehkan dirimu yang miskin? Apakah aku tidak mencintaimu?"
"....." Alfe terdiam setelah mendengar itu.
Saat itu, mereka putus memang karena kemarahan yang menggebu-gebu. Setelah dipikir-pikir, selama Milka berpacaran dengannya, meskipun tidak ada kehidupan yang kaya, tapi dia selalu memperlakukan Milka seperti seorang putri, Milka tidak terlalu rugi.
Alfe tidak mudah ditipu. Dia berkata "Kamu sudah bersama dengan Rio, mengatakan begitu banyak hal yang menjijikkan tentang aku, serta memfitnah kepribadianku di mana-mana. Apakah itu perwujudan cintamu padaku?"
Milka berpura-pura kesal "Itu karena aku marah. Kamu tidak memahami aku, tidak membujuk aku, sebaliknya malah bersama dengan Monica dari Jurusan Bisnis. Setelah mendapatkan wanita cantik dan kaya, kamu tidak tertarik padaku lagi. Kamu masih bilang kamu mencintai aku? Haha, perasaan dan hubungan selama dua tahun ternyata hanya sekadar omong kosong. Aku menangis sendirian setiap malam, apakah kamu tahu? Pernahkah kamu bersedih untukku?"
Medengar itu, Alfe langsung marah "Bagaimana mungkin aku tidak sedih? Sejak putus sampai sekarang, kesedihanku belum pulih."
Milka tiba-tiba melangkah maju dan meraih tangan Alfe, berkata "Karena kamu masih memiliki aku di hatimu, ayo kita balikan. Walau aku bersama dengan Rio dalam beberapa hari ini, tapi aku belum pernah tidur dengannya, karena aku sama sekali tidak menyukainya. Aku hanya menyukai uangnya. Aku pacaran denganmu selama dua tahun, apakah kamu pernah punya uang?"
Alfe tercengang. Saat minta putus, Milka jelas mengatakan dirinya muak dengan kemiskinan Alfe. Sekarang alasan ini benar-benar konyol.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriDoctor Stranger
Kevin WongCinta Tak Biasa
SusantiHusband Deeply Love
NaomiSi Menantu Buta
DeddyUangku Ya Milikku
Raditya DikaUangku Ya Milikku×
- Bab 1 Canggung
- Bab 2 Ahli Waris
- Bab 3 Dari Mana Bau Makanan Busuk
- Bab 4 Ada Seorang Monica
- Bab 5 Rp 160 juta
- Bab 6 Bertindak Cepat
- Bab 7 Iblis Pencuri Foto
- Bab 8 Berbohong
- Bab 9 Rahmat Dan Keagungan
- Bab 10 Pertemuan Musuh
- Bab 11 Mereka Meremehkanmu
- Bab 12 Membuka Akun Investasi
- Bab 13 Bos Besar Datang
- Bab 14 Kekerasan Dengan Menggunakan Uang
- Bab 15 Kekerasan Di Dunia Maya
- Bab 16 Kalah Bersaing
- Bab 17 Ayo Kita Balikan
- Bab 18 Mempertaruhkan Segalanya
- Bab 19 Membantu Dengan Baik Hati
- Bab 20 Rugi Sekali
- Bab 21 Uang Palsu
- Bab 22 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 23 Siapa Berani Membuat Masalah
- Bab 24 Pembalikan Situasi
- Bab 25 Pertemuan Di Sore Hari
- Bab 26 Bersikap Lembut
- Bab 27 Kecanggungan Monica
- Bab 28 Aksi Alfe
- Bab 29 Memandang Rendah
- Bab 30 Orang Keji
- Bab 31 Membunyikan Alarm Peringatan
- Bab 32 Wanita Lajang Dan Pria Kesepian
- Bab 33 Telur yang Cedera
- Bab 34 Bubar
- Bab 35 Memamerkan Kekuatan
- Bab 36 Perusahaan Penagih Hutang
- Bab 37 Aku Akan Membayar Dua Kalilipat Gajimu Sekarang
- Bab 38 Persaingan Dan Pertarungan
- Bab 39 Yang Memperlihatkan Kehebatan Dan Kekuatan Malah Sebaliknya
- Bab 40 Pertarungan Sengit