Uangku Ya Milikku - Bab 27 Kecanggungan Monica

Alfe kembali ke kampus, awalnya dia berencana pergi ke klub badminton untuk mencari Monica, tetapi tertunda karena masalah Agatha.

Namun, ketika dia tiba di lapangan bulu tangkis, dia melihat semua orang sedang mengitari Monica, tidak sedang bermain bulu tangkis.

Begitu berjalan mendekat, Alfe mendengar semua orang sedang menghibur Monica.

“ Monica, tenang saja, keluargamu begitu kaya, juga kenal dengan banyak orang, badai kecil ini akan dilewati dengan mudah sekali.”

“Iya, keluarga mana yang tidak memiliki masalah?”

“Jangan banyak berpikir, kamu bermurung di sini juga tidak ada gunanya, lebih baik kita pergi bermain keluar saja.”

“Iya”

Alfe mendengar perkataan mereka, sepertinya telah terjadi masalah yang sangat serius pada keluarga Monica?

Sugeng Jaswanto adalah orang pertama yang menyadari kedatangan Alfe, dia berkata “Aduh, Alfe kamu sudah sudi untuk datang? Sudah jam berapa sekarang, lebih baik tidak perlu datang saja, apakah kamu masih menganggap dirimu sebagai anggota klub badminton? Atau kamu menganggap dirimu sebagai bos besar, datang dan pergi dengan seenak hati?”

Felicia juga sangat tidak senang, dia menegur sambil menyangga tangan di pinggang “Alfe, akhir-akhir ini kamu sudah menjadi hebat? Setiap harinya pergi bekerja ke mana? Apakah kamu tahu betapa merepotkannya jika tidak ada orang yang memungut kok? Apakah kamu tahu betapa banyak waktu yang terbuang jika tidak ada orang yang menyodorkan air ketika haus?”

Gadis lainnya juga berkata “Benar, Alfe, Ketua begitu baik padamu, apakah kamu tidak tahu bersyukur? Apakah kamu tahu malu?”

Adapun seorang pria yang berkata melampiaskan dengan jengkel “Ck, karena kamu tidak ada hari ini, akulah yang memungut kok, Alfe, kamu seharusnya berterima kasih padaku.”

Alfe kehabisan kata-kata, jangan-jangan mereka adalah bayi besar? Mahasiswa seperti apa ini, setiap harinya mengharapkan dia untuk melakukan tugas mereka?

Alfe tidak menghiraukan mereka, satu-satunya alasan dia datang ke klub badminton adalah untuk mencari Monica, maka dia bertanya “ Monica, apa yang telah terjadi?”

Sugeng langsung gusar, dia paling tidak senang melihat tampang Alfe yang begitu peduli kepada Monica, jelas-jelas Alfe adalah si bocah miskin yang tidak bernama, seorang katak pun ingin menjadi lembu? Tetapi Monica berhati bijaksana, dia sangat mudah dihasut oleh Alfe.

Sugeng mencibir “Memangnya kamu si miskin ini bisa membantu apa? Sungguh tidak tahu diri.”

Felicia juga berkata “Ini bukan yang seharusnya kamu ketahui, Alfe. Kamu si miskin ini, juga tidak ada gunanya mengetahui hal ini.”

Orang lain juga ikut mengiyakan “Kamu cukup berfokus membawakan tas Ketua saja.”

“Benar, masalah ini, juga tidak ada gunanya untuk kamu pikirkan. Terkecuali kamu adalah anak orang kaya.”

“ Alfe, bereskan lapangan, nanti kami akan pergi… aku tidak akan membantumu memungut kok lagi.”

Monica memegangi ponsel, seperti sedang menunggu kabar dari seseorang. Dia mendongak menatap Alfe dan berkata dengan lemas “Alfe, keluargaku… huh, juga tidak ada gunannya aku memberitahu kamu, hanya akan membuatmu khawatir saja.”

Alfe berkata “Kamu katakan saja, aku mendengarkan.”

Sugeng semakin tidak senang, dia mengulurkan tangan menahan Alfe dan berkata “Alfe, apakah hari ini kamu kehilangan akal sehat? Aku menyuruhmu pergi membereskan lapangan, kamu….”

Namun, suara Sugeng menghilang tiba-tiba, karena Alfe meremas tulang lunak pergelangan tangannya dengan kuat dan wajahnya menjadi bengis saking sakitnya.

Alfe sudah tidak tahan lagi, dia berkata “Mulai hari ini, aku Alfe datang ke klub badminton, tidak lagi memungut kok. Barang siapa yang ingin menyuruhku memungut kok, maka kalahkan aku terlebih dahulu. Aku beritahu kalian, aku mulai berkelahi sejak sekolah dasar sampai tahun ketiga di sekolah menengah atas, pada dasarnya, aku sendiri yang mengalahkan belasan orang satu sekolah sekaligus. Jangan mengira kalian hebat karena memiliki banyak uang.”

Plak!

Alfe mengerahkan tenaganya ke pergelangan tangan, lalu membanting Sugeng. Sugeng mengerang kesakitan, pundak kanannya terasa sakit karena menghantam tanah, seketika, dia tidak sanggup berdiri saking sakitnya.

Dahi Sugeng penuh dengan keringat karena kesakitan “Alfe, kamu, berainya kamu memukul aku, apakah kamu cari mati? Beraninya kamu memukul aku? Siapa kamu? Kamu adalah si miskin, percaya tidak, aku akan mencari orang untuk memberesimu. Ketua, dia, dia memukul aku.”

“Kamu pantas, kamu mencari wanita untuk mencampuri perkelahian kalian para pria?”

Felicia menyaksikan dengan dingin, dia tidak begitu berkesan baik terhadap Sugeng, bahkan lebih buruk daripada Alfe.

Setidaknya Alfe adalah kacung yang bisa dia perlakukan dengan semena-mena, Sugeng juga tidak mempertimbangkan identitas dia sebelum memaki Alfe.

Apakah Alfe bisa kalian marahi dengan seenak hati? Alfe adalah budaknya dan hanya bisa dimaki oleh dia.

Monica berjalan kemari dan berkata “Kalian jangan berkelahi, Alfe.... Sebenarnya, pasar saham akhir-akhir ini tidak terlalu bagus, saham keluargaku terus dibeli dengan sengaja, bahkan beberapa pemegang saham kecil juga telah menjual kepemilikan saham di tangan mereka. Meskipun ayahku adalah pemegang saham besar, tetapi kepemilikan saham yang dia kuasai hanya sebesar empat puluh persen dan sekarang ada orang yang sudah mengambil alih empat puluh satu persen kepemilikan saham, perusahaan ayahku akan segera direbut orang lain.”

“Dia adalah rekan dalam ranah yang sama, dia ingin mengambil alih perusahaan ayahku, bukan demi mendapatkan uang, melainkan demi menghancurkan perusahaan ayahku.”

“Waktu itu aku meminta bantuan padamu untuk mendapatkan uang di pasar saham, aku berpikir untuk menyerahkannya pada ayah, aku mengira itu bisa membantu, tetapi sama sekali tidak ada gunanya, aku terlalu naif.”

Monica semakin berkata semakin bersedih dan air matanya bercucuran tak henti.

Mendengarnya, Alfe merasa ini dramatis sekali, membeli saham dengan sengaja biasanya hanya akan terjadi di dalam film serial, tak disangka dia pun menemuinya di dunia nyata.

Tidak heran juga Monica begitu sedih, jika dibeli dengan sengaja oleh rekan dalam ranah yang sama, maka akan ada banyak operasi gelap di baliknya. Begitu kehilangan kekuasaan, maka Keluarga Laive bagaikan cangkang kosong, beriringan dengan kerugian perusahaan dan berbagai berita buruk yang terekspos, maka Keluarga Laive tidak akan sanggup mempertahankan kerajaan yang ditaklukan dengan jerih payah, pada akhirnya, perusahaan akan bangkrut, lalu jatuhlah Keluarga Laive.

Pada saat itu, saham-saham yang dikuasai di dalam tangan juga tidak bisa ditukarkan dengan uang tunai lagi.

“ Monica, aku bisa….” Alfe merasa di saat seperti ini, dia harus membantu Monica.

Pot…! pot...!

Sebuah mobil Mercedes-Maybach menarik perhatian semua orang, Monica menyeka air mata dan berkata dengan kaget “Kakak aku datang mencariku.”

Semua orang menelan ludah, keren sekali mobilnya.

Ada seorang gadis yang berkata terpukau “Tidak tahu apakah kakak Monica sudah menikah atau belum, tidak tahu apakah aku memiliki kesempatan.”

Adapun gadis lain berkata menghina “Dengan wajahmu yang penuh dengan jerawat, jangan harap.”

Serombongan orang berjalan ke sana mengikuti Monica, lalu Jason Laive berkata ketika melihat adiknya “Masalah yang ayah katakan waktu itu, aku akan atur sekarang untuk kamu.”

Hati Monica melonjak dan dia menoleh menatap Alfe dengan refleks, Alfe menunjukkan ekspresi bingung, apa hubungannya dengan dia?

Monica berkata menolak “Kakak, tidak bisakah aku tidak pergi?”

Jason mengepal tangannya, lalu dia mengusap rambut Monica dengan memanjakan dan berkata “Jika Nona besar Keluarga Qori menaksir aku, maka kamu tidak perlu pergi. Tetapi dia tidak menaksir aku, maaf, adik.”

Ekspresi Monica berubah suram, dia tidak berkata apa-apa, lalu naik ke dalam mobil.

Felicia bergegas merebah di kaca jendela dan berkata “Monica, apakah kamu benar-benar akan pergi?”

Mata Monica mulai berair dan dia berkata “Iya, terjadi masalah yang begitu besar pada keluargaku, aku tidak bisa berdiam diri dan mengabaikannya. Felicia, kamu tenang saja, aku tidak apa-apa. Oh iya, masalah aku pergi kencan buta, jangan beritahu Alfe.”

Semua orang menyaksikan kepergian Monica, ada banyak orang yang tidak tahu apa yang telah terjadi, mereka berbondong-bondong maju bertanya pada Felicia.

Namun, emosi Felicia sangat buruk, lalu dia berkata bagaikan singa mengamuk “Tidak terjadi apa-apa, kembali bermain bulu tangkis, aku sedang jengkel.”

Ketika Felicia berjalan melewati Alfe, dia pun berseru marah “Dasar tidak berguna, benar-benar tidak tahu untuk apa dia memikirkanmu.”

Alfe semakin merasa heran, dia tidak tahu apa-apa.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu