Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
Maria terdiam sejenak, dengan sopan ia bertanya, "pak, anda ingin membeli bunga kah?"
Yoel tidak bisa menahan dirinya, ia pun langsung memeluk wanita itu, berteriak, "Meri!"
Maria sekali lagi kebingungan, badannya tersandar dalam pelukkan Yoel, ia terdiam beberapa saat, lalu ia pun memberontak dari pelukan Yoel, "pak, saya tidak mengenal anda, mohon jaga sikap anda!"
"Meri, saya Yoel, suami kamu, Meri kamu masih hidup!" Yoel denan begitu terharu meneteskan air mata dan tidak ingin melepaskan dia, "kata Billy kamu disini, saya tidak percaya, tidak disangka kamu beneran masih hidup, sungguh baik, saya sangat kangen dengan kamu."
Ia melawan, tapi Yoel makin memeluk dia makin dekat, ia terus melawan tapi tidak bisa lepas, mukanya merah, "pak, lepaskan saya, jika kamu masih begini, saya akan melaporkan anda."
"Apakah kamu masih menyalahkan saya, dan tidak mau memaafkan saya, saya tahu saya salah, berikanlah saya kesempatan untuk menebus dosa-dosa saya, saya tidak akan menyakiti kamu lagi, kita masih punya Billy kecil, mohon kamu maafkan saya ya?" Yoel memeluk Maria, mencium aroma tubuhnya terasa sangat familiar dan makin percaya itu adalah Meri.
Maria berusaha melawan sampai nafasnya habis, lalu ia berusaha tenang dan berkata, "saya Maria, bukan Meri, anda pasti salah orang."
"Tidak, kamu adalah Meri, istri saya." Yoel tidak ingin melepaskan dia.
Maria terlalu malas untuk meladeni Yoel, tahun ini bisa ada orang yang mengaku dia suaminya, Maria melihat Yoel sebelah mata, dan mengambil tas kemudian berjalan pergi, Yoel mengejar Maria, tidak ingin melepaskannya, Maria begitu tertekan, pria ini tidak mungkin akan terus mengikut dia kan.
"Pak, jika anda masih mengikuti saya, saya tanpa ragu akan melapor polisi!"
"Kamu tinggal dimana, saya akan mengantar kamu." Yoel dengan lembut mengatakan.
"Jangan mengikuti saya itu sudah cukup, saya bukan Meri, dan jangan mengganggu saya."
Maria dengan segera menghentikan sebuah taxi.
Yoel melihat dari belakang Maria, ia merasa agak aneh, kenapa Meri tidak mengenal dia,dibilang jika ia tidak memaafkannya, seharusnya tetap ada perasaan yang bergejolak.
Dengan penuh pertanyaan, Yoel hari kedua datang lagi, Maria melihat Yoel perasaannya langsung tertekan, "kamu kenapa datang lagi?Saya sudah bilang saya bukan Meri, saya adalah Maria, bukan istri kamu, saya juga belum pernah menikah."
"Tidak apa-apa, saya hanya ingin melihat kamu, dan mengejar kamu." Kata Yoel sambil tersenyum.
Maria kaget, "saya menolaknya."
"Kamu menolaknya juga tidak apa-apa, lagian saya masih punya waktu untuk membuatmu sekali lagi jatuh cinta dengan saya." Yoel tidak ingin pergi dari situ.
Maria berpikir pria ini sangat aneh, saat pertemuan pertama langsung mengatakan ia istrinya, kedua kalinya ingin mengejar dia, Maria merasa ada yang tidak beres dengan pria ini dan ia tetap waspada, bahkan jika ada niat untuk merampok tidak seharusnya mengganggu selama ini, Maria benar-benar tidak mengerti tujuan Yoel.
"Bungkuskan bunga ini." Yoel sambil menunjuk ke dua karyawan toko bunga itu untuk membungkus sekelompok mawar merah.
Setelah selesai dibungkus, Yoel langsung memberikannya kepada Maria, "ini buat kamu."
"Pak, anda sedang apa ini, memberikan saya bunga-bunga dari toko saya." Maria tidak jijik dengan dia, tapi ia juga merasa tidak enak.
"Saya sudah membayarnya, ingin memberikan untuk kamu."
"Saya tidak mau." Maria langsung menolaknya.
Perjalanan untuk mengejar kembali istrinya masih sangat jauh, tapi Yoel tidak menyerah, hampir setiap hari ia mencari Maria, hingga membuat Maria tidak asing lagi dengan dia, Yoel pun membawa senjatanya, yaitu Billy.
Billy setelah pulang dari sekolah ia ke toko bunga, berteriak dengan lembut, "Mami."
Ini benar-benar senjata yang bagus, Maria melihat Billy semua ketidakpuasan dia hilang, ia jongkok lalu memeluk Billy, "kamu bagaimana bisa datang lagi?"
"Saya kangen kamu." Ucap Billy dengan manja.
Hati Maria mulai mencair, ia mencium Billy, "kamu benar-benar bocah yang mengemaskan."
"Karena kamu adalah mami saya, saya adalah darah dagingmu, tidak peduli kamu ingat saya atau tidak, kamu tidak boleh menolak saya." Billy berkata sambil tersenyum.
Yoel melihat pemandangan ibu dan anak yang begitu hangat pun, ia menarik nafas lega, ia berpikir seumur hidupnya tidak akan melihat Meri lagi, tidak disangka ada mujizat terjadi.
"Sudah begitu malam, teman-temanmu juga sudah pergi, apa kamu tidak takut ayahmu kuatir?" Maria bertanya.
"Ayah saya disini, ia yang menyuruh saya datang, ia bilang mami tidak mau memaafkan dia, ingin mengusir dia, jadi menyuruh saya membantu." Billy menunjuk Yoel.
"Ini anak kamu?" Maria kaget, ia berpikir Yoel hanya bermain-main saja, tidak disangka Billy adalah anaknya.
"Iya, anak kita." Jawab Yoel dengan manja.
Maria merasa sangat salah tingkah, ia pun melepas Billy, ia melihat sudah mau jam pulang kerja, lalu ayah dan anak ini masih belum mau pergi, ia jadi merasa tidak enak.
Yoel melirik Billy, Billy pun tahu maksudnya, "mami, malam ini Billy boleh tidur dengan kamu? Ada banyak hal yang ingin saya katakan."
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAfter The End
Selena BeeCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMy Enchanting Guy
Bryan WuMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMemori Yang Telah Dilupakan×
- Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
- Bab 2 Jantung Hati Yoel
- Bab 3 Penyakit Meri Kambuh
- Bab 4 Meri Takut Gelap
- Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
- Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu
- Bab 7 Anak Dijadikan Tameng
- Bab 8 Ketakutan Siska
- Bab 9 Yoel Kita Bercerai Saja
- Bab 10 Jangan Kasih Tahu Dia Saya Mengindap Penyakit Serius
- Bab 11 Orang Yang Selama Ini Di Cintai Hanya Siska
- Bab 12 Meri Kamu Seharusnya Mati
- Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
- Bab 14 Kamu Tidak Layak Untuk Meri
- Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila
- Bab 16 Apa Sebenarnya Yang Kamu Pikirkan
- Bab 17 Meri Jangan Keras Kepala Lagi
- Bab 18 Setelah Bercerai, Mereka Akan Menikah
- Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit
- Bab 20 Saya Mengidap Kanker, Kamu Percaya?
- Bab 21 Mengapa Kamu Membohongi Saya?
- Bab 22 Detik-detik Akhir Hidup Meri
- Bab 23 Dari Awal Sampai Akhir Hanya Meri Yang Dicintainya
- Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan
- Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
- Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama
- Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
- Bab 28 Ayah, Saya Bertemu Mami
- Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
- Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
- Bab 31 Pertemuan Tony Dan Yoel
- Bab 32 Siapa Saya?
- Bab 33 Saya Ingin Ayah Bersama Dengan Mami
- Bab 34 Ayah Mencium Mami
- Bab 35 Keluarga Harusnya Tidur Bersama
- Bab 36 Saya Siska, Kamu Sudah Lupa Kah?
- Bab 37 Hubungan Kita Sudah Berakhir
- Bab 38 Tertabrak Mobil
- Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia