Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 34 Ayah Mencium Mami
Bab 34 Ayah Mencium Mami
Maria mendengar kata-kata Billy membuat ia tak tahan untuk mengeluarkan air mata, hatinya terasa sakit, ia hampir saja lupa Billy hanyalah seorang anak kecil, tidak seperti orang dewasa yang bisa menanggung beban berat, hal ini bagi anak kecil menimbulkan luka. Maria merasa ia sudah salah, tidak mempertimbangkan perasaan anaknya, membuat anaknya harus hidup dari kecil sampai dewasa tanpa keluarga yang lengkap.
Maria masuk kekamar Billy, mendengar pergerakkan, ia dengan cepat menyeka air matanya, dan berteriak, "mami."
"Billy, kita besok pergi mencari ayah ya, kedepannya kita sekeluarga tidak akan terpisah lagi, ok?" Maria demi Billy ia memilih untuk mengalah, ia lebih memikirkan Billy dan tidak ingin egois dengan dirinya sendiri.
"Kita beneran bisa pulang mencari ayah?" Billy masih tidak percaya.
"Iya, mami akan pulang ke rumah dengan kamu."
"Yeah." Billy dengan erat memeluk Maria sambil menangis terharu, "saya menginginkan ayah dan mami."
Maria mengelus kepala Billy, ia terus merasakan sakit karena melihat keegoisannya hingga membuat anak harus ikut menahan sakit yang ada.
Sampai kerumah Yoel, Maria merasa tidak asing dengan tempat itu, tampak seperti pernah kesana, ia melihat sekeliling, Maria merasa seperti ada trauma yang tertinggal, hatinya terasa sakit, ini mungkin adalah memori menyakitkan dia.
Yoel ketika tahu ia membawa Billy pulang rumah, ia sangat senang, ia pikir Maria tidak rela melepaskan dirinya, tapi Maria balik masih dengan ekspresi dingin terhadap Yoel, suasana hati yang seharusnya senangnya tiba-tiba hilang semuanya, lalu ia meyuruh pembantu membawa Billy.
Maria juga tidak ada basa basi, "saya pulang hanya demi Billy, tapi harusnya kamu mengerti, saya tidak mungkin memaafkan kamu, saya akan pindah kesini, tapi kita harus pisah kamar, kamu jangan macam-macam dengan saya, selanjutnya kita mengurus urusan masing-masing, hanya di depan Billy saja kita harus bersikap baik-baik saja."
"Baik." Yoel dengan cepat menjawab, yang penting bisa hidup bersama, ia dengan percaya diri yakin bisa menggerakkan hatinya.
Maria berbalik kemudian naik ke lantai dua, ia juga tidak ingin terlalu banyak komunikasi dengan Yoel, Yoel melihat bayangan Maria dari belakang, sambil berpikir pasti ada cara untuk membuat ia luluh.
Ketika sudah sampai dikamar, Maria menarik nafas lega, mengatakan kata-kata itu ia merasa sangat grogi.
Maria memasak makanan buat Billy, ia sibuk di dapur, akhir-akhir ini demi menebus kesalahannya kepada anaknya, Maria memikirkan berbagai cara untuk membuat dia bahagia, ia pun ingin memasak makanan yang disukainya, dan juga menemani ia bermain, hingga membuat Billy merasa senang. Dengan begini, usahanya tidak sia-sia.
"Kamu masak apa?"
Maria tiba-tiba terkejut dan melukai jarinya, Yoel melihat itu dengan cepat mengambil jari Maria yang terluka dan dimasukkan kemulut, Maria terdiam sambil melihat Yoel, Yoel begitu fokus mengisap darah yang keluar dari jarinya.
"Kenapa kamu menggunakan mulut..."
"Cara begini bisa menghentikan darah dengan cepat." Setelah itu Yoel pun memberikan plester pada jarinya, "kamu kenapa tidak hati-hati, biarkan saya saja yang melakukannya."
"Tidak bisa, saya sudah berjanji dengan Billy akan memasakkan dia makanan." Maria tidak setuju.
Yoel pun tidak mudah ditolak, ia langsung menggendong Maria, Maria berteriak, dengan cepat ia memeluk leher Yoel, Yoel dengan dalam menatap Maria, sambil tersenyum. Wajahnya seperti yang paling tampan di seluruh dunia ini.
Maria membuka matanya lebar-lebar, jantungnya seperti mau loncat keluar, ia merasa sangat tidak nyaman melihat tatapan Yoel yang penuh cinta.
Yoel menggendong Maria duduk di sofa, "saya dan kamu, siapa saja yang buat itu sama, Billy tetap suka."
Maria menundukkan kepalanya dan tidak berkata apapun, dan juga tidak menolak.
Yoel dulu tidak bisa memasak, tapi setelah Billy lahir, ia juga sedikit belajar, menjadi ayah yang bisa mengurus rumah tangga.
Maria dengan santai tanpa ada yang dikerjakan naik keatas untuk melihat-lihat, melihat kamar tidur utama yang tidak ditutup ia pun masuk kedalam, ketika masuk ia melihat kamarnya Yoel semuanya terpajang foto dia, Maria melihat foto-foto itu sambil menggigit bibirnya, hatinya pun merasa tidak enak.
Psikologis Maria masih belum terlepas dari masa lalunya, ia pun segera keluar dari kamar, dan melupakan apa yang dilihatnya barusan.
Billy bukan anak yang suka memilih makanan, selama makanan itu dimasak oleh keluarganya ia pasti akan suka, ia makan dengan lahap, dan tertawa bahagia, sambil memuji masakan ayahnya enak. "ayah, cium sekali."
Billy sambil memegang muka ayahnya dan mencium ayahnya, dan juga berkata kepada Maria, "mami, cium sekali."
Maria pun memberikan mukanya juga kepada Billy.
"Ayah, kamu juga cium mami sekali." Billy berkata lagi.
Maria langsung seperti orang bodoh, ia terdiam tidak bisa berbuat apa-apa, tapi Yoel langsung dengan cepat memberi respon, ia memegang kepala Maria, lalu mencium bibirnya, Maria tidak menolak, ini karena ia takut menyakiti Billy, jadi ia pun menerima ciuman Yoel, tapi Yoel kemudian menjulurkan lidah, Maria pun jadi kaget, ia ingin menolak, tapi Yoel menahan kepalanya.
Billy pun tertawa bahagia disamping.
Setelah dilepas, Maria baru bisa bernafas, dengan marah ia menatap Yoel.
Yoel pun hanya tersenyum, ketika sudah kenyang ia berkata, " Billy, ayah sudah mencium mami, bukankah harusnya mami mencium ayah kembali?"
Billy mengiyakan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
Maria pun dibuat pusing oleh ayah dan anak ini, "saya kenyang, kalian makanlah pelan-pelan."
Maria ingin menghindar dan bergegas naik keatas, Yoel menjelaskan kepada Billy, "mami kamu malu, tunggu nanti baru cium."
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanEternal Love
Regina WangCinta Dan Rahasia
JesslynMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Only One
Alice SongMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniSang Pendosa
DoniMemori Yang Telah Dilupakan×
- Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
- Bab 2 Jantung Hati Yoel
- Bab 3 Penyakit Meri Kambuh
- Bab 4 Meri Takut Gelap
- Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
- Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu
- Bab 7 Anak Dijadikan Tameng
- Bab 8 Ketakutan Siska
- Bab 9 Yoel Kita Bercerai Saja
- Bab 10 Jangan Kasih Tahu Dia Saya Mengindap Penyakit Serius
- Bab 11 Orang Yang Selama Ini Di Cintai Hanya Siska
- Bab 12 Meri Kamu Seharusnya Mati
- Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
- Bab 14 Kamu Tidak Layak Untuk Meri
- Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila
- Bab 16 Apa Sebenarnya Yang Kamu Pikirkan
- Bab 17 Meri Jangan Keras Kepala Lagi
- Bab 18 Setelah Bercerai, Mereka Akan Menikah
- Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit
- Bab 20 Saya Mengidap Kanker, Kamu Percaya?
- Bab 21 Mengapa Kamu Membohongi Saya?
- Bab 22 Detik-detik Akhir Hidup Meri
- Bab 23 Dari Awal Sampai Akhir Hanya Meri Yang Dicintainya
- Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan
- Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
- Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama
- Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
- Bab 28 Ayah, Saya Bertemu Mami
- Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
- Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
- Bab 31 Pertemuan Tony Dan Yoel
- Bab 32 Siapa Saya?
- Bab 33 Saya Ingin Ayah Bersama Dengan Mami
- Bab 34 Ayah Mencium Mami
- Bab 35 Keluarga Harusnya Tidur Bersama
- Bab 36 Saya Siska, Kamu Sudah Lupa Kah?
- Bab 37 Hubungan Kita Sudah Berakhir
- Bab 38 Tertabrak Mobil
- Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia