Uangku Ya Milikku - Bab 30 Orang Keji

Monica merasa panik, di dalam ruang kerja hanya ada dia dan Yusuf si anak orang kaya.

Format ruangan ini, di sebelah kiri adalah kasur besar sederhana yang digunakan untuk beristirahat, sedangkan di sebelah kanan adalah meja kerja yang menempel pada jendela, lalu di sebelahnya adalah rak buku dan meja kursi pertemuan.

Yusuf berusia sekitar tiga puluhan tahun, tubuhnya kurus dan berponi. Meskipun Yusuf berpakaian dengan sangat rapi dan sopan, tetapi tatapannya yang mesum tidak dapat ditutupi, Monica sudah banyak melihatnya sejak kecil.

Yusuf mengusap jam tangan Rolex di tangannya dan berkata “ Nona Laive, kita langsung saja, asalkan kamu setuju untuk menikah denganku, maka sebelas persen kepemilikan saham dari Keluarga Laive yang dimiliki kami Keluarga Mansur, akan dijual pada kalian.”

Mendengar kata menikah dengan Yusuf, Monica teringat akan rumor Yusuf pada sebelumnya, mantan istrinya pergi karena tidak tahan terhadap kekerasan seksual darinya, dengar-dengar dada mantan istrinya pun digigit hingga kehilangan daging.

Tangan Monica bersembunyi di bawah meja, dia meremas gaunnya dengan gelisah, dia sangat tahu akan tujuannya datang ke sini kali ini, dia tidak memiliki pilihan apapun, demi orangtua, demi keluarganya, demi usaha yang diperjuangkan oleh tiga generasi Keluarga Laive.

Monica mengangguk dan berkata “Aku bersedia menikah dengan Tuan Mansur, di saat bersamaan, semoga malam ini Tuan Mansur bisa menjual kepemilikan saham kepada kami, sebagai mas kawin.”

Yusuf bersandar ke belakang dan berkata “Heh, itu tidak bisa, jika kalian menyesal setelah aku menjual kepemilikan saham, bagaimana? Kamu dan aku adalah keluarga bisnis, jangan hanya sekedar berjanji dengan mulut.”

Monica menggigit bibir dan bertanya “Kalau begitu, kamu ingin bagaimana?”

Yusuf berkata. “Segera buat surat nikah, malam ini aku akan menjual kepemilikan saham….”

Baru setengah berkata, ponsel Yusuf berdering, dia mengambil ponsel dan berjalan keluar sambil berkata “Kamu pikirkan baik-baik, Keluarga Mansur adalah keluarga elit yang terkemuka di Busan, kalian Keluarga Laive adalah bangsawan yang baru berkembang, juga termasuk sepadan. Jika kamu menjadi istriku, tentu saja aku tidak akan membiarkan keluarga mertuaku jatuh dan tidak bertindak.”

Melihat Yusuf pergi keluar untuk mengangkat telepon, Monica menempelkan kepalanya ke meja dengan tidak berdaya dan air matanya mengucur.

Monica bergumam sendiri “Malam ini, aku akan menikah dengan seorang paman asing. Alfe, jika kamu mengetahuinya, apakah akan merasa sakit hati untukku?”

Zzz….

Ponsel Monica bergetar di dalam tas, dia mengeluarkannya dan melihat bahwa itu adalah panggilan telepon dari Alfe, dia tersenyum sedih, air matanya pun tak hentinya mengucur.

Monica pernah mendambakan sebuah cinta yang tulus, bukan berdiri di atas material atau keuntungan lainnya, melainkan cinta yang suci.

Namun, kesadisan dari kenyataan menghancurkan mimpi indahnya, pada akhirnya, Monica harus mengorbankan mimpi dalam hatinya demi keuntungan keluarga.

“ Alfe... maaf, kamu tidak bisa membantuku.” Melihat ponsel yang tak hentinya bergetar, Monica menangis keras “Kakek dan Nenek sudah lanjut usia, jika Keluarga Laive bangkrut, mereka tidak akan sanggup menerima pukulan itu. Ayah dan ibu telah melahirkan dan membesarkan aku, aku tidak bisa mengabaikan mereka untuk kehidupan bahagiaku sendiri. Demi menjalin pernikahan dengan Keluarga Qori untuk menyelamatkan Keluarga Laive, kakak putus dengan kakak ipar lalu pergi kencan buta dengan Keluarga Qori. Semua orang telah banyak berkorban demi keluarga ini, tetapi selalu membutuhkan pengorbanan. Aku telah menerima cinta dan kasih sayang selama sembilan belas tahun, biarlah aku balas dengan sisa kehidupanku.”

Tut….

Panggilan Alfe tidak tersambung, dia berlari di koridor Gedung, dia merasa bingung dan hatinya juga terasa hampa.

“ Monica....” Alfe menatap walpaper layar ponselnya, itu adalah foto selfie Monica di dalam asrama yang dia potret sendiri secara khusus, lalu Monica memberikannya padanya.

Sebuah senyuman yang membuat orang bagaikan bermandikan angin musim semi, sebuah senyuman yang mampu meluluhkan hatinya, sebuah senyuman yang membuat Alfe ingin melindunginya dari lubuk hati.

Mendadak, Alfe paham, jika seorang gadis tidak suka padanya, untuk apa berbohong untuk dia? Untuk apa menunggu dia sadar setelah mabuk? Untuk apa menolehkan kepala ketika naik ke dalam mobil?

Dum! Alfe menghantam dinding dengan gusar, dia marah padanya dirinya, mengapa dia tidak menyadarinya dengan lebih awal?

Alfe tetap menggeledah setiap ruangan dengan cemas, lalu tiba-tiba dia mlihat ada seorang paman setengah botak yang sedang bertelepon di samping jendela kaca Gedung.

“Aku mengerti, ayah, begitu saja.” Yusuf baru saja selesai bertelepon, wajahnya sangat suram.

Alfe bergegas menghampirinya, dia mengeluarkan ponsel, lalu bertanya sambil menunjuk foto Monica “Tuan, maaf mengganggu, apakah kamu pernah melihat gadis ini?”

Yusuf menyipitkan mata dan berkata tanpa menoleh “Tidak, aku sendirian saja, jangan mengganggu waktu istirahat siangku.”

Alfe pun semakin cemas, lalu dia berlari ke depan dan mengetuk ruangan orang lain.

Begitu Yusuf kebali ke ruangan istirahatnya, wajahnya langsung muram. Tepat ketika tadi, ayahnya menelepon, dia menyuruh Yusuf untuk jangan bertindak sembarangan, karena ada orang yang melindungi Keluarga Laive.

“Sialan, lelaki tua itu memutuskan sendiri dan tiba-tiba memberikan seluruh kepemilikan saham, bukankah rencanaku gagal semua?”

Melihat Monica yang duduk dengan anggun di depannya, nafsu jahat dalam hati Yusuf sudah tidak bisa ditahan lagi.

Yusuf mengusap jam tangan Rolex dan merenungkan “Kobe, orang yang begitu misterius itu ingin membantu Keluarga Laive? Sayang sekali, daging yang hampir masuk ke mulut pun terbang. Tetapi ajaran keluarga Monica sangat baik, raut wajah dan postur tubuhnya juga sangat sudah langka, rugi sekali jika melewatkannya. Wanita seperti ini, lebih berselera dibanding para artis dan model, yang paling utama, dia masih perawan dan masih muda.”

Monica sudah menyeka air matanya, dia duduk sambil menatap pemandangan gedung tinggi di luar jendela dan tidak berani bergerak sembarangan. Sebagai bangunan ikonik Busan, gedung yang setinggi delapan puluh delapan lantai ini sungguh agung dan mulia.

Ponsel yang diremas erat dengan tangan tak hentinya bergetar, Monica sengaja tidak mematikan ponsel, melainkan menjadi mode hening.

Sebenarnya dalam hati Monica terasa hangat, dia tahu Alfe tidak mungkin dapat masuk ke dalam tempat berkelas atas seperti Gedung Universal, tetapi Alfe terus menelepon padanya, juga merupakan bentuk usaha yang lain, ini membuatnya merasa senang.

Yusuf sudah kembali, dia duduk dan berkata “Tidak membuat surat nikah juga boleh, kita tidur bersama dulu. Dengan memiliki bukti nyata akan hubungan suami-istri, juga sama.”

Yusuf duduk dengan kaki menyilang, matanya menembus ke dalam hati Monica, dia tahu saat ini Monica sudah menyerah pada nasib. Ada banyak permintaan, dengan sedikit arahan saja, maka akan berhasil.

“Huh, bagaimanapun juga adalah mahasiswa yang tumbuh besar dalam kastil dengan penjagaan ketat.”

“Apakah kamu pernah merasakan kekejaman dari lingkungan masyarakat ini?”

“Setelah aku mendapatkan badanmu, lalu tiba-tiba mendapat telepon dan memberitahumu bahwa Keluarga Laive kamu sudah aman, pada saatnya nanti kalaupun kamu menyesal, juga sudah terlambat.”

“Heh, adik kecil, entah berapa banyak wanita tangguh dalam dunia bisnis, artis wanita yang berhati-hati, nona cantik dari keluarga kaya ternama, semuanya sudah aku dapatkan. Kamu? Masih terlalu muda.”

“Nanti juga harus merekam video, ketika kamu mengetahui kebenarannya nanti, jika ingin mengancamku, huh, aku juga memiliki kartu andalan.”

“Sekarang ini, nama baik seorang wanita sangatlah penting, juga merupakan senjata paling ampuh terhadap kalian para wanita tangguh.”

Dalam hati Yusuf sudah merencakan segalanya, yaitu menggunakan teknik keras dan lunak, ditambah lagi dengan ancaman tidak menjual kepemilikan saham, gadis lemah seperti Monica sangat mudah untuk menurunkan pertahanan dan akan naik ke kasur dengan turut.

Monica merasa panik karena tatapan Yusuf yang dingin, hatinya berdegup dengan sangat kencang, tidur bersama? Sekarang?

Hingga usia ini, Monica tidak pernah memikirkan bahwa keperawanannya akan diserahkan dalam keadaan seperti ini.

Monica tahu dia ditakdirkan untuk menikah dengan pria yang tidak dia sukai ini, tetapi dia merasa setidaknya keperawanannya akan disimpan hingga malam pernikahan.

“Ini, ini terlalu mendadak.” Monica bangkit berdiri dengan panik dan berkata “Kita….”

Yusuf tiba-tiba meninggikan suaranya dan berkata mengancam “Jika kamu ingin menyelamatkan Keluarga Laive, kita ditakdirkan akan bersetubuh, cepat atau lambat pun tidak ada perbedaan. Nona Laive, jika kamu tidak setuju, silahkan pergi, aku Yusuf adalah warga yang tertib hukum, aku pasti tidak akan mencegatmu. Tetapi pada saatnya nanti jika Grup Keluarga Laive sudah berganti nama kepemilikan dan keluargamu terpuruk, jangan salahkan aku tidak mengulurkan tangan bantuan.”

Monica duduk kembali dengan lesu dan kedua matanya kosong tak berjiwa. Keluarga Laive tidak memiliki kartu andalan apapun, bahkan mereka harus memohon bantuan kepada orang lain, semuanya begitu pasif.

“Wuuu….” Monica menundukkan kepala dan air matanya pun mengucur lagi, dia berusaha menahan suara tangisannya dan berkata tersedak “Bolehkah aku pergi mandi terlebih dahulu?”

Yusuf tersenyum cabul dan menjilat bibir, lalu berkata “Boleh, tetapi aku tidak akan mandi.”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu