Uangku Ya Milikku - Bab 40 Pertarungan Sengit

Di ruang rapat sebuah gedung tingkat tinggi di Dubai, sebuah infus tergantung di tubuh Bob. Matanya yang begitu cekung tersembunyi di wajah kurus seperti kerangka itu. Namun, otaknya dan kesadarannya masih sangat baik. Dia sedang menonton ke proyeksi yang sedang memainkan sebuah video live.

Konten siaran live itu adalah Alfe yang sedang bersitegang dengan Reksi dan lainnya di vila gunung Gose Korea Kota Guang .

Bob tersenyum dan berkata kepada kepala pelayan di sampingnya " Paman Han , hehe dari mana bocah tengik ini menemukan seorang yang punya ketrampilan bertarung sebagus ini. Kelihatannya dia pernah menjadi tentara, sepertinya ada latar belakang lain di dirinya.”

Paman Han di sampingnya tersenyum dan berkata "Ini mungkin nasib baik tuan muda. Tapi tuan muda lebih memilih untuk berhadapan langsung dan menaklukkan Reksi serta orang-orang ini dengan cara bertarung kasar. Dia mirip sekali dengan tuan waktu dulu."

Bob menyeringai dan berkata "Benarkah? Itu membuktikan kalau aku bagus dalam memilih orang. Tempramennya bagus, aku suka sekali. Namun, juga harus memiliki temperamen tegas untuk bisa duduk di posisiku saat ini dan dengan begitu baru bisa mengendalikan orang-orang liar itu. Cih.”

Di gerbang pintu masuk vila Gunung Gose.

Pimpinan pasukan keempat, Endo mengangkat tinjunya dan melangkah dengan cepat menuju Brody dengan pukulan percobaan.

Mata Brody terangkat. Meskipun itu adalah pukulan percobaan dari lawannya, tapi dia bisa melihat kalau pukulan Endo sangat kuat dan tajam. Dia akan terluka parah jika dia tidak memperhatikan baik-baik dan menghindarinya.

"Pria yang kuat juga. Dilihat dari gerakan tubuhmu sepertinya kamu sudah melewati berbagai pertempuran yang kejam.” Gumam Brody dengan cukup terkejut.

Dia menggunakan kekuatan lengannya dan dengan kasar langsung mengguncang pukulan percobaan itu dan meraihnya dengan tangan secara horizontal di sampingnya. Ini adalah tinju mengerikan ala militer. Pada saat yang sama itu, dia memperlihatkan lengan yang penuh luka.

Para pimpinan pasukan pun berseru “Orang yang ada di dalam tentara?”

Bruak bruak bruak, Brody berhasil lebih dulu. Dia memanfaatkan kesempatan itu. Cakupan kemampuan bela dirinya sangat luas sekali, termasuk gulat, tinju militer dan jurus membunuh di medan perang. Endo dan para pimpinan lainnya ketakutan melihat Brody mulai meluncurkan semua.

Mereka bisa melihat kalau Brody ini adalah pejuang khusus yang lolos ujian ketat dalam pertempuran, dia tidak bisa dibandingkan dengan veteran biasa.

Bruak bruak bruak, setelah lebih dari sepuluh kali pukulan dan tendangan liar, Endo pun mulai melakukan serangan balik. Cara memukulnya ini sangat luar biasa sekali. Dia ingin menggunakan keahliannya ini serta kekuatan besarnya untuk mendapatkan kemenangan.

Tapi bukannya mundur dan menghindar, Brody malah bersiap bertarung langsung satu lawan satu dengannya. Di faktor tenaga dia tidak kalah. Dia menekan langkah kaki Endo dengan kecepatan yang luar biasa, kakinya pun diluncurkan dengan cepat dan ganas, dengan tingkat represi balik yang lebih kuat.

Setelah beberapa saat, Endo gagal melakukan serangan balik. Brody memanfaatkan kesempatan itu untuk memukul ketiaknya dengan sebuah pukulan keras. Rasa sakit itu langsung membuat Endo tidak bisa mengangkat tangan kanannya, tubuhnya kehilangan keseimbangan dan dia pun langsung terhuyung mundur ke belakang.

“Hah!”

Endo terluka dan mundur karena pukulan liar. Pada akhirnya, dia jatuh ke tanah. Para pimpinan dan wakil dari pasukan Hunter pun satu-persatu menganga terkejut.

Dalam sepuluh menit, Brody menang.

Setelah Brody menang, diam-diam dia mundur dan menyerahkan panggung kepada Alfe.

Alfe mendekati Endo dan memandangnya dari atas.

Endo sangat malu dan kesal. Dia kalah, gaji pertahunnya di perusahaan ini lebih dari dua puluh milyar. Dia juga mendapat tunjangan tambahan yang tak terhitung jumlahnya jika di medan pertempuran. Dia sekarang malah kalah dari pengawal baru yang baru masuk, meski pekerjaan Pasukan Hunter tidak hanya pertarungan satu lawan satu dengan orang-orang, tapi mereka semua mengandalkan pertarungan kekuatan untuk makan. Mereka tidak akan bisa mencari alasan lain untuk diri mereka jika kalah.

Semua orang mengira Alfe akan mengejeknya, tapi Alfe malah mengulurkan tangan kepada Endo, pimpinan pasukan keempat.

Endo tercengang, ada perasaan rumit yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia pun akhirnya mengulurkan tangan menerima bantuan Alfe untuk bisa berdiri.

Alfe lalu berkata "Kenapa? Sekarang kamu sudah percaya denganku ya? Aku sudah membaca mengenai informasi kalian semua. Endo adalah pertarung terbaik di antara kalian semua kan? Tapi dalam sepuluh menit, dia kalah. Orang seperti Brody ini, aku masih ada tujuh lagi. Mereka hanya belum mulai bekerja saja.”

Fatima tidak bisa menahan tawa begitu mendengar Alfe membual di sini.

Alfe melambaikan tangannya dengan santai, lalu berkata “Kalian juga tidak punya kelebihan lagi. Bagaimana aku bisa mempertahankan kalian ini?”

Reksi dan yang lainnya tidak bisa berkata apa-apa. Meski mereka semua tahu Alfe akan menggunakan kemenangan pertarungan ini sebagai alasan untuk mengusir mereka. Tapi namanya kalah ya kalah. Mereka tidak bisa membantah apapun. Karena yang ada di hadapan mereka adalah bos mereka.

Mereka mengira Alfe masih muda, jadi mereka tidak mau terima kenyataan kalau dia bos mereka, mereka juga tidak mau dikendalikan. Mereka merasa Alfe orang yang mudah ditekan dan ditindas. Tapi, pada akhirnya walaupun Alfe masih muda tapi kecerdikannya ini sangat luar biasa. Ada orang yang punya ketrampilan kuat dan luar biasa juga yang membantunya. Mereka sudah salah perhitungan.

Semuanya saling memandang satu sama lain. Kali ini mereka tahu kalau mereka terlalu bermain-main dengan hal yang buruk. Satu, sudah tidak bisa menjamin pekerjaan mereka aman. Teman-teman kalau begini tidak perlu lagi pergi ke pabrik untuk bekerja sebagai penjaga keamanan.

"Aku tidak terima! Siapa bilang aku tidak punya kekuatan?"

Tiba-tiba, Daito bergegas keluar. Meskipun dia memiliki wajah yang gemuk, tapi di seluruh tubuhnya penuh dengan otot yang sangat kuat. Dia berkata dengan penuh emosi "Tuan muda, jika kamu mengusir kami begitu saja. Lalu siapa lagi yang mau menjadi penjaga keamanan untukmu? Seseorang pasti akan mengkhianatimu. Juga akan ada seseorang yang mau membunuhmu diam-diam, lalu siapa yang akan melakukan segalanya untukmu?”

Alfe menatapnya dengan senyuman penuh pengertian, tadi Daito bilang kalau dia tidak mengakui tuan muda ini. Sekarang dia malah bilang kalau dia mengakui tuan muda ini? Daito ini tidak sebodoh daripada yang dibayangkan. Dia tahu bagaimana beradaptasi dengan situasi.

Fatima menyela dari samping "Daito, tanpamu pun, masih ada orang lain”

Daito berkata "Menurutku itu tidak perlu. Pekerjaan yang kita lakukan adalah siap dan berani kehilangan nyawa kita kapan saja. Secara sembarangan mempekerjakan orang, apa mungkin nyali mereka sebesar kami ini? Aku Daito hanya perlu makan saja. Demi Pak Bob dan Tuan muda, aku tidak segan-segan menghentikan peluru dan memegang pisau. Aku juga pernah tertusuk pisau untuk menyelamatkan Pak Bob, bekas luka ini jadi buktinya."

Daito melepas jaketnya dan memperlihatkan bekas pisau yang dalam di punggung dan tulang bahunya, jarak bekas luka itu satu inci lebih jauh dari jantungnya, sungguh berbahaya.

Daito berkata "Aku telah bekerja keras demi Pak Bob selama bertahun-tahun. Aku mengandalkan keberanian ini. Aku berani bilang kalau tidak ada orang di dunia ini yang lebih berani dariku. Jika kita menjalankan bisnis kita, jika tidak berani maka akan sulit melakukan pekerjaan ini. Tidak berani dan bernyali besar lalu siapa yang berani menerima tembakan atau tusukan pisau untuk menyelamatkan Pak Bob dan tuan muda? Terkadang kita juga bisa bertemu dengan orang yang diam-diam menusuk dan menyerang dari belakang. Bukankah kita harus lebih dulu menyelamatkan tuan kita. Jika tidak punya keberanian dan nyali besar, maka tidak akan bisa melakukan pekerjaan ini.”

Alfe tersenyum dan berkata "Keberanian dan nyali besar? Daito tidak perlu orang lain untuk bertanding denganmu. Mengenai ini, aku lebih baik darimu. Jika kamu lebih berani dariku, aku tidak hanya tidak akan memecatmu, tapi aku akan mempromosikanmu."

Daito langsung setuju dan berkata "Oke, tuan muda kamu sudah punya rencana. Bagaimana kita bertandingnya?”

Semua orang iri ketika mendengar Alfe akan menjadi lawan bertanding Daito dalam menilai keberanian dan nyali besar.

" Daito yang kasar dan tak pernah pakai otak ini, bisa mendapatkan kesempatan sebagus ini.”

"Bertanding dengan tuan muda? Bukankah tuan muda masih mahasiswa? Apa yang bisa ditandingkan? Daito adalah kuda besar dan liar, kali ini dia akan berada di posisi lebih tinggi dari kita.”

"Aku rasa tidak pasti. Sejak kemunculan tuan muda, itu memberiku perasaan yang sangat misterius dan aneh. Tuan muda ini bukan keturunan biasa.”

"Benarkah Daito akan dipromosikan? Tidak mungkinkan, kalau tahu begitu aku lebih dulu yang maju tadi.”

Alfe tersenyum misterius, lalu memandangi kerumunan itu dan bertanya "Siapa yang membawa pistol?"

Sriett sriieet srieet, segera, sekelompok wakil pimpinan mengeluarkan senjata favorit mereka.

Alfe mengambil salah satu pistol revolver yang cukup berat.

Ini bukan pertama kalinya Alfe memegang pistol. Dia biasanya menembakkan senapan ke hutan untuk berburu bersama kakeknya di pedesaan. Dia juga menembak rusa di pegunungan.

Tahun lalu ketika masih mahasiswa tahun kedua, di acara malam klub bulu tangkis, dia pernah melakukan permainan sulap menggunakan pistol prop yang disebut roulette Rusia yang menakutkan.

Dan baru saja, ketika dia menunggu Reksi dan yang lainnya tiba. Dia juga telah meminta Fatima untuk mengambil pistol roulette Rusia mainan itu, lalu menyuruhnya mengenali dengan baik pistol yang asli.

Alfe memegang pistol itu, lalu menghadapkan ke tanah. Door door door door door, dia menembakkan lima peluru dari enam peluru.

Semua orang punya firasat buruk tentang tingkah laku Alfe ini. Bawahannya yang menyediakan pistol itu semakin gugup dan berkeringat.

Alfe membuka lubang peluru itu dan memutar dan melihatnya, tiba-tiba dengan pukulan tangannya, lubang peluru itu berputar pada porosnya, lalu Alfe mengangkatnya dengan tangannya dan lubang peluru di pistol itu menyambung dengan larasnya.

Semua orang sudah menebak bagaimana Alfe akan membuat pertandingan lebih berani ini, ekspresi Daito langsung membeku dan akhirnya dia memiliki pemahaman baru mengenai tuan muda ini.

Alfe mengambil pistol itu dan menghadapkannya ke kepalanya sendiri dengan cepat dan berkata "Permainan kecil untuk menguji keberanian ini disebut roulette Rusia. Aku yakin kalian semua tahu ini. Karena sudah dimulai, kalau begitu kalian harus terus bermain."

Begitu suara itu keluar, Alfe hendak menarik pelatuknya.

"Jangan!"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu