Uangku Ya Milikku - Bab 18 Mempertaruhkan Segalanya
Tangan Milka begitu lembut, sentuhannya begitu familiar. Alfe agak linglung, mengira bahwa mereka belum putus.
Milka berkata " Alfe, melihatmu mengandalkan wanita, melihatmu jatuh, aku tidak tahan lagi. Kamu begitu berbakat, nilaimu begitu bagus, kamu pasti akan sukses di masa depan. Kenapa kamu mau mengandalkan wanita? Apa baiknya Monica, si wanita cantik dan kaya itu? Dia pasti merasa kamu lumayan ganteng, jadi dia mengeluarkan uang untuk mempermainkan kamu. Setelah dia bosan, dia bakal mencampakkanmu tanpa ragu-ragu. Apakah ini cinta sejati?"
Alfe terbengong sejenak, lalu berkata "Siapa bilang aku mengandalkan wanita. Uang ini bukan diberikan oleh Monica, ini uangku sendiri."
Milka mengambil kesempatan untuk melihat isi kantong. Dia menelan ludah saat melihat tumpukan uang yang ada di dalam. Jika uang ini dihabiskan untuk dirinya, tas LV, parfum Gucci, pakaian Celine, jam tangan Cartier, lipstik Dior, bukankah semua itu akan dimilikinya?
Milka berkata dengan alasan logis " Alfe, jangan bohong untuk menyelamatkan muka. Bagaimana mungkin kamu bisa mendapatkan begitu banyak uang dengan pekerjaan paruh waktu? Tadi aku melihat dengan mata sendiri, Monica yang memberimu uang ini. Di hutan bambu tadi malam, dia juga mengatakan bahwa dia adalah pacarmu. Apakah tindakan ini tidak dinamakan mengandalkan wanita? Alfe, aku tahu aku bersalah. Aku sangat marah sehingga aku sengaja berpacaran dengan Rio untuk menstimulasi kamu, tetapi aku benar-benar tidak menyukai Rio. Ketika aku melihat kamu menyerah pada diri sendiri dan mengandalkan wanita, aku merasa bahwa aku harus menghentikan kamu. Kamu harus bertobat."
Alfe berkata "Ini adalah uang yang aku hasilkan dari transaksi saham. Dia meminjam sebagian uangku sebelumnya, Monica mengembalikannya sekarang."
Mata Milka membelalak, dia tidak bisa mempercayainya. Alfe memang pernah bertransaksi saham sebelumnya, tetapi dia bilang dia telah kehilangan uang pada saat itu. Ternyata semua itu hanya
bohongan, dia diam-diam menghasilkan uang?
Mata Milka berputar, pikirannya menjadi lebih aktif "Bagus sekali, Alfe. Kamu ternyata merahasiakannya dariku. Aduh, seandainya aku tahu, aku bakal menunggu lebih lama. Kalau kita belum putus, Alfe pasti akan menginvestasikan uang-uang ini pada diriku."
Alfe menarik kembali tangannya, berkata "Sudah, aku tidak takut untuk memberitahu kenyataan. Aku tidak pacaran dengan Monica. Tadi malam kalian terlalu agresif, Monica hanya membantu aku. Kalau tidak ada urusan lain, aku pamit dulu."
"Hei, jangan pergi." Milka semakin kaget saat mendengar itu. Alfe tidak merayu Monica, si wanita cantik dan kaya itu. Sebaliknya, dia menghasilkan begitu banyak uang dari pasar saham dengan kemampuannya sendiri?
Bukankah itu lebih baik?
Milka sangat gembira "Kalau berhasil balikan, bukankah semua uang Alfe akan diberikannya padaku? Dulunya dia selalu menghabiskan berapapun uang yang dihasilkannya untukku."
Alfe menoleh dengan tidak puas, berkata " Milka, apa yang mau kamu lakukan? Kamu adalah cinta pertamaku, aku pernah mencintai kamu. Kamu selingkuh, aku memilih untuk memaafkan. Sejujurnya, selama kamu tidak memprovokasi aku, aku pun tidak akan mengganggu kehidupan baru kamu."
Milka berkata dengan sedih "Kamu masih tidak mempercayai aku? Benar-benar tidak ada yang terjadi antara aku dan Rio. Aku hanya tidak tega kamu bekerja begitu keras untuk membelikan aku ponsel baru. Apa yang harus aku lakukan supaya kamu percaya padaku? Kalau kamu masih tidak percaya, ayo buka kamar saja?"
Seusai bicara, Milka menarik Alfe ke hotel di luar sekolah.
Alfe tercengang, apakah Milka benar-benar telah berubah pikiran?
Setelah menyewa kamar, Milka langsung berbaring di tempat tidur, mengangkat gaun, memperlihatkan sepasang kaki panjang dan celana dalam berwarna hitam, berkata "Sini, Alfe, Ini bukan pertama kalinya kita berhubungan intim. Kamu sangat kuat dalam bidang ini. Tanpa aku dalam beberapa hari ini, kamu pasti sudah tidak tahan, kan?"
Alfe merasa ini sungguh merupakan lelucon. Demi sekantong uang di tangannya ini, Milka begitu tidak tahu malu?
Dia tidak tergerak, dia hanya patah hati. Mengapa cinta pertama yang dulu sangat dicintainya, sekarang menjadi budak uang?
Dia mengeluarkan setumpuk uang, sejumlah 20 juta rupiah, melemparkannya ke tempat tidur, berkata " Milka, aku pernah berjanji untuk membelikanmu ponsel Iphone terbaru. Meskipun Rio telah membelikannya untukmu, tapi aku tidak mau mengingkari janjiku. Aku, Alfe, merupakan orang yang tepat janji. Dua puluh juta rupiah ini untuk kamu. Aku pamit dulu."
Milka buru-buru mengambil 20 juta rupiah itu. Saat jari mengusap uang kertas, hatinya kegirangan " Alfe oh Alfe, kamu masih menyukaiku di hatimu. Kamu benar-benar bodoh, dicampak masih enggan menyerah. Kepribadian bodoh seperti ini benar-benar gampang ditipu. Haha, aku mau menipu semua uangmu."
Begitu Alfe melangkah sampai di pintu, Milka tiba-tiba memeluknya dari belakang. Merasakan suhu yang familiar di belakang, hati Alfe bergidik. Saat pacaran, dia paling suka Milka memeluknya dari belakang.
“Uang, aku tidak mau” Milka mengembalikan uang itu dan berkata “Alfe, aku benar-benar mencintaimu. Aku hanya berbohong kepada Rio untuk mendapatkan uang, kenapa kamu tidak percaya padaku? Kata-kata yang memarahimu bukan kata-kata tulus dari hati, aku hanya marah, sangat marah sehingga aku kehilangan akal sehat. Kalau kamu masih tidak mempercayai aku, aku boleh membuang ponsel yang dibelikan Rio untukku."
PLAK!
Milka melempar ponsel Iphone terbaru ke lantai, lalu menginjak-injaknya dengan tumit sepatu hak tinggi. Layar ponsel pecah.
Alis Alfe terangkat, Milka benar-benar menghancurkan ponselnya.
Pada momen ini, hati Alfe terguncang.
Jika Milka ingin membohonginya, dia tidak perlu benar-benar menghancurkan ponsel Iphone terbaru.
Melihat tatapan Alfe yang tampak ragu, Milka semakin senang. Dia mengenal Alfe dengan sangat baik. Memang benar bahwa Alfe terkadang sangat kejam, tetapi Alfe sebenarnya adalah orang yang lumayan lembut.
Dalam dua tahun terakhir, setelah dia muak dengan kemiskinan Alfe, dia tetap enggan kehilangan kelembutan Alfe. Itulah mengapa dia menunda untuk putus sampai akhirnya kedapatan selingkuh.
Wanita, selain uang, juga suka diperlakukan sebagai harta oleh pria.
Milka langsung menanggalkan pakaian, melepas atasan, membuka bra, menelanjangkan diri, lalu meletakkan tangan Alfe di area jantungnya. Dia mendongak untuk menatap Alfe, berkata " Alfe, apakah kamu bisa merasakan detak jantungku? Jantung ini milikmu. Kalau kamu tidak menghargainya kali ini, kedepannya kamu tidak akan punya kesempatan lagi."
Lembut, halus, hangat, tidak muat dengan hanya satu tangan.
Ekspresi Alfe tidak stabil. Alfe berpikir di dalam hati, mungkin Milka benar-benar masih mencintainya, mungkin Milka benar-benar tidak ingin dirinya terlalu capek karena harus bekerja paruh waktu di banyak tempat sehingga dia menipu Rio, mungkin kata-kata penghinaan yang diucapkan Milka sebelumnya benar-benar hanya didorong oleh kemarahan sesaat.
Hubungan selama dua tahun, cinta Alfe sudah terlalu dalam. Setelah putus, dia menahan diri untuk tidak melampiaskan emosinya.
Alfe berbalik dan memeluk Milka, berkata dengan lembut " Milka, apakah kamu benar-benar masih mencintai aku?"
Milka juga memeluk Alfe, bersandar di pundaknya. Mata Milka melebar karena dia berusaha menahan kegirangan di hati sehingga otot-otot wajah menjadi agak kaku.
Milka membelai punggung Alfe sambil berkata dengan lembut "Tentu saja, Alfe. Selama kamu suka, aku bisa menjadi wanitamu kapanpun. Karena kamu selalu menjadi satu-satunya di hatiku."
Sore hari, setelah berolahraga di atas ranjang.
Alfe membuang dua kondom bekas di tempat tidur ke dalam keranjang kertas, memandang Milka yang ada di sampingnya. Dia memeluk wanita ramping dan cantik ini di pelukan, berkata " Milka, aku sangat bahagia karena kamu masih mencintaiku."
Milka tersenyum malu-malu "Tentu saja. Kedepannya jangan marah lagi padaku. Satu tembakan seharga 96 ribu, kata-kata itu seolah mengatakan bahwa aku bisa diperjualbelikan."
Alfe buru-buru menampar mulutnya sendiri, berkata "Itu juga hanya kata-kata yang keluar akibat dorongan kemarahan, kamu jangan menganggapnya serius."
Milka tersenyum "Tentu saja aku tidak akan menganggapnya serius. Tetapi kamu harus beli ponsel baru sebagai kompensasi untukku. Aku juga mau parfum Gucci, tas LV, pakaian Celine, jam tangan Cartier, lipstik Dior. Kalau tidak, aku tidak akan memaafkanmu."
Alfe meraba tubuh Milka, berkata "Tidak masalah, kita pergi sekarang juga. Kamu bisa membeli apapun yang kamu mau."
Milka berbalik dan berbaring di atas Alfe, bertanya dengan penuh semangat "Ngomong-ngomong, berapa banyak uang yang kamu dapat dari transaksi saham?"
Alfe menunjukkan senyuman ringan, berkata "Tidak banyak, cuman sebanyak yang ada di kantong ini, 200 juta rupiah."
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaIstri Pengkhianat
SubardiMi Amor
TakashiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Perfect Lady
AliciaUangku Ya Milikku×
- Bab 1 Canggung
- Bab 2 Ahli Waris
- Bab 3 Dari Mana Bau Makanan Busuk
- Bab 4 Ada Seorang Monica
- Bab 5 Rp 160 juta
- Bab 6 Bertindak Cepat
- Bab 7 Iblis Pencuri Foto
- Bab 8 Berbohong
- Bab 9 Rahmat Dan Keagungan
- Bab 10 Pertemuan Musuh
- Bab 11 Mereka Meremehkanmu
- Bab 12 Membuka Akun Investasi
- Bab 13 Bos Besar Datang
- Bab 14 Kekerasan Dengan Menggunakan Uang
- Bab 15 Kekerasan Di Dunia Maya
- Bab 16 Kalah Bersaing
- Bab 17 Ayo Kita Balikan
- Bab 18 Mempertaruhkan Segalanya
- Bab 19 Membantu Dengan Baik Hati
- Bab 20 Rugi Sekali
- Bab 21 Uang Palsu
- Bab 22 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 23 Siapa Berani Membuat Masalah
- Bab 24 Pembalikan Situasi
- Bab 25 Pertemuan Di Sore Hari
- Bab 26 Bersikap Lembut
- Bab 27 Kecanggungan Monica
- Bab 28 Aksi Alfe
- Bab 29 Memandang Rendah
- Bab 30 Orang Keji
- Bab 31 Membunyikan Alarm Peringatan
- Bab 32 Wanita Lajang Dan Pria Kesepian
- Bab 33 Telur yang Cedera
- Bab 34 Bubar
- Bab 35 Memamerkan Kekuatan
- Bab 36 Perusahaan Penagih Hutang
- Bab 37 Aku Akan Membayar Dua Kalilipat Gajimu Sekarang
- Bab 38 Persaingan Dan Pertarungan
- Bab 39 Yang Memperlihatkan Kehebatan Dan Kekuatan Malah Sebaliknya
- Bab 40 Pertarungan Sengit