Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
"Ini...." Maria sulit menjawab.
Billy menatap Maria dengan rasa salah, "tidak apa-apa, mami tidak mau tidak masalah, Billy kuat kok."
Maria saat itu seperti telah melakukan kesalahan yang besar.
"Saya antar kamu." Kata Yoel.
"Kamu tidak boleh menetap dirumah saya!" Ucap Maria dengan ganas.
Sambil mengerutkan kening, "Okay!"
Dengan begitu, mereka sekeluarga sampai ketempat tinggal Maria, Maria tinggal di tempat yang kecil, walau kecil namun terlihat lengkap, Yoel masuk kedalam dengan senyum, suasana hatinya tampak baik, segera menuju sofa, sambil menggendong Billy.
"Kalian mau minum apa?"
"Air putih saja."
Sambil Maria menuangkan dua gelas air putih, Yoel bertanya, "kamu tinggal disini sudah berapa lama?"
"Kira-kira dua tahun." Ucap Maria.
"Lalu dua tahun sebelumnya kamu ngapain?" Tanya Yoel dengan agak canggung, "saya hanya bertanya saja, kalau kamu tidak menjawab juga tidak apa-apa."
"Dulu melakukan apa saya tidak tahu, saya seperti sudah tidur sangat lama, setelah sadar saya tidak ingat apa-apa."
Yoel merasa antusias, dengan begitu bisa dibilang, Meri melupakan semua masalahnya, ia pasti adalah Meri, istrinya.
Tahun itu saat Meri meninggal, Yoel tidak mengurus penguburan Meri, orang rumah sakit mengatakan jasad Meri sudah dibawa orang pergi, ia bertanya kepada Jane, Jane bilang ia yang membawanya, lalu membakar jenazahnya. Saat itu, Yoel yang sedang dalam keadaan depresi, dengan mudah percaya kepada Jane.
"Mami, saya lapar." Sambil memegang perutnya.
Maria segera kedapur, "baik, saya buatkan makanan untuk kamu."
Billy mengedipkan mata ke ayahnya, ternyata ini adalah trik mereka berdua, Yoel dan Billy begitu senang.
"Ayah, saya hebatkan, jika seandainya mami mau kembali kerumah, itu juga pasti karena saya." Kata Billy dengan bangga.
"Salah, masih ada alasan dimana mami kamu mencintai ayah." Ucap Yoel sambill mencubit hidung Billy.
Kata Billy, "ayah terlalu kepedean."
Maria menyiapkan 3 piring diatas meja makan untuk ayah dan anak itu, ini adalah pertama kalinya Yoel mencicipi masakan buatan dia, dalam benaknya Meri bukanlah seorang ibu rumah tangga, tidak terpikirkan ia bisa memasak, Yoel merasa tersentuh, dan pandangannya tak bisa berpaling dari Maria.
"Pak Yoel, ada apa anda menatap saya begitu?" Maria merasa di perhatiin lalu bertanya.
Suara Yoel dengan serak, "bagaimana selama dua tahun ini kamu menjalani hidup?"
"Sangat baik, toko bunga itu adalah milik saya, hari-hari begitu tenang tanpa ada masalah, pokoknya sangat baik". Ucap Maria sambil tersenyum.
"Kalau begitu baguslah." Ucap Yoel.
Billy memuji keahlian Maria dalam memasak, ia pun berusaha makan habis, ketika ada mami ia sudah melupakan ayahnya, ia melekat pada Maria, dan tak ingin melepasnya, Maria juga orang yang berhati lembut, jadi tidak bisa cuek dengan sikap Billy, ia mengelus kepala Billy, ia benar-benar menaruh posisinya seperti seorang ibu yang merawat anaknya.
Setelah makan, Yoel sudah harus pergi, ia meninggalkan Billy disitu, dengan tidak memaksa, lalu dengan tenang pergi.
Saat Yoel sudah pergi, Maria menarik nafas lega, tidak tahu kenapa, ketika berbicara dengan Yoel membuat dia jadi grogi.
"Mami, kamu suka dengan ayah tidak?" Kata Billy seperti tanpa dosa.
"Saya dan ayah kamu baru saja kenal tidak beberapa lama, tidak mungkin bisa suka." Kata Maria, "besok kamu tidak boleh tetap disini, jika ada orang yang melihat saya membawa anak kecil, mereka akan berpikir saya single mama."
"Tapi saya adalah anak kamu ah." Kata Billy membuat Maria tak berkutik.
"Mami apakah sudah punya pacar? Kenapa tidak suka dengan ayah? Ayah begitu hebat, ada begitu banyak wanita yang ingin menikahi dia." Billy tak berhenti bertanya.
Maria tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada Billy, "tidak suka ya tidak suka, tidak perlu ada banyak alasan, jangan tanya lagi, ayo cepat tidur."
"Ok lah." Billy mengangguk-angguk kepala dan berkata, "ayah sangat menyukai mami, Billy tahu itu, setiap hari melihat ayah selalu memikirkan mami, walaupun Billy tidak tahu ayah sudah melakukan kesalahan apa, tapi ia benar-benar menyesalinya. Mami, mohon maafkanlah ayah, Billy tidak bisa hidup tanpa mami."
Maria terdiam sejenak, melihat tatapan Billy, ia dalam beberapa detik merasa dirinya benaran maminya Billy, namun ia bukan, walaupun Yoel mencintai wanita itu, tapi ia adalah istrinya, lalu dia dan Yoel pun tidak ada hubungan apa-apa.
Maria memeluk Billy tidur, "Ayo cepat tidur, ada masalah apa besok baru dibicarakan lagi."
Yoel pekerjaannya begitu sibuk, ia ingin Billy menemani Maria, selama beberapa hari ia tidak ada berita, dia percaya Maria bisa merawat Billy dengan baik, Billy tinggal dengan Maria cukup lama, dan menjadi suatu kebiasaan, setiap hari mengantar dan menjemput Billy, lagian toko bunganya juga tepat didepan sekolah, sehingga tidak menganggu waktu kerjanya.
Tapi akhirnya ada bahaya yang datang, Billy sedang duduk dalam toko bunga mengerjakan pr, tiba-tiba melihat seorang pria yang masuk yang begitu perhatian dengan maminya, mereka berdua terlihat akrab, pikiran Billy pun tidak tertuju lagi ke pr nya, ia memperhatikan wajah pria itu dengan seksama, lalu tiba-tiba pria ini mengajak mamanya pergi makan.
Novel Terkait
Predestined
CarlySi Menantu Buta
DeddyMy Tough Bodyguard
Crystal SongTakdir Raja Perang
Brama aditioLoving The Pain
AmardaMemori Yang Telah Dilupakan×
- Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
- Bab 2 Jantung Hati Yoel
- Bab 3 Penyakit Meri Kambuh
- Bab 4 Meri Takut Gelap
- Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
- Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu
- Bab 7 Anak Dijadikan Tameng
- Bab 8 Ketakutan Siska
- Bab 9 Yoel Kita Bercerai Saja
- Bab 10 Jangan Kasih Tahu Dia Saya Mengindap Penyakit Serius
- Bab 11 Orang Yang Selama Ini Di Cintai Hanya Siska
- Bab 12 Meri Kamu Seharusnya Mati
- Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
- Bab 14 Kamu Tidak Layak Untuk Meri
- Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila
- Bab 16 Apa Sebenarnya Yang Kamu Pikirkan
- Bab 17 Meri Jangan Keras Kepala Lagi
- Bab 18 Setelah Bercerai, Mereka Akan Menikah
- Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit
- Bab 20 Saya Mengidap Kanker, Kamu Percaya?
- Bab 21 Mengapa Kamu Membohongi Saya?
- Bab 22 Detik-detik Akhir Hidup Meri
- Bab 23 Dari Awal Sampai Akhir Hanya Meri Yang Dicintainya
- Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan
- Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
- Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama
- Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
- Bab 28 Ayah, Saya Bertemu Mami
- Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
- Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
- Bab 31 Pertemuan Tony Dan Yoel
- Bab 32 Siapa Saya?
- Bab 33 Saya Ingin Ayah Bersama Dengan Mami
- Bab 34 Ayah Mencium Mami
- Bab 35 Keluarga Harusnya Tidur Bersama
- Bab 36 Saya Siska, Kamu Sudah Lupa Kah?
- Bab 37 Hubungan Kita Sudah Berakhir
- Bab 38 Tertabrak Mobil
- Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia