Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan

Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan

Sudah tidak terhitung berapa kali ia menerobos lampu merah, Yoel begitu tergesa-gesa menuju rumah sakit, sesampai dirumah sakit, ia seperti orang gila yang bertanya dimana Meri, sampai akhirnya ia sampai diruang operasi, ia baru bisa diam, mukanya pucat memandang ruang operasi, seperti udara disekitarnya berhenti, langkah kakinya pun menjadi sangat berat.

Tangisan bayi menarik pandangan Yoel, ia menempel pada pintu, dia senang dan sangat menanti, ini adalah anaknya bersama dengan Meri, lalu ketika ia teringat seberapa kejamnya ia dulu, Yoel jadi takut, ia bagaimana menghadapi Meri dan anaknya, ia tidak layak sebagai ayah.

Lampu ruang operasi dipadamkan, teriak Yoel, "Meri, Meri!"

Dokter keluar, melihat Yoel ia bertanya, "siapa keluarga ibu Meri?"

"Saya, saya!" Yoel terjawab dengan deg-degan.

"Anaknya hidup, tapi ibu Meri, kita sudah berusaha." Kata dokter dengan sedih.

Yoel terdiam ditempatknya, dengan menarik kerah bajuh dokter, "kamu kenapa tidak menyelamatkan Meri, kenapa kamu tidak menyelamatkan dia, cepatlah selamatkan dia!"

"Pak, anda masih bisa melihat ibu Meri untuk terakhir kalinya."

"Tidak, kamu harus selamatkan Meri, ia tidak boleh mati, biarlah saya yang menggantikan Meri, saya rela mati demi dia!" Yoel menangis, ia menahan dokter itu dan tidak ingin melepasnya, ketika kematian sudah didepan, Yoel sudah tidak ada yang bisa ia lakukan, saat itu, ia sangat membenci dirinya sendiri, ia lebih memilih memberikan hidupnya buat Meri, ia juga tidak ingin hidup tanpa Meri.

Lukas mereka pun datang, Lukas melepas tangan Yoel, "Yoel, kamu tenang dulu."

"Yoel, jika kamu memperlakukan Meri dengan lebih baik, tidak dengan begitu kejam, ia pasti tidak akan begitu kesakitan!" Kata Jane dengan sedih.

"Meri saya datang, Yoelmu pun datang."

Yoel mendorong mereka masuk ke ruang operasi, melihat Meri sedang terbaring sekarat di meja operasi, ia menangis seperti anak kecil, ia berlutut di depan Meri, sangat menyesal ia tidak menemaninya, dan malahan membuat dia harus melewati waktu dengan begitu menyakitkan.

Yoel memegang tangan Meri, tangan yang dingin membuat Yoel takut, "Meri, saya datang, saya sangat minta maaf, Meri, saya mencintai kamu, tidak peduli saya lupa ingatan atau tidak, yang saya cintai hanya kamu, mohon kamu untuk tetap hidup, berikan saya kesempatan untuk menebus dosa saya, kalau kamu tidak ada, bagaimana saya bisa hidup."

Meri memejamkan mata, mendengar suara penyesalan Yoel, air matanya keluar dari sudut matanya, tersisa nafas yang lemah, dengan lemah ia membuka matanya, wajah tampan Yoel yang penuh dengan air mata, sangat tidak diprediksikan ia menangis demi Meri, namun ini semua sudah terlambat, ia sudah sangat capek mencintai Yoel.

"Yoel." Kata Meri dengan lemah.

"Saya disini." Yoel merangkul Meri dan mencium keningnya, "saya sudah ingat, saya sudah ingat semuanya, mohon kamu jangan meninggalkan saya."

Meri menyentuh pipi Yoel, dia sebelumnya sangat ingin menyetuhnya, sangat ingin dirangkul, bisa meninggal dalam rangkulan Yoel tidak lah meninggalkan penyesalan.

"Saya sudah capek, saya sudah tidak bisa mencintai kamu." Ucap Meri, "awalnya saya ingin kamu dengan tenang menikahi Siska, tapi akhirnya kamu juga tahu. Yoel, mati dalam pelukkanmu, bisa dibilang itu sudah memuaskan keinginan saya, tapi mohon kamu perlakukan anak kita dengan baik."

"Kamu jangan bicara, saya akan mencari dokter untuk menyebuhkan kamu, kamu tidak akan mati."

Meri menggelengkan kepala, "saya tidak menyalahkan kamu, ini sudah takdir, jika masih ada kehidupan selanjutnya, kita janganlah bertemu lagi, lepaskan saya, saya juga akan melepaskan kamu."

Yoel dengan erat memegang tangan Meri, "tidak bisa Meri, berikan saya kesempatan sekali lagi, kamu tidak mencintai saya tidak masalah, biarkan saya mencintai kamu, sakit yang kamu alami selama ini semua karena saya, kali ini saya tidak akan melepaskan kamu."

Meri tersenyum, ia sudah tidak peduli, ia sudah bebas, juga tidak menyesal, hanya berharap Yoel bisa hidup dengan baik-baik saja, tidak peduli ia bersama siapa yang penting bahagia.

"Tidak, utang kita sudah jelas selesai sampai sini!"

Tangan Meri jatuh dari tubuh Yoel, Yoel kaget, ia memegang tangan Meri dan meletakkannya dimukanya, "Meri, kamu belum mati, saya tahu kamu masih hidup, saya salah, kamu bangun, saya seumur hidup tidakan meninggalkan kamu lagi, Meri bangun!"

Yoel menangis sambil memeluk Meri, ia seumur hidup tidak bisa memaafkan dirinya, ia melakukan hal yang begitu bodoh, dengan tangannya sendiri ia merusak wanita yang paling dicintainya.

"Meri!"

Teriakkan sedih dan suara suram bergema di seluruh rumah sakit.

Yoel tidak bisa percaya kebahagiaan antara dia dan Meri begitu singkat, ia baru saja pulih ingatannya, tapi Meri sudah meninggalkannya selamanya.

Yoel pulang kerumah dengan mabuk, membuka pintu, jelas-jelas tahu dirumah sudah tidak ada Meri, namun ia masih berteriak, "Meri, saya pulang."

"Yoel." Siska menyambut.

Yoel mengangkat kepala melihat Siska, ia tertawa dengan dingin, ini adalah hal paling lucu yang pernah ia lihat.

Siska memegang tangannya terus dilepaskan oleh Yoel, Yoel dengan dingin berkata, "Siska, kamu membuat strategi yang begitu bagus, sekarang ia sudah meninggal, kamu puas?"

Siska penuh air mata, "bukan Yoel, saya karena terlalu mencintai kamu, saya juga tidak tahu Meri mengidap kanker perut stadium akhir."

Yoel begitu membenci Siska begitu juga dengan dirinya sendiri, demi Siska ia melakukan berapa banyak hal bukan ia sendiri, "jangan bilang kamu cinta saya, kamu tahu sekarang seberapa saya membenci kamu?Saya masih bisa bersuara, ini karena saya masih belum membuat perhitungan dengan kamu, kamu pergi menemani Meri, kita pergi menyusul Meri."

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu