Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
"Tidak, tidak mau, saya tahu salah, mohon kamu jangan seperti ini dengan saya, saya mencintai kamu, dengan tidak ada Meri, kita juga bisa hidup dengan baik-baik." Ungkap Siska.
"Hidup dengan baik?Sekarang juga saya ingin membunuh kamu untuk membalas Meri!" Kata Yoel dengan begitu kesal, ia memegang bahu Siska dan memaksa ia berlutut di depan foto Meri, "cepat kamu mengakui kesalahanmu didepan Meri."
"Saya mengaku salah." Siska takut dengan Yoel, dengan gemetar dan mata yang merah, "Meri, saya sudah salah, tidak seharusnya saya melakukan itu terhadap kamu, mohon kamu maafkan saya."
"Dia tidak mungkin memaafkan kamu." Kata Yoel segera, "dia juga tidak mungkin memaafkan saya."
Yoel menarik Siska berdiri, "kamu pergilah ke bawah bumi untuk minta maaf dengan dia."
Ia ingin membunuh Siska, ia memegang Siska kemudian dibawa ke dekat jendela untuk didorong, angin di jendela begitu besar, meniup kearah wajah Yoel, namun itu tidak membuatnya sadar, dari atas bisa melihat orang-orang yang kecil seperti semut di bawah, melompat kebawah pasti akan mati.
Siska tidak ingin mati, ia pun memegang Yoel dan memohon, Yoel mengangkat dagu Siska, terseyum dingin, "takut mati? waktu itu saat di balkon bukankah kamu tidak takut mati?Hanya melompat seperti lalu tidak ada lagi, saya tidak keberatan kalau masuk penjara, kamu takut apa?"
"Saya beneran tahu saya salah, mohon kasihani saya Yoel, jangan seperti ini sama saya." Kedua kaki Siska gemetaran.
Yoel tetap tidak kompromi, ia memegang kerah Siska, lalu sedikit-sedikit dilepas, Siska membuka matanya dengan lebar sambil menangis, ia pun memegang bahu Yoel dan tidak ingin melepaskannya.
"Yoel, apa yang kamu lakukan!"
Lukas bergegas masuk, tepat melihat momen yang mengagetkan, "cepat lepaskan."
"Kamu jangan kesini, saya mau membunuh dia, saya ingin membalaskan demi Meri." Yoel tidak takut mati.
"Yoel, jika kamu mati, anak kamu dan Meri bagaimana!"
Sebuah kalimat itu menyadarkan Yoel, ia hampir saja melupakan anaknya dengan Meri, benar, Meri menyuruh dia untuk menjaga anak mereka dengan baik, anaknya laki-laki atau perempuan ia masih belum tahu, masih belum sempat melihatnya.
Kelopak mata Yoel merah, ia menjadi ragu.
"Anakmu laki-laki, akibat lahir awalan, jadi masih dirawat di ruang inkubator, jika kamu ikut pergi dengan Meri, kamu ingin dia menjadi yatim piatu?Apa kamu sudah lupa pesan Meri untuk menjaga anak kalian dengan baik." Ucap Lukas.
Anak itu adalah anaknya bersama dengan Meri.
Yoel melepaskan Siska, Siska pun bebas, ia dengan cepat melompat turun dan menjauhi Yoel seolah-olah menjauhi wabah.
Yoel menutup mukanya, setelah kematian Meri memberikan pukulan yang besar bagi dia, hampir setiap hari ia mabuk, ingin mati rasanya, melupakan rasa sakit itu, melupakan apa yang telah ia lakukan dimasa lalu, namun ia tetap tidak bisa melupakannya, justru ia malahan makin teringat, bagaimana cintanya dengan Meri, dan bagaimana Meri membenci dia, sepanjang waktu itu membunuh kepercayaan diri dia.
"Saya ingin melihat anak saya."
Ia harus menjaga anak itu dengan baik, itulah hal terakhir yang dipesankan Meri, dia harus bertanggung jawab membesarkan anak itu. Yoel, walau sudah malam ia bergegas kerumah sakit, melihat anaknya yang ada di inkubator, badan yang mungil, wajah yang menggemaskan, membuat Yoel memiliki harapan hidup.
Yoel menyeka air matanya, merapikan rambutnya, dan mendapat kembali kekuatan untuk bertahan hidup.
Kembali kerumah, ruangan yang kosong, namun masih ada atmosfer Meri, rasanya seperti Meri masih disitu, dulu Yoel tidak pernah dengan baik-baik melihat rumah ini, hari ini baru menyadari rumah ini dibereskan Meri dengan begitu ada kehangatan, ketika sampai dikamar, Yoel membuka lemari pakaian,setelan bajunya pun diatur dengan begitu rapi, ini semua sudah disiapkan Meri.
Mata Yoel kembali memerah, saat Meri masih ada ia tidak pernah menghargai itu, lalu saat ini baru menyesal.
Tidak ingin melihat lagi, Yoel menutup lemari, namun tidak tertutup terhambat oleh sesuatu, Yoel kemudian melihat dibawah ada apa yang mengganjal, ia menemukan syal hitam, Yoel teringat saat itu Meri menanyakan syal itu bagus tidak, ternyata ia sudah menyiapkannya.
Yoel memegang syal itu seperti memegang bayi, ia begitu menyesal, semua ketulusan yang Meri berikan dirusak oleh dia, ia kemudian melihat diujung syal ada tertulis 4 huruf, "Meri." Yoel pun menangis lagi hingga tak bisa mengeluarkan air matanya.
Meri, kamu bahkan sudah mau mati masih memikirkan saya, kamu begitu mencintai saya, kenapa tidak membawa saya juga pergi, masih membiarkan saya hidup sendirian.
5 Tahun Kemudian.
"Billy kecil, kamu larilah pelan-pelan, banyak mobil dijalanan."
Seorang anak berbadan kecil yang menggendong tas ransel di punggungnya, dibelakang diikuti dengan pembantunya yang terengah-engah.
"Sudah dibilang jangan panggil Billy kecil, nama itu begitu tidak enak didengar, teman-teman sekolah saya semuanya menertawakan saya." Ucap laki-laki kecil itu dengan tidak begitu senang.
"Kamu lupa apa yang dikatakan bapak, kamu adalah belahan hatinya bersama nyonya, nyonya melahirkan kamu sampai akhirnya tenaganya, makanya menamakan kamu billy permata kecil." Pembantunya dengan sabar menjelaskan.
Anak laki-laki kecil itu dengan menggendong tas ransel dipunggungnya, tidak terlalu percaya, "kata-kata ini sudah diucapkan berapa kali, tapi saya tidak pernah bertemu dengan mami, mami saya di mana?Ayah kenapa tidak membiarkan saya bertemu dengan mami?Kalian semua membohongi saya, ayah juga sudah hampir setengah bulan tidak pulang kerumah, sama sekali tidak peduli dengan saya, bisa dibilang saya mungkin anak pungut."
"Kamu mengapa bisa mengatakan seperti itu, bapak sibuk kerja."
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseDiamond Lover
LenaUnplanned Marriage
MargeryLove And War
JaneCEO Daddy
TantoMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCintaku Pada Presdir
NingsiMemori Yang Telah Dilupakan×
- Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
- Bab 2 Jantung Hati Yoel
- Bab 3 Penyakit Meri Kambuh
- Bab 4 Meri Takut Gelap
- Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
- Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu
- Bab 7 Anak Dijadikan Tameng
- Bab 8 Ketakutan Siska
- Bab 9 Yoel Kita Bercerai Saja
- Bab 10 Jangan Kasih Tahu Dia Saya Mengindap Penyakit Serius
- Bab 11 Orang Yang Selama Ini Di Cintai Hanya Siska
- Bab 12 Meri Kamu Seharusnya Mati
- Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
- Bab 14 Kamu Tidak Layak Untuk Meri
- Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila
- Bab 16 Apa Sebenarnya Yang Kamu Pikirkan
- Bab 17 Meri Jangan Keras Kepala Lagi
- Bab 18 Setelah Bercerai, Mereka Akan Menikah
- Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit
- Bab 20 Saya Mengidap Kanker, Kamu Percaya?
- Bab 21 Mengapa Kamu Membohongi Saya?
- Bab 22 Detik-detik Akhir Hidup Meri
- Bab 23 Dari Awal Sampai Akhir Hanya Meri Yang Dicintainya
- Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan
- Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
- Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama
- Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
- Bab 28 Ayah, Saya Bertemu Mami
- Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
- Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
- Bab 31 Pertemuan Tony Dan Yoel
- Bab 32 Siapa Saya?
- Bab 33 Saya Ingin Ayah Bersama Dengan Mami
- Bab 34 Ayah Mencium Mami
- Bab 35 Keluarga Harusnya Tidur Bersama
- Bab 36 Saya Siska, Kamu Sudah Lupa Kah?
- Bab 37 Hubungan Kita Sudah Berakhir
- Bab 38 Tertabrak Mobil
- Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia